Hebat, Plastik Berbahan Kentang Ini Bisa Terurai 28 Hari Dalam Tanah, Lho Kok Bisa?
loading...
A
A
A
SURABAYA - Persoalan limbah plastik selama ini belum menemui titik temu di Indonesia. Untuk mengatasi permasalahan ini, seorang mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas plastik berbahan dasar kentang yang dapat dijadikan pakan ternak dan pupuk, serta mudah terurai oleh tanah.
(Baca juga: Dapat Izin Edar, Nantinya Tes COVID-19 dengan GeNose UGM hanya Rp15-25 Ribu)
Hamdan Kafi Magfuri, mahasiswa Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS yang menggagas ide ini. Berdasar pengamatannya, dibanding sebelum masa pandemi, kini banyak masyarakat yang memilih untuk memasak makanan di rumahnya sendiri. Salah satu konsekuensi yang ditimbulkan, adanya penumpukan sampah kantong plastik sekali pakai.
(Baca juga: Ngeri, Inilah Pengakuan Bocah Pembunuh Teller Cantik Bank di Denpasar)
“Lama kelamaan penumpukan kantong plastik ini akan berdampak buruk pada lingkungan,” kata Hamdan, Kamis (31/12/2020).
Dia melanjutkan, permasalahan ini membutuhkan inovasi untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan dampak buruk yang ditimbulkan. Sebab, plastik sendiri merupakan material yang sangat sulit terurai oleh tanah. Panjangnya rantai karbon dalam penyusunan materinya, membuat plastik baru dapat diurai oleh mikroorganisme dalam waktu ratusan hingga ribuan tahun.
“Ide utama yang harus diangkat adalah plastik yang mudah terurai dan memiliki manfaat lain selain menjadi sampah,” jelasnya.
Bermodal riset melalui penelitian-penelitian terdahulu, Hamdan pun menggagas plastik berbahan dasar pati, yang banyak terkandung dalam umbi-umbian. Dari sekian banyak jenis umbi-umbian, Hamdan memilih kentang sebagai bahan utama. Alasannya, ketersediaan kentang di Indonesia sangat melimpah. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), kentang merupakan salah satiu komoditas besar di Indonesia.
Selain itu, dari pemilihan ini Hamdan juga berharap pendapatan petani kentang dapat meningkat kembali. Sebab, kini pendapatan petani kentang di Indonesia terbilang rendah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan nilai harga yang berbeda, antara harga jual petani dengan harga yang dijual di pasar.
“Dalam gagasan ini, rencananya petani kentang sendiri yang akan memproduksi plastik ini,” ungkapnya.
(Baca juga: Dapat Izin Edar, Nantinya Tes COVID-19 dengan GeNose UGM hanya Rp15-25 Ribu)
Hamdan Kafi Magfuri, mahasiswa Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS yang menggagas ide ini. Berdasar pengamatannya, dibanding sebelum masa pandemi, kini banyak masyarakat yang memilih untuk memasak makanan di rumahnya sendiri. Salah satu konsekuensi yang ditimbulkan, adanya penumpukan sampah kantong plastik sekali pakai.
(Baca juga: Ngeri, Inilah Pengakuan Bocah Pembunuh Teller Cantik Bank di Denpasar)
“Lama kelamaan penumpukan kantong plastik ini akan berdampak buruk pada lingkungan,” kata Hamdan, Kamis (31/12/2020).
Dia melanjutkan, permasalahan ini membutuhkan inovasi untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan dampak buruk yang ditimbulkan. Sebab, plastik sendiri merupakan material yang sangat sulit terurai oleh tanah. Panjangnya rantai karbon dalam penyusunan materinya, membuat plastik baru dapat diurai oleh mikroorganisme dalam waktu ratusan hingga ribuan tahun.
“Ide utama yang harus diangkat adalah plastik yang mudah terurai dan memiliki manfaat lain selain menjadi sampah,” jelasnya.
Bermodal riset melalui penelitian-penelitian terdahulu, Hamdan pun menggagas plastik berbahan dasar pati, yang banyak terkandung dalam umbi-umbian. Dari sekian banyak jenis umbi-umbian, Hamdan memilih kentang sebagai bahan utama. Alasannya, ketersediaan kentang di Indonesia sangat melimpah. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), kentang merupakan salah satiu komoditas besar di Indonesia.
Selain itu, dari pemilihan ini Hamdan juga berharap pendapatan petani kentang dapat meningkat kembali. Sebab, kini pendapatan petani kentang di Indonesia terbilang rendah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan nilai harga yang berbeda, antara harga jual petani dengan harga yang dijual di pasar.
“Dalam gagasan ini, rencananya petani kentang sendiri yang akan memproduksi plastik ini,” ungkapnya.