Aktifitas Vulkanik Merapi Meningkat, Warga di Kawasan Rawan Bencana Giatkan Ronda Malam
loading...
A
A
A
BOYOLALI - Warga yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Merapi di Desa Jrakah, Tlogolele dan Klakah Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali menggiatkan ronda malam.
Ini dilakukan untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu gunung teraktif di Indonesia tersebut erupsi, warga bisa cepat melakukan langkah penyelamatan.
Seperti yang dilakukan warga Desa Jrakah, Kecamatan Selo. Sejak Gunung Merapi berstatus waspada, menggiatkan kegiatan ronda. Itu merupakan bentuk kewaspadaan warga dalam mengantisipasi bencana erupsi Gunung Merapi yang sudah menjadi kearifan lokal masyarakat. (BACA JUGA: Ratusan Warga Magelang Mulai Diungsikan, Antisipasi Erupsi Merapi)
“Sejak aktivitas Gunung Merapi meningkat, warga langsung melakukan langkah antisipasi dan meningkatkan kewaspadaan. Warga meningkatkan kegiatan ronda untuk memantau perkembangan situasi. Ini sudah menjadi kearifan lokal turun temurun," kata seorang warga Surono, Sabtu (7/11/2020).
Sementara itu, BPBD Kabupaten Boyolali sejauh ini telah melakukan mitigasi dan langkah kesiapsiagaan terhadap ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi. BPBD telah menyiapkan skema penanganan sesuai protokol kesehatan COVID-19.
"Kami sudah menyiapkan sejumlah langkah kesiapsiagaan. Langkah yang dilakukan antara lain menyiapkan 100.000 masker," kata Kepala BPBD Kabupaten Boyolali Bambang Sinung.
Dia menjelaskan, di wilayah Kabupaten Boyolali terdapat desa yang lokasi geografisnya berdekatan dengan Gunung Merapi sehingga masuk dalam zona bahaya erupsi Gunung Merapi. Desa tersebut, yaitu Tlogolele, Klakah, dan Jrakah.
Adapun jumlah penduduk di tiga desa yang rawan terdampak erupsi Gunung Merapi itu, sebanyak sekitar 9.612 jiwa tersebar pada 10 dusun. Jumlah penduduk terbanyak berada di Desa Jrakah, yakni sebanyak 5.157 jiwa. (BACA JUGA: Status Gunung Merapi Siaga, Ratusan Warga di Magelang Mengungsi)
"Saya imbau seluruh aktivitas pada wilayah masuk zona KRB III baik berupa penambangan, pendakian maupun wisata supaya dihentikan sementara," ujarnya.
Ini dilakukan untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu gunung teraktif di Indonesia tersebut erupsi, warga bisa cepat melakukan langkah penyelamatan.
Seperti yang dilakukan warga Desa Jrakah, Kecamatan Selo. Sejak Gunung Merapi berstatus waspada, menggiatkan kegiatan ronda. Itu merupakan bentuk kewaspadaan warga dalam mengantisipasi bencana erupsi Gunung Merapi yang sudah menjadi kearifan lokal masyarakat. (BACA JUGA: Ratusan Warga Magelang Mulai Diungsikan, Antisipasi Erupsi Merapi)
“Sejak aktivitas Gunung Merapi meningkat, warga langsung melakukan langkah antisipasi dan meningkatkan kewaspadaan. Warga meningkatkan kegiatan ronda untuk memantau perkembangan situasi. Ini sudah menjadi kearifan lokal turun temurun," kata seorang warga Surono, Sabtu (7/11/2020).
Sementara itu, BPBD Kabupaten Boyolali sejauh ini telah melakukan mitigasi dan langkah kesiapsiagaan terhadap ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi. BPBD telah menyiapkan skema penanganan sesuai protokol kesehatan COVID-19.
"Kami sudah menyiapkan sejumlah langkah kesiapsiagaan. Langkah yang dilakukan antara lain menyiapkan 100.000 masker," kata Kepala BPBD Kabupaten Boyolali Bambang Sinung.
Dia menjelaskan, di wilayah Kabupaten Boyolali terdapat desa yang lokasi geografisnya berdekatan dengan Gunung Merapi sehingga masuk dalam zona bahaya erupsi Gunung Merapi. Desa tersebut, yaitu Tlogolele, Klakah, dan Jrakah.
Adapun jumlah penduduk di tiga desa yang rawan terdampak erupsi Gunung Merapi itu, sebanyak sekitar 9.612 jiwa tersebar pada 10 dusun. Jumlah penduduk terbanyak berada di Desa Jrakah, yakni sebanyak 5.157 jiwa. (BACA JUGA: Status Gunung Merapi Siaga, Ratusan Warga di Magelang Mengungsi)
"Saya imbau seluruh aktivitas pada wilayah masuk zona KRB III baik berupa penambangan, pendakian maupun wisata supaya dihentikan sementara," ujarnya.
(vit)