Geger, 233 Ijazah Alumni Stikom Bandung Periode 2018-2023 Dibatalkan, Ini Penyebabnya
loading...
A
A
A
"Saya berharap Stikom bisa menyelesaikan dengan baik masalah ini dan menyelamatkan kami semua. Jika kesalahan tersebut ada di alumni, saya rasa itu bukan keseluruhan. Kesalahan ada di kampus karena tugas mahasiswa hanya kuliah dan membayar biaya administrasi, menerima materi, mengerjakan tugas, UTS, UAS, sidang, wisuda. Terkait perbedaan nilai itu, lembaga yang bertanggung jawab," tandasnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Machmudin angkat bicara terkait kasus pembatalan kelulusan dan menarik kembali 233 ijazah alumni Stikom Bandung.
Bey mengatakan, agar kasus serupa tidak kembali terjadi, mahasiswa harus lebih teliti dalam melihat kondisi kampus yang dipilih. Seperti, akreditasi dan sebagainya. Jangan sampai, setelah terjadi kasus seperti saat ini, baru menyadari kekurangan di kampusnya.
"Kami berharap agar para mahasiswa betul-betul meneliti lagi akreditasi dan sebagainya. Jangan sampai, seperti ini kan dikembalikan lagi harus ujian ulang dan sebagainya," kata Bey kepada wartawan, Kamis (16/1/2025).
Mahasiswa, ujar Bey, harus lebih memperhatikan mekanisme pembelajaran di kampus. "Bertanya kepada diri sendiri. Kalau cuma kuliah dua kali dalam satu semester, bisa dapat nilai, kan aneh. Hal seperti itu terjadi. Jujur pada diri sendiri, jadi kuliah yang teratur," ujarnya.
Meski begitu, Bey memastikan akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar mengenai nasib dari para mahasiswa Stikom Bandung.
Bey meminta agar para mahasiswa tidak dirugikan dalam permasalahan ini. "Mahasiswa jangan sampai dirugikan, harus diingatkan. Kami akan berkomunikasi dengan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis). Kami sudah kerja sama dengan mereka," tutur Pj Gubernur Jabar.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Machmudin angkat bicara terkait kasus pembatalan kelulusan dan menarik kembali 233 ijazah alumni Stikom Bandung.
Bey mengatakan, agar kasus serupa tidak kembali terjadi, mahasiswa harus lebih teliti dalam melihat kondisi kampus yang dipilih. Seperti, akreditasi dan sebagainya. Jangan sampai, setelah terjadi kasus seperti saat ini, baru menyadari kekurangan di kampusnya.
"Kami berharap agar para mahasiswa betul-betul meneliti lagi akreditasi dan sebagainya. Jangan sampai, seperti ini kan dikembalikan lagi harus ujian ulang dan sebagainya," kata Bey kepada wartawan, Kamis (16/1/2025).
Mahasiswa, ujar Bey, harus lebih memperhatikan mekanisme pembelajaran di kampus. "Bertanya kepada diri sendiri. Kalau cuma kuliah dua kali dalam satu semester, bisa dapat nilai, kan aneh. Hal seperti itu terjadi. Jujur pada diri sendiri, jadi kuliah yang teratur," ujarnya.
Meski begitu, Bey memastikan akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar mengenai nasib dari para mahasiswa Stikom Bandung.
Bey meminta agar para mahasiswa tidak dirugikan dalam permasalahan ini. "Mahasiswa jangan sampai dirugikan, harus diingatkan. Kami akan berkomunikasi dengan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis). Kami sudah kerja sama dengan mereka," tutur Pj Gubernur Jabar.
(shf)