Ya Tuhan! Gadis Kecil Ini 10 Tahun Hanya Tergolek di Tempat Tidur
loading...
A
A
A
PANGKEP - Malang niang nasib gadis kecil ini, Salma (15) warga Jalan Kelapa Kelurahan Biraeng, Kecamatan Minasatene, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dia hanya bisa tergolek di tempat tidur 10 tahun terakhir.
Gadis kecil itu menderita lumpuh akibat ventrycolumegaly hypoplasia selebri atau gangguan fungsi otak yang diperparah dengan gizi buruk. Akibatnya, nyaris tak ada kegiatan apa-apa yang dia lakukan, untuk kebutuhan pribadinya seperti makan, mandi dan berpakaian, semua dibantu oleh ibunya Hamsinah (54). Keluarga yang miskin tak bisa berbuat banyak, Hamsinah mengaku hanya bisa berharap keajaiban dari Tuhan, gadis kecilnya itu bisa kembali normal seperti dulu.
Hamsinah menuturkan, saat lahir hingga berusia 3 tahun, pertumbuhan Salma normal seperti anak pada umumnya. Dia bisa berjalan dan berbicara. Kelumpuhan berawal ketika Salma berusia 3 tahun sempat terjatuh ketika bermain. Sejak itu, gadis kecilnya mulai sakit dan susah berjalan. “Sejak jatuh itu dia mulai sakit. Setiap jalan lima langkah jatuh lagi, lama-lama tidak bisami lagi jalan,” tuturnya haru. (Baca Juga: Oknum Legislator Pangkep yang Terlibat Video Mesum Mengaku Dijebak)
Sekarang kata Hamsinah, semuanya harus dibantu. “Kalau dia mau mandi, bapaknya yang gendong ke kamar mandi, saya menunggunya disana,” ujarnya. Bapaknya Salma, Lewai (54) juga tak lagi berpenghasilan setelah menderita sakit jantung. Dulunya, dia pedagang es keliling. Hamsinah menjadi satu-satunya penopang ekonomi keluarga ini.
Ia menjadi buruh lepas pengusaha jahit. Ia menerima upah dari setiap pesanan jahitan sang bos, namun itu juga tak rutin. “Saya terus berharap dia bisa sembuh seperti dulu lagi," ucapnya. (Baca Juga: DPRD Pangkep Sepakat Lanjutkan Pembahasan APBD Perubahan)
Kepala Puskesmas Minasatene , Nurul Mukmin mengatakan, pihaknya mendampingi Salma sejak 2017. Dia mengatakan, dari hasil diagnosa, Salma juga menderita gangguan tumbuh kembang yang membuat pertumbuhannya lamban.
“Dokter memang menyarankan kita untuk berobat di Makassar di rumah sakit yang bisa menangani secara khusus. Dan itu sudah pernah dilakukan. Namun karena faktor biaya di Makassar, sehingga pasien memilih pulang,” ungkapnya. (Baca Juga: Ketua DPRD Parepare Positif Covid-19, Prokes Diperketat di Kantor Dewan)
Saat ini, untuk kebutuhan susu dan popok Salma, Yayasan Peduli Berbagi rutin memberikannya. Founder yayasan ini, Tajuddin Mustaming mengatakan, saat ini pihaknya fokus penggalangan dana untuk persiapan jika Salma dirujuk ke Makassar.“Selain kebutuhan sehari-hari. Kita mempersiapkan dana juga kalau tiba-tiba dia dirujuk ke Makassar untuk perawatan yang lebih baik,” ujarnya.
Gadis kecil itu menderita lumpuh akibat ventrycolumegaly hypoplasia selebri atau gangguan fungsi otak yang diperparah dengan gizi buruk. Akibatnya, nyaris tak ada kegiatan apa-apa yang dia lakukan, untuk kebutuhan pribadinya seperti makan, mandi dan berpakaian, semua dibantu oleh ibunya Hamsinah (54). Keluarga yang miskin tak bisa berbuat banyak, Hamsinah mengaku hanya bisa berharap keajaiban dari Tuhan, gadis kecilnya itu bisa kembali normal seperti dulu.
Hamsinah menuturkan, saat lahir hingga berusia 3 tahun, pertumbuhan Salma normal seperti anak pada umumnya. Dia bisa berjalan dan berbicara. Kelumpuhan berawal ketika Salma berusia 3 tahun sempat terjatuh ketika bermain. Sejak itu, gadis kecilnya mulai sakit dan susah berjalan. “Sejak jatuh itu dia mulai sakit. Setiap jalan lima langkah jatuh lagi, lama-lama tidak bisami lagi jalan,” tuturnya haru. (Baca Juga: Oknum Legislator Pangkep yang Terlibat Video Mesum Mengaku Dijebak)
Sekarang kata Hamsinah, semuanya harus dibantu. “Kalau dia mau mandi, bapaknya yang gendong ke kamar mandi, saya menunggunya disana,” ujarnya. Bapaknya Salma, Lewai (54) juga tak lagi berpenghasilan setelah menderita sakit jantung. Dulunya, dia pedagang es keliling. Hamsinah menjadi satu-satunya penopang ekonomi keluarga ini.
Ia menjadi buruh lepas pengusaha jahit. Ia menerima upah dari setiap pesanan jahitan sang bos, namun itu juga tak rutin. “Saya terus berharap dia bisa sembuh seperti dulu lagi," ucapnya. (Baca Juga: DPRD Pangkep Sepakat Lanjutkan Pembahasan APBD Perubahan)
Kepala Puskesmas Minasatene , Nurul Mukmin mengatakan, pihaknya mendampingi Salma sejak 2017. Dia mengatakan, dari hasil diagnosa, Salma juga menderita gangguan tumbuh kembang yang membuat pertumbuhannya lamban.
“Dokter memang menyarankan kita untuk berobat di Makassar di rumah sakit yang bisa menangani secara khusus. Dan itu sudah pernah dilakukan. Namun karena faktor biaya di Makassar, sehingga pasien memilih pulang,” ungkapnya. (Baca Juga: Ketua DPRD Parepare Positif Covid-19, Prokes Diperketat di Kantor Dewan)
Saat ini, untuk kebutuhan susu dan popok Salma, Yayasan Peduli Berbagi rutin memberikannya. Founder yayasan ini, Tajuddin Mustaming mengatakan, saat ini pihaknya fokus penggalangan dana untuk persiapan jika Salma dirujuk ke Makassar.“Selain kebutuhan sehari-hari. Kita mempersiapkan dana juga kalau tiba-tiba dia dirujuk ke Makassar untuk perawatan yang lebih baik,” ujarnya.
(nic)