Sering Terjadi Gempa di Gunung Rinjani, Ini Penjelasan Pos Pantau PVMBG Sembalun
loading...
A
A
A
LOMBOK TIMUR - Meski beberapa kali terjadi gempa lokal dan tektonik di Kawasan Gunung Rinjani dan Gunung Baru Jari di Sembalun, Lombok Timur tapi masih aman bagi para pendaki. Saat ini status Gunung Rinjani adalah Waspada level II dan aman bagi pendaki dari radius 1,5 kilometer dari puncak.
Pengamat Pos Pantau Gunung Api Rinjani Sembalun Galih mengatakan, dari data Pos Pengamatan Gunung Rinjani Sembalun Lombok Timur per 18 Oktober 2020 gempa terekam dari seismograf terjadi satu kali dengan low frekuensi, dua kali gempa vulkanik, lima kali lokal dan empat kali gempa jauh. (Baca:Kapolda Jawa Tengah Bocorkan Mengapa Demo UU Cipta Kerja Mudah Disusupi Provokator)
“Gempa-gempa tersebut hanya dirasakan di sekitaran Gunung Barujari. Dengan kekuatan gempa rata rata dua hingga 3 skala richter. Dengan kekuatan gempa tersebut pendakian masih aman di Areal Ground Camping Pelawangan,” kata Galih, Senin (19/10/2020).
Kondisi ini, kata dia, tidak banyak mempengaruhi areal Gunung Rinjani namun sangat berdampak terhadap Gunung Baru Jari yang berada tepat sebelah Rinjani.
“Karena itu pendaki tidak boleh mendekati gunung ini kecuali dari radius aman yaitu 1,5 kilometer para pendaki harus mematuhi imbauan ini karena bagaimanapun gunung api tidak diketahui kapan waktunya meletus dan hanya bisa dideteksi,” timpalnya. (Bisa diklik: Dua Pemuda Berduel dengan Senjata Parang dan Senapan Angin, 1 Tewas)
Menurut dia, pemantauan Gunung Rinjani dilakukan setiap saat untuk mengantisipasi adanya letusan besar. "Petugas memasang alat deteksi l sehingga bisa cepat mengirim sinyal ke station atau PSO Pengamat Sembalun. Hasil pengamatannya disampaikan langsung ke Balai Taman Nasional Gunung Rinjani sebagai acuan pendakian," tandasnya.
Lihat Juga: Paslon Jagoan Partai Perindo Luthfi - Wahid Bakal Terbitkan Kartu Lotim Pintar dan Sehat
Pengamat Pos Pantau Gunung Api Rinjani Sembalun Galih mengatakan, dari data Pos Pengamatan Gunung Rinjani Sembalun Lombok Timur per 18 Oktober 2020 gempa terekam dari seismograf terjadi satu kali dengan low frekuensi, dua kali gempa vulkanik, lima kali lokal dan empat kali gempa jauh. (Baca:Kapolda Jawa Tengah Bocorkan Mengapa Demo UU Cipta Kerja Mudah Disusupi Provokator)
“Gempa-gempa tersebut hanya dirasakan di sekitaran Gunung Barujari. Dengan kekuatan gempa rata rata dua hingga 3 skala richter. Dengan kekuatan gempa tersebut pendakian masih aman di Areal Ground Camping Pelawangan,” kata Galih, Senin (19/10/2020).
Kondisi ini, kata dia, tidak banyak mempengaruhi areal Gunung Rinjani namun sangat berdampak terhadap Gunung Baru Jari yang berada tepat sebelah Rinjani.
“Karena itu pendaki tidak boleh mendekati gunung ini kecuali dari radius aman yaitu 1,5 kilometer para pendaki harus mematuhi imbauan ini karena bagaimanapun gunung api tidak diketahui kapan waktunya meletus dan hanya bisa dideteksi,” timpalnya. (Bisa diklik: Dua Pemuda Berduel dengan Senjata Parang dan Senapan Angin, 1 Tewas)
Menurut dia, pemantauan Gunung Rinjani dilakukan setiap saat untuk mengantisipasi adanya letusan besar. "Petugas memasang alat deteksi l sehingga bisa cepat mengirim sinyal ke station atau PSO Pengamat Sembalun. Hasil pengamatannya disampaikan langsung ke Balai Taman Nasional Gunung Rinjani sebagai acuan pendakian," tandasnya.
Lihat Juga: Paslon Jagoan Partai Perindo Luthfi - Wahid Bakal Terbitkan Kartu Lotim Pintar dan Sehat
(sms)