Cerita Warga Gunungkidul Konsumsi Belalang: Rasanya Kayak Udang, Harganya Rp190 Per Kg
loading...
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana mewacanakan bakal menjadikan serangga sebagai menu Makan Bergizi Gratis di daerah tertentu. Alasannya, dia menganggap ada daerah yang sudah mengkonsumsinya sejak lama.
Dadan menyebut belalang sudah lazim dikonsumsi di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyarta (DIY). Pun demikian dengan ulat juga dimakan di daerah ini. Konon di Papua juga mengkonsumsi ulat sagu sebagai makanan sehari-hari.
Di Gunungkidul, belalang memang menjadi makanan yang sangat lazim dikonsumsi. Rasanya yang gurih layaknya udang terkadang membuat ketagihan. Di wilayah ini, belalang biasanya dimasak dengan cara digoreng biasa ataupun dimasak bumbu bacem baru kemudian digoreng.
Yuni, warga Kalurahan Gading, Kecamatan Playen, Gunungkidul mengaku sesekali membuat walang goreng untuk dimakan sendiri dan kadang disimpan untuk lauk. Paling sering dia menggoreng belalang di musim padi hendak dipanen.
"Saya seringnya memasak walang dami. Dami itu berasal dari kata damen (batang daun padi)," tuturnya.
Biasanya dia mendapatkan belalang Dami dari tetangganya yang sering berburu di sawah. Dia mendapatkan walang dami 1 botol air mineral ukuran 500 ml seharga Rp30.000-Rp50.000.
Sesekali dia juga turut berburu belalang dami ini ke sawah. Belalang dami hanya bisa didapatkan antara waktu maghrib hingga isya. Jika di luar jam tersebut, maka belalang Dami sangat sulit untuk didapatkan.
"Biasanya ada di balik daun. Harus jeli karena warnanya sama dengan daun," ujarnya.
Dadan menyebut belalang sudah lazim dikonsumsi di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyarta (DIY). Pun demikian dengan ulat juga dimakan di daerah ini. Konon di Papua juga mengkonsumsi ulat sagu sebagai makanan sehari-hari.
Di Gunungkidul, belalang memang menjadi makanan yang sangat lazim dikonsumsi. Rasanya yang gurih layaknya udang terkadang membuat ketagihan. Di wilayah ini, belalang biasanya dimasak dengan cara digoreng biasa ataupun dimasak bumbu bacem baru kemudian digoreng.
Yuni, warga Kalurahan Gading, Kecamatan Playen, Gunungkidul mengaku sesekali membuat walang goreng untuk dimakan sendiri dan kadang disimpan untuk lauk. Paling sering dia menggoreng belalang di musim padi hendak dipanen.
"Saya seringnya memasak walang dami. Dami itu berasal dari kata damen (batang daun padi)," tuturnya.
Biasanya dia mendapatkan belalang Dami dari tetangganya yang sering berburu di sawah. Dia mendapatkan walang dami 1 botol air mineral ukuran 500 ml seharga Rp30.000-Rp50.000.
Sesekali dia juga turut berburu belalang dami ini ke sawah. Belalang dami hanya bisa didapatkan antara waktu maghrib hingga isya. Jika di luar jam tersebut, maka belalang Dami sangat sulit untuk didapatkan.
"Biasanya ada di balik daun. Harus jeli karena warnanya sama dengan daun," ujarnya.
Baca Juga