Narapidana yang Jadi Otak Pencurian Mobil Dijebloskan ke Sel Pengasingan
loading...
A
A
A
"Dia (Ari) masuk ke sini tanggal 6 Agustus. Jadi baru sebulan. Kita sementara investigasi kapan direncanakan kejahatan itu, bagaimana mendapatkan handphone. Kalau ternyata ada yang meminjamkan handphone orang. Orang itu akan kita sanksi juga, termasuk petugas (sipir)," ungkapnya.
Ali mengakui kecolongan akibat membludaknya jumlah narapidana, belum lagi petugas Lapas yang terbilang sedikit dibandingkan warga binaan. Pihaknya selalu berupaya untuk menjaga tingkat stres para narapidana, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kalau mereka mengamuk bahaya kita bisa mati. Bahkan mereka kalau mendengar di luar ada isu atau kritik yang menyinggung mereka jadi panas, bawaannya emosi. Kita juga tidak bisa sidak terus-menerus. Kalau mereka emosi mati semua kita di kantor. Apalagi di masa pandemi ini mereka tidak pernah dijenguk keluarga," tuturnya.
Ali juga merespons terkait sorotan untuk memisahkan blok antara residivis dan non residivis. Dia mengaku hal itu sulit diadakan, karena konsentrasi pihaknya untuk pembinaan, bagaimana supaya mereka dibina lebih baik, sebelum kembali ke lingkungan masyarakat.
"Kecuali kasus-kasus berat yang ancaman hukuman mati seperti pembunuhan dan korupsi itu memang kita pisah. Apalagi tempat juga terbatas, orang juga terbatas. Kami melihatnya pembinaan mereka diajak untuk beribadah, melakukan usaha, memberikan keterampilan, supaya mereka berguna kalau ke luar dari sini," pungkasnya.
Ali mengakui kecolongan akibat membludaknya jumlah narapidana, belum lagi petugas Lapas yang terbilang sedikit dibandingkan warga binaan. Pihaknya selalu berupaya untuk menjaga tingkat stres para narapidana, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kalau mereka mengamuk bahaya kita bisa mati. Bahkan mereka kalau mendengar di luar ada isu atau kritik yang menyinggung mereka jadi panas, bawaannya emosi. Kita juga tidak bisa sidak terus-menerus. Kalau mereka emosi mati semua kita di kantor. Apalagi di masa pandemi ini mereka tidak pernah dijenguk keluarga," tuturnya.
Ali juga merespons terkait sorotan untuk memisahkan blok antara residivis dan non residivis. Dia mengaku hal itu sulit diadakan, karena konsentrasi pihaknya untuk pembinaan, bagaimana supaya mereka dibina lebih baik, sebelum kembali ke lingkungan masyarakat.
"Kecuali kasus-kasus berat yang ancaman hukuman mati seperti pembunuhan dan korupsi itu memang kita pisah. Apalagi tempat juga terbatas, orang juga terbatas. Kami melihatnya pembinaan mereka diajak untuk beribadah, melakukan usaha, memberikan keterampilan, supaya mereka berguna kalau ke luar dari sini," pungkasnya.
(luq)