Di Tengah Pandemi COVID-19, Ekraf Majalengka Dukung Musisi Keluarkan Album
loading...
A
A
A
MAJALENGKA - Di tengah masa pandemi COVID-19, pelaku ekonomi kreatif (Ekraf) di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, mencoba untuk tetap melakukan aktivitas kreatifnya. Selama satu tahun ke depan, Komite Ekraf Majalengka mencoba untuk mendorong lahirnya enam album dari para musisi lokal.
Kabid Ekraf Disparbud Majalengka, Arief Gunawan mengatakan, lahirnya album tersebut sebagai salah satu tahapan yang perlu dilalui, oleh para pelaku Ekraf . Dengan demikian, setiap produk yang dihasilkannya akan memiliki nilai tambah. "Sehingga berdaya saing tinggi, mudah diakses, dan terlindungi secara hukum," kata dia, Rabu (13/1/2021).
Terpisah, Kasi Kesenian dan Kebudayaan Disparbud Didin Aminudin mengatakan, akhir-akhir ini para musisi di Majalengka sejatinya sudah banyak yang telah melahirkan karya lagu hingga di angka puluhan. Namun, jelas dia, sebagian besar dari mereka masih berkutat di level kreasi .
"Tugas komite Ekraf itu mengawal lima proses Ekraf . Kreasi, produksi, distribusi, konsumsi, dan konservasi. Untuk bidang musik, kebanyakan musisi di sini masih di level kreasi. Tidak sedikit musisi kita yang sudah punya puluhan lagu, tapi tidak berlanjut ke pembuatan album," kata Didin yang juga pengurus Komite Ekraf Majalengka .
Atas pertimbangan itu, jelas dia, Komite Ekraf menargetkan bisa mengawal daya kreatif musisi di Majalengka untuk menempuh level selanjutnya. Diharapkan, akan ada enam album yang akan dilaunching pada 2021 ini.
"Proses kreasi, itu hak prerogatif dari si musisi itu. Masuk level produksi, akan ada banyal pihak yang terlibat. Begitu juga saat masuk level distribusi, akan lebih banyak lagi pihak. Kami targetkan selama 2021 ini akan mendampimgi teman-teman untuk melaunching enam album," papar dia.
Lebih jauh Didin menjelaskan, di Kabupaten Majalengka sejatinya sudah ada kalangan seniman dari salah satu bidang yang susah sampai level konsumsi. Dengan demikian, jelas dia, ada satu tahap lagi yang harus dilewati oleh yang bersangkutan. "Konservasi. Dari sini, bagaimana karya seni itu bisa jadi Ekraf , bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga orang lain. Itu yang Komite Ekraf lakukan," jelas Didin.
Kabid Ekraf Disparbud Majalengka, Arief Gunawan mengatakan, lahirnya album tersebut sebagai salah satu tahapan yang perlu dilalui, oleh para pelaku Ekraf . Dengan demikian, setiap produk yang dihasilkannya akan memiliki nilai tambah. "Sehingga berdaya saing tinggi, mudah diakses, dan terlindungi secara hukum," kata dia, Rabu (13/1/2021).
Terpisah, Kasi Kesenian dan Kebudayaan Disparbud Didin Aminudin mengatakan, akhir-akhir ini para musisi di Majalengka sejatinya sudah banyak yang telah melahirkan karya lagu hingga di angka puluhan. Namun, jelas dia, sebagian besar dari mereka masih berkutat di level kreasi .
"Tugas komite Ekraf itu mengawal lima proses Ekraf . Kreasi, produksi, distribusi, konsumsi, dan konservasi. Untuk bidang musik, kebanyakan musisi di sini masih di level kreasi. Tidak sedikit musisi kita yang sudah punya puluhan lagu, tapi tidak berlanjut ke pembuatan album," kata Didin yang juga pengurus Komite Ekraf Majalengka .
Atas pertimbangan itu, jelas dia, Komite Ekraf menargetkan bisa mengawal daya kreatif musisi di Majalengka untuk menempuh level selanjutnya. Diharapkan, akan ada enam album yang akan dilaunching pada 2021 ini.
"Proses kreasi, itu hak prerogatif dari si musisi itu. Masuk level produksi, akan ada banyal pihak yang terlibat. Begitu juga saat masuk level distribusi, akan lebih banyak lagi pihak. Kami targetkan selama 2021 ini akan mendampimgi teman-teman untuk melaunching enam album," papar dia.
Lebih jauh Didin menjelaskan, di Kabupaten Majalengka sejatinya sudah ada kalangan seniman dari salah satu bidang yang susah sampai level konsumsi. Dengan demikian, jelas dia, ada satu tahap lagi yang harus dilewati oleh yang bersangkutan. "Konservasi. Dari sini, bagaimana karya seni itu bisa jadi Ekraf , bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga orang lain. Itu yang Komite Ekraf lakukan," jelas Didin.
(eyt)