Hari Jadi Gowa Sebagai Bentuk Apresiasi Nilai Budaya dan Adat Istiadat
loading...
A
A
A
GOWA - Pemerintah Kabupaten Gowa , kembali memperingati Hari Jadi Gowa (HJG) yang ke-700 pada Selasa, (17/11/2020). Hal ini dinilai sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya dan adat istiadat di daerah tersebut.
Meskipun diperingati di masa pandemi Covid-19, namun makna yang terkandung didalamnya bukan hanya sekedar rutinitas semata.
Pjs Bupati Gowa , Andi Aslam Patonangi mengatakan, peringatan Hari Jadi Gowa merupakan bentuk apresiasi terhadap nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang harus dijaga dan dilestarikan.
Untuk itu kata dia, Pemerintah Kabupaten Gowa pada peringatan HJG ke-700 tahun kali ini mengusung tema 'Dengan Semangat Gowa Religius, Kita Perkuat Kolaborasi dalam Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Peningkatan Kualitas Demokrasi'.
Tema ini menurut Aslam, memberikan penyadaran kepada semua pihak tentang pentingnya menggali dan menghidupkan karakter indentitas budaya lokal yang sarat dengan nilai religius.
"Hal ini yang akan menjadikan Daerah Gowa memiliki jati diri dan berpengaruh terhadap pembentukan watak dan karakter masyarakat," tuturnya saat menyampaikan sambutan Bupati Gowa pada rapat paripurna dalam rangka Hari Jadi Gowa yang berlangsung di Kantor DPRD Gowa, Selasa (17/11/ 2020).
Aslam menyebutkan, peringatan HJG ini sarat dengan makna dan hakikat yang dalam dimana semua dapat melakukan kilas balik sejarah.
Gowa telah melahirkan banyak tokoh kenamaan. Ada tiga tokoh yang menjadi pahlawan nasional yaitu I Mallombasi Daeng Mattawang Sultan Hasanuddin yang diberi gelar Ayam Jantan dari Timur, Syekh Yusuf Al Makassary yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional didua negara yakni Indonesia dan Afrika Selatan dan yang terkahir adalah Karaeng Pattingalloang.
"Momentum Hari jadi Gowa ini hendaknya dapat membawa semangat kolaborasi melakukan pembenahan dengan tetap menjaga suasana yang kondusif," harapnya.
Dalam kesempatan itu juga, Aslam Patonangi turut menyampaikan berbagai prestasi yang mampu diraih kabupaten Gowa mulai dari bidang infrastruktur, kesehatan, pendidikan, pertanian, keagamaan, UMKM hingga tata kelola pemerintahan.
Pada bidang infrastruktur kata Aslam, dalam kurun waktu empat tahun atau 2016-2019, Pemkab Gowa telah telah membangun jalan sepanjang 528,81 KM, yang terdiri dari 462,41 KM jalan aspal, 52,457 KM jalan beton, 13,92 KM penerasan jalan, 19,54 KM pembangunan talud serta 22 jembatan yang telah dirampungkan.
" Pemkab Gowa berkomitmen dalam perbaikan infrastruktur, terbukti dengan menganggarkan minimal 20 persen dari total APBD secara konsisten, sehingga hingga saat ini 528,81 KM telah dibangun, revitalisasi RTH yang sudah rampung, pedestrian, renovasi stadion kalegowa dan revitalisasi Balla Lompoa," katanya.
Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, pada momentum ini semangat Kabupaten Gowa tidak boleh kendor dengan keadaan dan kondisi saat ini.
Apalagi Gowa menjadi salah satu pembangunan proyek strategis nasional yaitu Pembangunan Bendungan Jenelata yang saat ini telah masuk pada tahap pembebahasan lahan.
"Pembangunan Jenelata sudah mulai pembahasan lahan. Fungisnya adalah untuk mengantisipasi banjir dan mereduksi volume air hingga ribuan kubik dengan kemampuan irigasi yaitu 26.773 hektar," jelasnya.
Ia berharap, Gowa sebagai salah satu pintu masuk ke Kota Makassar bisa berkontribusi dalam kemajuan Sulsel dan menjadi pemasuk pangan terbesar di Sulsel.
Meskipun diperingati di masa pandemi Covid-19, namun makna yang terkandung didalamnya bukan hanya sekedar rutinitas semata.
Pjs Bupati Gowa , Andi Aslam Patonangi mengatakan, peringatan Hari Jadi Gowa merupakan bentuk apresiasi terhadap nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang harus dijaga dan dilestarikan.
Untuk itu kata dia, Pemerintah Kabupaten Gowa pada peringatan HJG ke-700 tahun kali ini mengusung tema 'Dengan Semangat Gowa Religius, Kita Perkuat Kolaborasi dalam Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Peningkatan Kualitas Demokrasi'.
Tema ini menurut Aslam, memberikan penyadaran kepada semua pihak tentang pentingnya menggali dan menghidupkan karakter indentitas budaya lokal yang sarat dengan nilai religius.
"Hal ini yang akan menjadikan Daerah Gowa memiliki jati diri dan berpengaruh terhadap pembentukan watak dan karakter masyarakat," tuturnya saat menyampaikan sambutan Bupati Gowa pada rapat paripurna dalam rangka Hari Jadi Gowa yang berlangsung di Kantor DPRD Gowa, Selasa (17/11/ 2020).
Aslam menyebutkan, peringatan HJG ini sarat dengan makna dan hakikat yang dalam dimana semua dapat melakukan kilas balik sejarah.
Gowa telah melahirkan banyak tokoh kenamaan. Ada tiga tokoh yang menjadi pahlawan nasional yaitu I Mallombasi Daeng Mattawang Sultan Hasanuddin yang diberi gelar Ayam Jantan dari Timur, Syekh Yusuf Al Makassary yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional didua negara yakni Indonesia dan Afrika Selatan dan yang terkahir adalah Karaeng Pattingalloang.
"Momentum Hari jadi Gowa ini hendaknya dapat membawa semangat kolaborasi melakukan pembenahan dengan tetap menjaga suasana yang kondusif," harapnya.
Dalam kesempatan itu juga, Aslam Patonangi turut menyampaikan berbagai prestasi yang mampu diraih kabupaten Gowa mulai dari bidang infrastruktur, kesehatan, pendidikan, pertanian, keagamaan, UMKM hingga tata kelola pemerintahan.
Pada bidang infrastruktur kata Aslam, dalam kurun waktu empat tahun atau 2016-2019, Pemkab Gowa telah telah membangun jalan sepanjang 528,81 KM, yang terdiri dari 462,41 KM jalan aspal, 52,457 KM jalan beton, 13,92 KM penerasan jalan, 19,54 KM pembangunan talud serta 22 jembatan yang telah dirampungkan.
" Pemkab Gowa berkomitmen dalam perbaikan infrastruktur, terbukti dengan menganggarkan minimal 20 persen dari total APBD secara konsisten, sehingga hingga saat ini 528,81 KM telah dibangun, revitalisasi RTH yang sudah rampung, pedestrian, renovasi stadion kalegowa dan revitalisasi Balla Lompoa," katanya.
Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, pada momentum ini semangat Kabupaten Gowa tidak boleh kendor dengan keadaan dan kondisi saat ini.
Apalagi Gowa menjadi salah satu pembangunan proyek strategis nasional yaitu Pembangunan Bendungan Jenelata yang saat ini telah masuk pada tahap pembebahasan lahan.
"Pembangunan Jenelata sudah mulai pembahasan lahan. Fungisnya adalah untuk mengantisipasi banjir dan mereduksi volume air hingga ribuan kubik dengan kemampuan irigasi yaitu 26.773 hektar," jelasnya.
Ia berharap, Gowa sebagai salah satu pintu masuk ke Kota Makassar bisa berkontribusi dalam kemajuan Sulsel dan menjadi pemasuk pangan terbesar di Sulsel.
(agn)