Pemudik Ini Lolos Tiba di Gunungkidul Tanpa Pemeriksaan Sejak dari Jakarta

Senin, 04 Mei 2020 - 21:16 WIB
loading...
Pemudik Ini Lolos Tiba di Gunungkidul Tanpa Pemeriksaan Sejak dari Jakarta
Lokasi isolasi mandiri salah satu pemudik di Kalitekuk,Semin,Gunungkidul. FOTO : SINDOnews/Suharjono
A A A
GUNUNGKIDUL - Nasib baik dialami salah satu pemudik asal Gunungkidul. Rasa was-was sejak memutuskan pulang ke kampung halaman Sabtu (2/5/2020) berbanding terbalik ketika esok harinya dia bisa menginjakkan kaki di kampung halaman di desa Kalitekuk, Semin.

Dia adalah Gityanti,40, salah satu pemudik asal Kecamatan Semin. Setelah dua bulan serasa hidup dalam kerangkeng ketika penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta, tiba-tiba Gityanti nekat ingin pulang kampung. Pada Sabtu lalu, janda beranak satu ini mendapatkan telpon dari salah satu sopir langganan bus yang kebetulan membawa mobil kecil mengantar bahan makanan dari kampung untuk kerabat di Jakarta.

"Saya awalnya ragu. Namun oleh sopir langganan saya diyakinkan Insya Allah aman bisa sampai rumah. Dari situ saya nekat. Saya ditawari harga Rp700 ribu," tuturnya ketika dihubungi SINDOnews Minggu (4/5/2020).( )

Rasa was-was ketika pertama di dalam kendaraan adalah pintu penjagaan di Cikarang. Di lokasi tersebut dia melihat ratusan mobil travel terparkir. Namun saat dia melintas di pos penjagaan sekitar pukul 17. 30 WIB ternyata pos penjagaan kosong. "Saya langsung mengucap syukur karena lolos pertama keluar Jakarta. Saya heran tidak ada petugas sama sekali," imbuhnya.

Hal yang sama setelah smapai Cilampek. Di lokasi ini lagi lagi mobil Suzuki APV yang ditumpangi berhasil terus melaju karena penjaga juga tidak berada di tempat.

"Ini kok jalan hanya milik kami karena suasana lengang sekali. Begitu juga di Pejagan yang biasanya kendaraan macet tidak terlihat petugas dan kami lolos melalui melalui jalur Purwokerto," lanjut dia seakan tidak percaya yang sedang dijalani untuk bisa pulang kampung.

Yanti di Jakarta hidup sebagai wedding organiser. Lantaran sepi order diapun mulai bingung. Setiap hari dia hanya terkurung di rumah kontrakan. Dia keluar hanya membeli makanan kemudian langsung kembali ke kontrakan.

"Bagaimana tidak stres dengan situasi di Jakarta seperti itu mas, akhirnya saya nekat meskipun hampir putus asa di dalam mobil saat mulai perjalanan," lanjut dia.

Minggu pagi (4/5/2020) begitu sampai kampung halamannya dia langsung disemprot disinfektan dan langsung diminta mandi dan mengganti semua baju yang dikenakan. Meskipun harus isolasi mandiri dia menerimanya.

"Dan saya tahu konsekuensi. Meskipun menjadi pembicaraan tetangga namun saya siap dan saya mengikuti protokol yang ada," lanjutnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1618 seconds (0.1#10.140)