Waliyah Zaenab, Penyebar Islam Pulau Bawean yang Dituduh Pembawa Pegebluk ‘Corona’

Sabtu, 02 Januari 2021 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Sesampainya di Kumalasa, lanjut Salim, Dewi Wardah mendapat penolakan. Selain menjadi satu-satunya perempuan yang dinilai warga tabu, juga sakit. Apalagi di Kumalasa juga ada wabah pagebluk yang diduga dibawa Dewi Wardah.

“Nah, pagebluk itu sama kayak sekarang Corona. Warga Kumalasa tidak ingin wabahnya menukar, makanya beliau ditolak menetap,” urainya.

Akhirnya, melanjutkan perjalanan dan berhenti di Teluk Menangis, Diponggo. Beliau menangis terus. Dan ditolong Mbah Rambut diajak ke rumahnya di sekitar Masjid Dipinggo.

KH Nurul Huda belum menemukan sejarah yang menyebut model Dewi Wardah alias Waliyah Zaenab mengajarkan Islam di Bawean. Hanya kehadiranya diperkirakan mendahului KH Oemar Mas’ud, penyiar Islam Bawean.

Meski begitu, KH Nurukl Huda menambahkan, bila di tempat imam masjid, ada batu hitam yang membekas saat Waliyah Zaenab riyadoh. “Bagi yang paham biasanya berdoa kepada Allah di lokasi itu. Tapi kalau gak tahu berdoanya di makbaroh,” tukasnya.

Makam Waliyah Zaenab sendiri, sangat dikeramatkan. Setidaknya saat itu, ada pesawat atau sesuatu yang lewat di atas makamnya, dipastikan jatuh.

Tidak hanya itu, bila ada warga Kumalasa yang berziara atau datang ke Desa Diponggo, ada yang rusak. Bisa berupa pagar roboh, tebing roboh atau apapun. Karena Waliyah Zaenab tidak berkenan, akibat penolakan dirinya di Kumalasa.

“Itu dahulu. Banyak kakek nenek kami yang cerita. Tapi sekarang yang tidak lagi. Meski begitu, makam Waliyah Zaenab masih tetep keramat,” ungkap KH Nurul Huda.

Setiap hari banyak orang datang berziarah. Tidak hanya dari Bawean atau Gresik. Bahkan, ada yang datang dari Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. “Sebelum COVID-19 setiap hari bisa 200 sampai 250 orang,” pungkasnya.
(msd)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1719 seconds (0.1#10.140)