Jangan Anggap Sepele Nyeri Dada, Segera Deteksi Jika Timbul Gejala

Senin, 21 September 2020 - 10:12 WIB
loading...
A A A
dr. Tri Adi Mylano, Sp.JP (K), FIHA., dari Siloam Hospitals Dhirga Surya Medan ini pun menyarankan agar masyarakat yang merasakan gejala nyeri pada dada agar segera deteksi dini.

"Atau segera ke IGD rumah sakit terdekat bila merasakan nyeri dada seperti ditekan, menjalar ke rahang, lengan, leher, atau tembus ke belakang dengan disertai keringat dingin, pusing juga muntah dan jantung berdebar", imbuhnya mengingatkan.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan Siloam Hospitals Jambi dr Evi Supriadi SpJP(K) FIHA FAsCC menambahkan bisanya nyeri dada terjadi pada penyakit jantung koroner. Hal ini ditandai nyeri dada atau rasa tidak enak dengan gejala yang sangat khas, seperti tertusuk, terbakar, tertimpa benda berat, nyeri ulu hati. Biasanya dirasakan saat aktifitas atau stres.

“Nyeri jantung tidak dapat dipengaruhi pernapasan atau batuk, posisi tubuh atau gerakan, dan tidak ada kaitan dengan kondisi lain, seperti herpes zoster dan trauma,” jelasnya.

Sedangkan nyeri dada berat atau serangan jantung, dr Evi memaparkan biasanya menunjukan nyeri pada sewaktu istirahat dan biasanya terus menerus, nyeri pertama kali dengan kualitas yang berat dan hebat, nyeri baru yang meningkat dibandingkan nyeri sebelumnya, dan nyeri tidak stabil yang terjadi pada pasien yang pernah mengalami serangan jantung sebelumnya. (BACA JUGA: KPU Medan: Kami Siap Jika Pilkada Ditunda atau Tetap Dilaksanakan Desember 2020)

Faktor Risiko dan Pengobatan

Dr Tri Adi menjelaskan ada fakta risiko yang menyebabkan seseorang terkena penyakit jantung. Pertama, usia, semakin seseorang bertambah tua, risiko terkena serangan jantung dan jantung koroner meningkat.

Kedua, jenis kelamin. Sebuah temuan terbaru menyebutkan wanita memiliki faktor risiko yang eksklusif. Ketiga, merokok, kebiasaan ini dapat menyebabkan meningkatnya risiko seseorang terserang penyakit jantung.

Keempat, kurang aktivitas, kemudian alkohol, diet tidak sehat, obesitas keturunan atau riwayat keluarga hipertensi, diabetes, kolesterol jahat yang tinggi, dan terakhir stress.

Sementara itu, dr Evi menegaskan untuk mencegah terjadinya penyakit jantung disarankan untuk menerapkan pola hidup SEHAT, yaitu seimbangan gizi, enyahkan rokok, hindari stres, dan atasi tekanan darah dan gula darah, dan teratur serta terukur berolahraga dengan minimal sebanyak 150 menit selama satu minggu atau 30 menit sebanyak empat kali seminggu.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4258 seconds (0.1#10.24)