Gamma Anak Baik Gak Neko-Neko, Kesaksian Teman dan Guru tentang Keseharian Korban Penembakan Polisi
loading...
A
A
A
Saat ditanyakan apakah saat itu Aipda Robig mendapati ancaman serius atau melihat ada orang lain yang terancam nyawanya, Kombes Artanto belum bisa menjelaskan detail.
“Jadi kita menyebut tindakan yang bersangkutan itu excessive action atau tindakan berlebihan, di mana saat dia menggunakan alat kepolisian khusus seperti senjata api seharusnya sesuai prosedur,” kata Artanto.
“Jadi excessive action itu artinya sebenarnya dia tidak perlu melakukan tembakan itu terhadap orang yang tawuran, kreak tersebut. Itu nanti hasil penyelidikan yang menentukan,” tandasnya.
Siman, kakek Gamma mengenang cucunya sebagai anak yang penurut, pendiam, dan tekun.
"Dia tidak nakal, selalu pamit kalau mau pergi. Dia anak yatim karena ibunya sudah meninggal," ungkap Siman saat ditemui SINDOnews di Sragen, Jawa Tengah, Selasa (26/11/2024).
Siman menuturkan bahwa Gamma dan ayahnya berencana mengunjungi Sragen pada Desember 2024 mendatang.
"Kami kaget ketika mendengar kabar cucu saya (Gamma) meninggal dunia," ujar Siman.
Keluarga berharap polisi dapat bertindak adil dan transparan dalam menangani kasus ini, serta memberikan hukuman setimpal kepada pelaku.
Mereka menginginkan keadilan bagi Gamma, yang mereka yakini tidak bersalah dalam insiden tersebut.
Keluarga memutuskan untuk mengadakan tahlilan selama tujuh hari sejak pemakaman pada Minggu malam.
"Kami berkumpul di rumah, berdoa bersama untuk almarhum. Semoga tenang di sisi-Nya," kata Siman.
“Jadi kita menyebut tindakan yang bersangkutan itu excessive action atau tindakan berlebihan, di mana saat dia menggunakan alat kepolisian khusus seperti senjata api seharusnya sesuai prosedur,” kata Artanto.
“Jadi excessive action itu artinya sebenarnya dia tidak perlu melakukan tembakan itu terhadap orang yang tawuran, kreak tersebut. Itu nanti hasil penyelidikan yang menentukan,” tandasnya.
Selalu Pamit saat Pergi
Siman, kakek Gamma mengenang cucunya sebagai anak yang penurut, pendiam, dan tekun.
"Dia tidak nakal, selalu pamit kalau mau pergi. Dia anak yatim karena ibunya sudah meninggal," ungkap Siman saat ditemui SINDOnews di Sragen, Jawa Tengah, Selasa (26/11/2024).
Siman menuturkan bahwa Gamma dan ayahnya berencana mengunjungi Sragen pada Desember 2024 mendatang.
"Kami kaget ketika mendengar kabar cucu saya (Gamma) meninggal dunia," ujar Siman.
Keluarga berharap polisi dapat bertindak adil dan transparan dalam menangani kasus ini, serta memberikan hukuman setimpal kepada pelaku.
Mereka menginginkan keadilan bagi Gamma, yang mereka yakini tidak bersalah dalam insiden tersebut.
Keluarga memutuskan untuk mengadakan tahlilan selama tujuh hari sejak pemakaman pada Minggu malam.
"Kami berkumpul di rumah, berdoa bersama untuk almarhum. Semoga tenang di sisi-Nya," kata Siman.