Permintaan Donor Plasma Konvalesen Tinggi, Ini Syaratnya Bagi Para Penyintas
loading...
A
A
A
BANDUNG - Selain metode pengobatan, penanganan terhadap pasien COVID-19 juga dilakukan dengan memberikan plasma konvalesen, untuk merangsang pembentukan antibodi terhadap virus Corona.
Namun begitu, metode ini diperlukan kesadaran dari masyarakat yang pernah terpapar COVID-19 dan menjalani perawatan.
Karena, plasma darah mantan pasien COVID ini akan diambil dan disuntikkan kepada pasien yang sedang menjalani perawatan.
Terapi plasma konvalesen adalah plasma darah yang didapatkan dari proses donor dari para penyintas COVID-19 yang sudah dinyatakan sembuh.
Menurut Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Bandung, Uke Muktimanah, donor plasma konvalesen diambil dari para penyintas COVID-19 yang sudah sembuh dengan kriteria tertentu. "Tujuannya untuk memberikan terapi menambah atau meningkatkan antibodi bagi pasien COVID-19," kata dia.
Kendati begitu, ada ketentuan bagi mereka yang akan menjadi pendonor. Yaitu bukan Orang Tanpa Gejala (OTG) tetapi orang yang pernah dirawat di rumah sakit dengan gejala.
Kemudian harus sudah negatif dengan swab test polymerase chain reaction (PCR) dan menjalani beberapa tahapan tes atau pemeriksaan.
Berusia antara 18 - 60 tahun, berat badan di atas 50 kg, dan penyintas tersebut juga harus sudah negatif PCR-nya. Saat mendonorkan, 14 hari setelah sembuh sampai dengan 12 minggu.
Baca juga: Usai Disegel, Pusat Perbelanjaan di Bandung Patuhi Aturan PPKM
"Kalau sudah memenuhi syarat, datanglah ke PMI. Nanti ada protokolnya diperiksa antibodi yang harus sesuai standar. Karena tujuan pemberiannya agar donor yang berkualitas dan meningkatkan imun pada pasien." terang dia.
Dia menambahkan, pengambilan donor plasma konvalesen tersebut menggunakan metode apheresis. Dengan mesin tersebut akan terkumpul komponen plasmanya saja.
Baca juga: Kasus COVID-19 Meningkat, Permintaan Plasma Konvalesen di Bandung Tinggi
"Seperti trombosit yang diambil, trombositnya saja. Kalau donor darah biasa itu darahnya diambil (seluruh komponennya) nanti diproduksi. Bedanya di situ saja. Ada faktor risikonya, tapi sangat kecil. Asal nanti kita memang seleksinya sudah benar-benar harus orang yang sehat," lanjutnya.
Namun begitu, metode ini diperlukan kesadaran dari masyarakat yang pernah terpapar COVID-19 dan menjalani perawatan.
Karena, plasma darah mantan pasien COVID ini akan diambil dan disuntikkan kepada pasien yang sedang menjalani perawatan.
Terapi plasma konvalesen adalah plasma darah yang didapatkan dari proses donor dari para penyintas COVID-19 yang sudah dinyatakan sembuh.
Menurut Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Bandung, Uke Muktimanah, donor plasma konvalesen diambil dari para penyintas COVID-19 yang sudah sembuh dengan kriteria tertentu. "Tujuannya untuk memberikan terapi menambah atau meningkatkan antibodi bagi pasien COVID-19," kata dia.
Kendati begitu, ada ketentuan bagi mereka yang akan menjadi pendonor. Yaitu bukan Orang Tanpa Gejala (OTG) tetapi orang yang pernah dirawat di rumah sakit dengan gejala.
Kemudian harus sudah negatif dengan swab test polymerase chain reaction (PCR) dan menjalani beberapa tahapan tes atau pemeriksaan.
Berusia antara 18 - 60 tahun, berat badan di atas 50 kg, dan penyintas tersebut juga harus sudah negatif PCR-nya. Saat mendonorkan, 14 hari setelah sembuh sampai dengan 12 minggu.
Baca juga: Usai Disegel, Pusat Perbelanjaan di Bandung Patuhi Aturan PPKM
"Kalau sudah memenuhi syarat, datanglah ke PMI. Nanti ada protokolnya diperiksa antibodi yang harus sesuai standar. Karena tujuan pemberiannya agar donor yang berkualitas dan meningkatkan imun pada pasien." terang dia.
Dia menambahkan, pengambilan donor plasma konvalesen tersebut menggunakan metode apheresis. Dengan mesin tersebut akan terkumpul komponen plasmanya saja.
Baca juga: Kasus COVID-19 Meningkat, Permintaan Plasma Konvalesen di Bandung Tinggi
"Seperti trombosit yang diambil, trombositnya saja. Kalau donor darah biasa itu darahnya diambil (seluruh komponennya) nanti diproduksi. Bedanya di situ saja. Ada faktor risikonya, tapi sangat kecil. Asal nanti kita memang seleksinya sudah benar-benar harus orang yang sehat," lanjutnya.
(boy)