Pesawat N219 Bakal Diproduksi Massal hingga Dibuat Versi Amfibi
loading...
A
A
A
BANDUNG - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) berencana memproduksi pesawat N219 Nurtanio sebanyak empat unit per tahun, setelah proses sertifikasi dijadwalkan selesaikan pada akhir tahun ini. Kemampuan tersebut akan terus dikembangkan, menyesuaikan pesanan pasar.
Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro mengungkapkan, pesawat N219 secara khusus dirancang untuk dapat mendukung program Jembatan Udara sesuai dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik
Untuk Angkutan Barang Dari Dan Ke Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan. Pesawat N219 dapat menjangkau daerah dengan kondisi geografis berbukit-bukit dengan landasan pendek dan tidak dipersiapkan.(Baca juga: Garap Kerja Sama Service Pesawat, PTDI Optimistis Kuasai Pasar Dalam Negeri )
Pada tahap awal, PTDI bakal memproduksi pesawat N219 akan dibuat 4 unit pesawat N219 dengan menggunakan kapasitas produksi yang saat ini tersedia. Selanjutnya PTDI akan melakukan upgrading fasilitas produksi dengan sistem automasi pada manufacturing. Sehingga secara bertahap kemampuan delivery akan terus meningkat sesuai dengan kebutuhan pasar.
“Produksi pesawat N219 dimulai dari empat pesawat per tahun. Tapi untuk memenuhi market share akan dilakukan upgrading fasilitas produksi dengan sistem automasi," kata Elfien Goentoro, Selasa (10/11/2020).
Selain mampu terbang di landasan pendek, pesawat N219 juga nantinya akan dikembangkan menjadi pesawat amphibi. Sehingga dapat lepas landas dan mendarat dari darat maupun dari permukaan air. (Baca juga:Hampir Selesai, Sertifikasi Pesawat N219 Buatan PTDI Jalani 426 Jam Terbang)
“Inovasi dari pesawat N219 nantinya akan dikembangkan menjadi varian amphibi, sehingga akan mengurangi biaya infrastruktur untuk pembuatan bandara”, tambah Elfien Goentoro.
Pesawat N219 versi amphibi akan dapat lepas landas di bandara yang minim infrastruktur. Sehingga diharapkan dengan inovasi transportasi udara tersebut, kedepannya semua tujuan destinasi pariwisata dapat dicapai dengan menggunakan pesawat N219 amphibi.
Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro mengungkapkan, pesawat N219 secara khusus dirancang untuk dapat mendukung program Jembatan Udara sesuai dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik
Untuk Angkutan Barang Dari Dan Ke Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan. Pesawat N219 dapat menjangkau daerah dengan kondisi geografis berbukit-bukit dengan landasan pendek dan tidak dipersiapkan.(Baca juga: Garap Kerja Sama Service Pesawat, PTDI Optimistis Kuasai Pasar Dalam Negeri )
Pada tahap awal, PTDI bakal memproduksi pesawat N219 akan dibuat 4 unit pesawat N219 dengan menggunakan kapasitas produksi yang saat ini tersedia. Selanjutnya PTDI akan melakukan upgrading fasilitas produksi dengan sistem automasi pada manufacturing. Sehingga secara bertahap kemampuan delivery akan terus meningkat sesuai dengan kebutuhan pasar.
“Produksi pesawat N219 dimulai dari empat pesawat per tahun. Tapi untuk memenuhi market share akan dilakukan upgrading fasilitas produksi dengan sistem automasi," kata Elfien Goentoro, Selasa (10/11/2020).
Selain mampu terbang di landasan pendek, pesawat N219 juga nantinya akan dikembangkan menjadi pesawat amphibi. Sehingga dapat lepas landas dan mendarat dari darat maupun dari permukaan air. (Baca juga:Hampir Selesai, Sertifikasi Pesawat N219 Buatan PTDI Jalani 426 Jam Terbang)
“Inovasi dari pesawat N219 nantinya akan dikembangkan menjadi varian amphibi, sehingga akan mengurangi biaya infrastruktur untuk pembuatan bandara”, tambah Elfien Goentoro.
Pesawat N219 versi amphibi akan dapat lepas landas di bandara yang minim infrastruktur. Sehingga diharapkan dengan inovasi transportasi udara tersebut, kedepannya semua tujuan destinasi pariwisata dapat dicapai dengan menggunakan pesawat N219 amphibi.
(msd)