Phadil dan Gaston, Kisah Persahabatan Manusia dengan Beruang Madu di Bukittinggi

Minggu, 27 September 2020 - 06:30 WIB
loading...
A A A
Berbekal rasa kasihan dan ilmu perawatan hewan buas secara otodidak, Phadil merawat Gaston dengan penuh kasih sayang hingga gaston pulih dari trauma.

Sejak saat itu, Gaston cenderung tergantung kepada Phadil dan seperti menganggap Phadil sebagai pengganti induknya.

"Kondisinya saat itu karena masih bayi jadi kami merasa kasihan. Kami rawat dengan sepenuh hati sampai dia sebesar sekarang. Dia pernah mencakar dan melukai, jiwa liarnya itu masih ada. Jadi sewaktu-waktu kalau misalnya dia seperti tadi ketakutan atau apa, dia pasti menggigit," kata Phadil.

Dalam sehari phadil berinteraksi dengan gaston dalam waktu minimal satu jam, mulai dari membersihkan kandang, memberi makan, hingga melakukan pengawasan. "Pengalaman paling berkesan ketika Gaston masih kecil. Gaston sering digendong untuk berinteraksi dengan pengunjung," ujar Phadil.

Risiko berteman dengan binatang buas mesti ditanggung Phadil. Tak jarang dia mendapat luka kecil karena Gaston senang menggigit dan mencakar saat bermain. Namun luka kecil itu tidak diindahkan oleh Phadil sebagai bentuk rasa cintanya pada Gaston. "Kunci menaklukan hewan buas adalah merawatnya dengan penuh kasih sayang," tutur dia.

Bagi yang ingin menyaksikan Phadil berinteraksi dengan Gaston, pengunjung Kinantan Zoo dapat melihat ke kandang beruang yang terletak di ujung bagian timur kebun binatang, sekitar pukul 8 atau 9 pagi, saat phadil masuk kandang dan memberi makan gaston dan beruang lain.

Namun hati-hati, setiap interaksi antara Phadil dan Gaston tidak boleh ditiru. Jika menemukan beruang di alam liar, segeralah menghindar karena satu cakaran maupun gigitannya mampu merenggut nyawa manusia.
(awd)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1571 seconds (0.1#10.140)