Pemprov Gorontalo Belajar Pengelolaan Wisata Duta COVID-19 Sulsel
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Program wisata duta COVID-19 yang diinisiasi pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) dilirik pemerintah pusat. Bahkan, program ini akhirnya mulai diadaptasi untuk diterapkan provinsi lain secara nasional.
Di Sulsel, program ini masih intensif dilakukan sebagai upaya memutus mata rantai penularan COVID-19 . Berkat program tersebut, hingga saat ini dilaporkan sebanyak 4.867 warga Sulsel yang terkonfirmasi positif COVID-19 tanpa gejala (OTG), sudah dinyatakan sehat.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi program yang dinisiasi Pemprov Sulsel. Bahkan Airlangga meminta, Pemprov DKI Jakarta menerapkan program serupa untuk meningkatkan angka kesembuhan pasien COVID-19 di Ibu Kota negara tersebut.
Bak gayung bersambut, hal ini juga mendapat perhatian dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) . Dalam rapat terbatas soal Laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional beberapa waktu lalu, Jokowi menyebut pemerintah segera menyiapkan hotel yang akan dipakai untuk mengisolasi pasien virus korona bergejala ringan atau OTG di Jakarta.
Mendapat apresiasi dari pusat, program wisata duta COVID-19 juga mulai dilirik daerah lain. Provinsi Gorontalo misalnya, secara khusus datang berkunjung ke Sulsel melakukan studi wawasan untuk belajar tata pengelolaan program wisata duta COVID-19 Sulsel.
Kedatangan pemerintah Provinsi (pemprov) Gorontalo itu dikonfirmasi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel, Muhammad Ichsan Mustari. "Tadi dari Provinsi Gorontalo telah datang belajar pengelolaan wisata duta COVID-19 Sulsel," ungkap Ichsan kepada SINDOnews, Selasa (15/9/2020).
Ichsan menjelaskan, program wisata duta COVID-19 merupakan inovasi Gubernur Sulsel . Dia menyebut, program wisata duta COVID-19 adalah program yang multifungsi. "Ini merupakan program yang multifungsi. Selain untuk memutuskan mata rantai penularan COVID-19, program ini juga berfungsi untuk menghasilkan edukator COVID-19 dari alumni program ini," tambahnya.
Dia melanjutkan, selama menjalani program ini, para peserta yang notabene berstatus OTG, diberi materi COVID-19 sebagai bahan edukasi bagi mereka. Di mana setelah selesai masa isolasi, mereka bertugas menyosialisasikannya kembali di masyarakat sekitar rumahnya atau lingkungannya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sulsel ini mengemukakan, program wisata duta COVID-19 tidak hanya sebagai upaya meningkatkan angka kesembuhan COVID-19. Di samping dari itu, juga sebagai langkah untuk memulihkan perekonomian akibat dampak COVID-19.
Pemanfaatan hotel untuk isolasi mandiri OTG, untuk membantu sektor usaha tetap berjalan. Selama berada di hotel, para peserta wisata duta COVID-19 juga ditingkatkan gizinya dengan pemberian makanan. Makanan bergizi itu disuplai dengan memberdayakan usaha katering atau pelaku UMKM.
"Jadi dengan program ini, roda ekonomi juga tetap berputar, karena program ini dapat memberdayakan hotel dan mengurangi PHK. Program ini juga sebagai bukti adanya sinergitas antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota," tegas dia.
Dari data Dinkes Sulsel hingga per tanggal 15 September 2020, tercatat sudah ada 5.105 peserta yang masuk dalam program wisata duta COVID-19 Sulsel ini. Di mana 4.922 telah selesai dirawat, lalu 55 orang masih perlu dirujuk di rumah sakit, dan 4.867 sudah dinyatakan sehat. Dengan demikian, masih ada 183 yang masih sementara dirawat.
Diketahui, program wisata duta COVID-19 Sulsel memanfaatkan enam hotel sebagai tempat isolasi mandiri terpusat di Kota Makassar. Hotel itu yakni, Swissbell, Almadera, Harper, Remcy, Grand Palace, dan Hotel Grand Imawan.
Semua warga di 24 kabupaten/kota di Sulsel yang teridentifikasi sebagai OTG, menjalani isolasi mandiri di hotel-hotel tersebut. "Kebijakannya disatukan saja di Makassar agar dapat mengurangi penularan COVID-19 di kabupaten/kota lain," tandas Ichsan.
Di Sulsel, program ini masih intensif dilakukan sebagai upaya memutus mata rantai penularan COVID-19 . Berkat program tersebut, hingga saat ini dilaporkan sebanyak 4.867 warga Sulsel yang terkonfirmasi positif COVID-19 tanpa gejala (OTG), sudah dinyatakan sehat.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi program yang dinisiasi Pemprov Sulsel. Bahkan Airlangga meminta, Pemprov DKI Jakarta menerapkan program serupa untuk meningkatkan angka kesembuhan pasien COVID-19 di Ibu Kota negara tersebut.
Bak gayung bersambut, hal ini juga mendapat perhatian dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) . Dalam rapat terbatas soal Laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional beberapa waktu lalu, Jokowi menyebut pemerintah segera menyiapkan hotel yang akan dipakai untuk mengisolasi pasien virus korona bergejala ringan atau OTG di Jakarta.
Mendapat apresiasi dari pusat, program wisata duta COVID-19 juga mulai dilirik daerah lain. Provinsi Gorontalo misalnya, secara khusus datang berkunjung ke Sulsel melakukan studi wawasan untuk belajar tata pengelolaan program wisata duta COVID-19 Sulsel.
Kedatangan pemerintah Provinsi (pemprov) Gorontalo itu dikonfirmasi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel, Muhammad Ichsan Mustari. "Tadi dari Provinsi Gorontalo telah datang belajar pengelolaan wisata duta COVID-19 Sulsel," ungkap Ichsan kepada SINDOnews, Selasa (15/9/2020).
Ichsan menjelaskan, program wisata duta COVID-19 merupakan inovasi Gubernur Sulsel . Dia menyebut, program wisata duta COVID-19 adalah program yang multifungsi. "Ini merupakan program yang multifungsi. Selain untuk memutuskan mata rantai penularan COVID-19, program ini juga berfungsi untuk menghasilkan edukator COVID-19 dari alumni program ini," tambahnya.
Dia melanjutkan, selama menjalani program ini, para peserta yang notabene berstatus OTG, diberi materi COVID-19 sebagai bahan edukasi bagi mereka. Di mana setelah selesai masa isolasi, mereka bertugas menyosialisasikannya kembali di masyarakat sekitar rumahnya atau lingkungannya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sulsel ini mengemukakan, program wisata duta COVID-19 tidak hanya sebagai upaya meningkatkan angka kesembuhan COVID-19. Di samping dari itu, juga sebagai langkah untuk memulihkan perekonomian akibat dampak COVID-19.
Pemanfaatan hotel untuk isolasi mandiri OTG, untuk membantu sektor usaha tetap berjalan. Selama berada di hotel, para peserta wisata duta COVID-19 juga ditingkatkan gizinya dengan pemberian makanan. Makanan bergizi itu disuplai dengan memberdayakan usaha katering atau pelaku UMKM.
"Jadi dengan program ini, roda ekonomi juga tetap berputar, karena program ini dapat memberdayakan hotel dan mengurangi PHK. Program ini juga sebagai bukti adanya sinergitas antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota," tegas dia.
Dari data Dinkes Sulsel hingga per tanggal 15 September 2020, tercatat sudah ada 5.105 peserta yang masuk dalam program wisata duta COVID-19 Sulsel ini. Di mana 4.922 telah selesai dirawat, lalu 55 orang masih perlu dirujuk di rumah sakit, dan 4.867 sudah dinyatakan sehat. Dengan demikian, masih ada 183 yang masih sementara dirawat.
Diketahui, program wisata duta COVID-19 Sulsel memanfaatkan enam hotel sebagai tempat isolasi mandiri terpusat di Kota Makassar. Hotel itu yakni, Swissbell, Almadera, Harper, Remcy, Grand Palace, dan Hotel Grand Imawan.
Semua warga di 24 kabupaten/kota di Sulsel yang teridentifikasi sebagai OTG, menjalani isolasi mandiri di hotel-hotel tersebut. "Kebijakannya disatukan saja di Makassar agar dapat mengurangi penularan COVID-19 di kabupaten/kota lain," tandas Ichsan.
(luq)