COVID-19 Meningkat, Pemkab Rembang Tutup Pasar dan Obyek Wisata
loading...
A
A
A
REMBANG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang terus berupaya mengantisipasi penularan COVID-19 yang belakangan ini terus meningkat. Salah satunya penutupan pasar dan obyek wisata di daerah itu.
Meski demikian, penutupan seluruh pasar dilakukan sekali seminggu atau setiap hari Jum’at, terhitung mulai tanggal 25 Desember 2020. Sedangkan khusus obyek wisata, ditutup hari Kamis dan Jum’at atau dua hari dalam seminggu. (Baca Juga: Ribuan Santri di Bangkalan Madura Turun ke Jalan Minta Habib Rizieq Dibebaskan)
Bupati Rembang, Abdul Hafidz menjelaskan penutupan tersebut dimanfaatkan untuk penyemprotan disinfektan, sehingga diharapkan bisa menekan penyebaran COVID-19 . Termasuk momentum malam Tahun Baru 2021, Pemkab Rembang meniadakan perayaan.
Dia pun mengajak masyarakat tidak menggelar pesta malam tahun baru, karena dapat memicu kerumunan orang yang rawan menularkan COVID-19. (Baca Juga: Ganjar, Kapolda dan Pangdam Mendadak Sowan Habib Luthfi, Ada Apa?)
Selain itu, juga dilakukan pembatasan operasional/pemberlakuan jam malam bagi usaha warung non modern (seperti warung tiban, warung kopi dan sejenisnya) buka maksimal sampai pukul 22.00 WIB, usaha warung modern (seperti minimarket, supermarket dan sejenisnya) buka maksimal sampai pukul 20.00 WIB dan usaha kafe atau karaoke operasional buka maksimal sampai pukul 22.00 WIB.
Hafidz mengaku, lonjakan luar biasa penderita COVID-19 , harus diimbangi dengan sikap masyarakat lebih disiplin mematuhi protokol kesehatan. Mengingat, upaya-upaya penanganan masih sangat minim. Pihaknya sudah membuat surat edaran, untuk disosialisasikan kepada masyarakat sampai pelosok pedesaan.
“Jadi kalau tidak kita antisipasi, tidak ada langkah strategis akan sangat berbahaya bagi Kabupaten Rembang. Oleh karena itu, saya berharap kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya protokol kesehatan,” imbuhnya. (Baca Juga: Hindari Tes PCR, Terjadi Lonjakan Kedatangan Wisatawan di Bandara Ngurah Rai Bali)
Bupati menekankan, seluruh pembelajaran tatap muka di sekolah yang sempat aktif di sejumlah SMP, dihentikan dulu, guna melindungi keselamatan anak didik, guru maupun warga sekolah lainnya. Pada tingkat desa, Bupati mendorong giat mengaktifkan program jogo tonggo.
Meski demikian, penutupan seluruh pasar dilakukan sekali seminggu atau setiap hari Jum’at, terhitung mulai tanggal 25 Desember 2020. Sedangkan khusus obyek wisata, ditutup hari Kamis dan Jum’at atau dua hari dalam seminggu. (Baca Juga: Ribuan Santri di Bangkalan Madura Turun ke Jalan Minta Habib Rizieq Dibebaskan)
Bupati Rembang, Abdul Hafidz menjelaskan penutupan tersebut dimanfaatkan untuk penyemprotan disinfektan, sehingga diharapkan bisa menekan penyebaran COVID-19 . Termasuk momentum malam Tahun Baru 2021, Pemkab Rembang meniadakan perayaan.
Dia pun mengajak masyarakat tidak menggelar pesta malam tahun baru, karena dapat memicu kerumunan orang yang rawan menularkan COVID-19. (Baca Juga: Ganjar, Kapolda dan Pangdam Mendadak Sowan Habib Luthfi, Ada Apa?)
Selain itu, juga dilakukan pembatasan operasional/pemberlakuan jam malam bagi usaha warung non modern (seperti warung tiban, warung kopi dan sejenisnya) buka maksimal sampai pukul 22.00 WIB, usaha warung modern (seperti minimarket, supermarket dan sejenisnya) buka maksimal sampai pukul 20.00 WIB dan usaha kafe atau karaoke operasional buka maksimal sampai pukul 22.00 WIB.
Hafidz mengaku, lonjakan luar biasa penderita COVID-19 , harus diimbangi dengan sikap masyarakat lebih disiplin mematuhi protokol kesehatan. Mengingat, upaya-upaya penanganan masih sangat minim. Pihaknya sudah membuat surat edaran, untuk disosialisasikan kepada masyarakat sampai pelosok pedesaan.
“Jadi kalau tidak kita antisipasi, tidak ada langkah strategis akan sangat berbahaya bagi Kabupaten Rembang. Oleh karena itu, saya berharap kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya protokol kesehatan,” imbuhnya. (Baca Juga: Hindari Tes PCR, Terjadi Lonjakan Kedatangan Wisatawan di Bandara Ngurah Rai Bali)
Bupati menekankan, seluruh pembelajaran tatap muka di sekolah yang sempat aktif di sejumlah SMP, dihentikan dulu, guna melindungi keselamatan anak didik, guru maupun warga sekolah lainnya. Pada tingkat desa, Bupati mendorong giat mengaktifkan program jogo tonggo.
(nic)