Lumbung Pangan Jatim Dianggap Mampu Kontrol Inflasi
loading...
A
A
A
SURABAYA - Program Lumbung Pangan Jatim dianggap mampu menjadi kontrol inflasi daerah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan, tingkat inflasi hingga Oktober 2020 sebesar 0,72%. Sedangkan tingkat inflasi dari tahun ke tahun 1,39%.
Kepala Biro Administrasi Perekonomian Setdaprov Jatim, Tiat Sutiarti Suwardi mengatakan, Lumbung pangan Jatim telah menjangkau 38 kabupaten/kota dengan pusatnya berada di Kota Surabaya. Kota Surabaya dipilih sebagai pusat kegiatan Lumbung Pangan Jatim karena bobot inflasinya terbesar. (Baca juga: Ratusan Petani di Tuban Hadang Truk Pupuk, Ini Pemicunya )
“Stabilitas harga komoditas strategis harus dijaga karena komoditas strategis berkontribusi terhadap garis kemiskinan. Jika harga naik, maka garis kemiskinan naik dan berdampak pada naiknya masyarakat miskin," katanya, Rabu (11/11/2020).
Misalnya saja beras, komoditas ini berkontribusi 25,97% Garis Kemiskinan Desa dan 20,59% Garis Kemiskinan Kota. Kemudian, telur ayam ras berkontribusi 3,53% Garis Kemiskinan Desa dan 4,26% Garis Kemiskinan Kota, lalu Gula berkontribusi 2,89% Garis Kemiskinan Desa dan 2,06% Garis Kemiskinan Kota.
Selanjutnya, Daging Ayam Ras berkontribusi 2,28% Garis Kemiskinan Desa dan 3,83% Garis Kemiskinan Kota. Mie Instan berkontribusi 2,16% Garis Kemiskinan Desa dan 2,40% Garis Kemiskinan Kota, serta berbagai komoditas strategis lain. “Semua komoditas tersebut dijual di Lumbung Pangan Jatim dengan harga di bawah harga pasar dan tentunya gratis ongkir, ini yang menjadi kontrol inflasi,” kata Tiat.(Baca juga: Politik Keluarga Pak Tjip Terbelah di Pilkada Surabaya, WS: Saya Tetap di Garis Partai )
Program Lumbung Pangan Jatim direncanakan akan berakhir bulan Desember, saat ini kata Tiat, pihaknya melakukan evaluasi kelanjutan program tersebut. “Kita masih evaluasi, dan menunggu arahan gubernur. Namun, kita akan memulai untuk menyiapkan sistem logistik daerah," ujarnya.
Ketua Pelaksana Lumbung Pangan Jatim, Mirza Muttaqien mengatakan, sejak dibuka hingga saat ini, total penjualan Lumbung Pangan Jatim telah mencatat angka Rp20,3 miliar. Dari jumlah itu, penjualan via daring Rp9,5 miliar, dan penjualan di outlet di Jatim Expo mencapai Rp10,7 miliar.
“Komoditas yang paling laku adalah gula pasir, minyak goreng, mie instan, telur, beras medium, beras premium, ayam frozen, bawang putih dan ikan fillet dori,” pungkas Mirza
Kepala Biro Administrasi Perekonomian Setdaprov Jatim, Tiat Sutiarti Suwardi mengatakan, Lumbung pangan Jatim telah menjangkau 38 kabupaten/kota dengan pusatnya berada di Kota Surabaya. Kota Surabaya dipilih sebagai pusat kegiatan Lumbung Pangan Jatim karena bobot inflasinya terbesar. (Baca juga: Ratusan Petani di Tuban Hadang Truk Pupuk, Ini Pemicunya )
“Stabilitas harga komoditas strategis harus dijaga karena komoditas strategis berkontribusi terhadap garis kemiskinan. Jika harga naik, maka garis kemiskinan naik dan berdampak pada naiknya masyarakat miskin," katanya, Rabu (11/11/2020).
Misalnya saja beras, komoditas ini berkontribusi 25,97% Garis Kemiskinan Desa dan 20,59% Garis Kemiskinan Kota. Kemudian, telur ayam ras berkontribusi 3,53% Garis Kemiskinan Desa dan 4,26% Garis Kemiskinan Kota, lalu Gula berkontribusi 2,89% Garis Kemiskinan Desa dan 2,06% Garis Kemiskinan Kota.
Selanjutnya, Daging Ayam Ras berkontribusi 2,28% Garis Kemiskinan Desa dan 3,83% Garis Kemiskinan Kota. Mie Instan berkontribusi 2,16% Garis Kemiskinan Desa dan 2,40% Garis Kemiskinan Kota, serta berbagai komoditas strategis lain. “Semua komoditas tersebut dijual di Lumbung Pangan Jatim dengan harga di bawah harga pasar dan tentunya gratis ongkir, ini yang menjadi kontrol inflasi,” kata Tiat.(Baca juga: Politik Keluarga Pak Tjip Terbelah di Pilkada Surabaya, WS: Saya Tetap di Garis Partai )
Program Lumbung Pangan Jatim direncanakan akan berakhir bulan Desember, saat ini kata Tiat, pihaknya melakukan evaluasi kelanjutan program tersebut. “Kita masih evaluasi, dan menunggu arahan gubernur. Namun, kita akan memulai untuk menyiapkan sistem logistik daerah," ujarnya.
Ketua Pelaksana Lumbung Pangan Jatim, Mirza Muttaqien mengatakan, sejak dibuka hingga saat ini, total penjualan Lumbung Pangan Jatim telah mencatat angka Rp20,3 miliar. Dari jumlah itu, penjualan via daring Rp9,5 miliar, dan penjualan di outlet di Jatim Expo mencapai Rp10,7 miliar.
“Komoditas yang paling laku adalah gula pasir, minyak goreng, mie instan, telur, beras medium, beras premium, ayam frozen, bawang putih dan ikan fillet dori,” pungkas Mirza
(msd)