Zona Bahaya Gunung Lewotobi Laki-laki Turun Jadi 4 Km
loading...
![Zona Bahaya Gunung Lewotobi...](https://pict.sindonews.net/webp/732/pena/news/2025/02/09/174/1527381/zona-bahaya-gunung-lewotobi-lakilaki-turun-jadi-4-km-tnx.webp)
PVMBG menurunkan zona bahaya Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT radius 4 Km dari pusat erupsi. Foto/SindoNews
A
A
A
JAKARTA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan zona bahaya Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) radius 4 Km dari pusat erupsi per Sabtu, 8 Februari 2025 pukul 15.00 WITA. Sementara, di wilayah sektor Barat daya – Timur laut Gunungapi sejauh 5 km.
Meski begitu, berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh dari pemantauan visual dan instrumental, menunjukkan aktivitas visual dan kegempaan pada Gunung Lewotobi Laki-laki menurun namun relatif masih tinggi, sehingga tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki ditetapkan masih pada Level III (Siaga).
PVMBG melaporkan periode 1 hingga 7 Februari 2025, menunjukkan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki turun cukup signifikan, rata-rata tinggi kolom erupsinya 400-700 meter dibandingkan dengan periode sebelumnya yakni 700-1600 meter.
“Masih Terlihat sinar api yang samar di sekitar puncak mengindikasikan adanya lava yang terdorong ke permukaan sehingga dapat teramati saat malam hari adanya pancaran warna merah di area puncak,” tulis PVMBG, Minggu (9/2/2025).
Pada periode ini gempa embusan turun cukup signifikan mengindikasikan tekanan dari dalam lemah. Asap embusan pada area sekitar puncak pada sisi barat laut yang membentuk seperti rekahan cenderung tipis-tebal sedangkan pada tembusan solfatara sisi timur laut terlihat tipis.
“Adanya asap kawah (solfatara) ini disebabkan adanya zona alterasi (zona lemah), sehingga terlihat asap solfatara yang keluar dari area tersebut. Area tersebut dapat berpotensi terjadi “directed blast” (erupsi langsung searah) yang dapat terjadi ke arah barat laut-timur laut dari Gunung Lewotobi Laki-laki,” tulisnya.
Sementara itu, PVMBG juga mencatat gempa letusan pada periode ini sedikit berkurang dibandingkan dengan periode sebelumnya, hal ini mengindikasikan masih adanya suplai magma meskipun kecil namun berpotensi dapat menjadi erupsi.
Gempa harmonik jumlahnya sedikit menurun mengindikasikan adanya pergerakan fluida ataupun pelepasan gas dari magma yang mengisi rekahan cenderung menurun namun masih berada pada kedalaman yang dangkal yang bergerak ke arah permukaan.
Meski begitu, berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh dari pemantauan visual dan instrumental, menunjukkan aktivitas visual dan kegempaan pada Gunung Lewotobi Laki-laki menurun namun relatif masih tinggi, sehingga tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki ditetapkan masih pada Level III (Siaga).
PVMBG melaporkan periode 1 hingga 7 Februari 2025, menunjukkan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki turun cukup signifikan, rata-rata tinggi kolom erupsinya 400-700 meter dibandingkan dengan periode sebelumnya yakni 700-1600 meter.
“Masih Terlihat sinar api yang samar di sekitar puncak mengindikasikan adanya lava yang terdorong ke permukaan sehingga dapat teramati saat malam hari adanya pancaran warna merah di area puncak,” tulis PVMBG, Minggu (9/2/2025).
Pada periode ini gempa embusan turun cukup signifikan mengindikasikan tekanan dari dalam lemah. Asap embusan pada area sekitar puncak pada sisi barat laut yang membentuk seperti rekahan cenderung tipis-tebal sedangkan pada tembusan solfatara sisi timur laut terlihat tipis.
“Adanya asap kawah (solfatara) ini disebabkan adanya zona alterasi (zona lemah), sehingga terlihat asap solfatara yang keluar dari area tersebut. Area tersebut dapat berpotensi terjadi “directed blast” (erupsi langsung searah) yang dapat terjadi ke arah barat laut-timur laut dari Gunung Lewotobi Laki-laki,” tulisnya.
Sementara itu, PVMBG juga mencatat gempa letusan pada periode ini sedikit berkurang dibandingkan dengan periode sebelumnya, hal ini mengindikasikan masih adanya suplai magma meskipun kecil namun berpotensi dapat menjadi erupsi.
Gempa harmonik jumlahnya sedikit menurun mengindikasikan adanya pergerakan fluida ataupun pelepasan gas dari magma yang mengisi rekahan cenderung menurun namun masih berada pada kedalaman yang dangkal yang bergerak ke arah permukaan.