Anggotanya Hajar Intel Kodim Saat Touring Motor Gede, HOG SBC Minta Maaf
loading...
A
A
A
BANDUNG - Harley Owners Group ( HOG ) Siliwangi Bandung Chapter (SBC) menyatakan, permohonan maaf menyusul anggotanya yang terlibat kasus penganiayaan terhadap prajurit TNI di Bukittinggi, Sumatera Barat. (Baca juga: Keroyok 2 Intel Kodim, Dua Anggota Rombongan Motor Gede Ditahan Polisi )
Selain menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Bukittinggi, khususnya Kodim setempat, HOG SBC juga menyatakan, menghormati proses hukum terhadap anggotanya yang terlibat kasus yang akhirnya menimbulkan kegaduhan tersebut.
"Kami atas nama HOG SBC memohon maaf kepada seluruh korban pemukulan yang dilakukan oleh anggota HOG SBC . Kami memohon maaf kepada seluruh anggota TNI, khususnya Kodim (setempat) serta memohon maaf kepada seluruh masyarakat Sumatera Barat, khususnya Kabupaten Bukit Tinggi," tutur Humas HOG SBC , Epriyanto saat dihubungi wartawan melalui telepon selularnya, Sabtu (31/10/2020).
Diketahui, kasus penganiayaan tersebut menjadi perbincangan di media sosial setelah dua anggota HOG SBC terlibat kasus penganiayaan. Peristiwa dugaan pemukulan yang diketahui terjadi pada Jumat (30/10/2020) kemarin itu terekam dalam sebuah video yang tersebar di media sosial. (Baca juga: Selain Keroyok Anggota TNI, Rombongan Motor Gede Juga Pecahkan Kaca Mobil Warga Sipil )
Dalam video, sejumlah orang berjaket kulit dan celana jins terlibat pertikaian dengan dua orang anggota TNI berpakaian bebas. Tak sedikit dari rombongan yang diduga anggota HOG SBC ikut melerai keributan.
Epriyanto memastikan, HOG SBC menghormati proses hukum yang tengah dijalani dua anggotanya yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dan menjalani penahanan di Polres Bukit Tinggi.
Lebih lanjut dia mengatakan, salah satu agenda rutin HOG SBC adalah touring. Insiden penganiayaan itu, kata Apriyanto, terjadi di tengah agenda touring rute Bandung-Sabang-Medan yang diikuti 21 anggota. (Baca juga: Lewat Aplikasi Grab, Wanita Cantik di Bengkulu Bongkar Perselingkuhan Suami )
"Jadi, ini kebetulan ada kegiatan touring dari Bandung, Sabang, dan Medan. Tidak ada yang pakai joki. Total ada 21 orang. 16 anggota yang mengendarai motor, sisanya nunggu di hotel (motornya di-towing). Berangkat Senin (26/10/2020) pagi sampai dengan 8 November," jelas Apriyanto.
Namun, agenda itu terpaksa dibatalkan di tengah jalan setelah insiden terjadi. Semua anggota kembali ke Bandung menggunakan pesawat terbang, sedangkan kendaraan yang digunakan anggotanya akan diantarkan menggunakan jasa towing. "Untuk agenda, kami menghormati proses hukum, menghormati korban, kita memutuskan balik ke Bandung," ujarnya.
Selain menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Bukittinggi, khususnya Kodim setempat, HOG SBC juga menyatakan, menghormati proses hukum terhadap anggotanya yang terlibat kasus yang akhirnya menimbulkan kegaduhan tersebut.
"Kami atas nama HOG SBC memohon maaf kepada seluruh korban pemukulan yang dilakukan oleh anggota HOG SBC . Kami memohon maaf kepada seluruh anggota TNI, khususnya Kodim (setempat) serta memohon maaf kepada seluruh masyarakat Sumatera Barat, khususnya Kabupaten Bukit Tinggi," tutur Humas HOG SBC , Epriyanto saat dihubungi wartawan melalui telepon selularnya, Sabtu (31/10/2020).
Diketahui, kasus penganiayaan tersebut menjadi perbincangan di media sosial setelah dua anggota HOG SBC terlibat kasus penganiayaan. Peristiwa dugaan pemukulan yang diketahui terjadi pada Jumat (30/10/2020) kemarin itu terekam dalam sebuah video yang tersebar di media sosial. (Baca juga: Selain Keroyok Anggota TNI, Rombongan Motor Gede Juga Pecahkan Kaca Mobil Warga Sipil )
Dalam video, sejumlah orang berjaket kulit dan celana jins terlibat pertikaian dengan dua orang anggota TNI berpakaian bebas. Tak sedikit dari rombongan yang diduga anggota HOG SBC ikut melerai keributan.
Epriyanto memastikan, HOG SBC menghormati proses hukum yang tengah dijalani dua anggotanya yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dan menjalani penahanan di Polres Bukit Tinggi.
Lebih lanjut dia mengatakan, salah satu agenda rutin HOG SBC adalah touring. Insiden penganiayaan itu, kata Apriyanto, terjadi di tengah agenda touring rute Bandung-Sabang-Medan yang diikuti 21 anggota. (Baca juga: Lewat Aplikasi Grab, Wanita Cantik di Bengkulu Bongkar Perselingkuhan Suami )
"Jadi, ini kebetulan ada kegiatan touring dari Bandung, Sabang, dan Medan. Tidak ada yang pakai joki. Total ada 21 orang. 16 anggota yang mengendarai motor, sisanya nunggu di hotel (motornya di-towing). Berangkat Senin (26/10/2020) pagi sampai dengan 8 November," jelas Apriyanto.
Namun, agenda itu terpaksa dibatalkan di tengah jalan setelah insiden terjadi. Semua anggota kembali ke Bandung menggunakan pesawat terbang, sedangkan kendaraan yang digunakan anggotanya akan diantarkan menggunakan jasa towing. "Untuk agenda, kami menghormati proses hukum, menghormati korban, kita memutuskan balik ke Bandung," ujarnya.