Gamma Anak Baik Gak Neko-Neko, Kesaksian Teman dan Guru tentang Keseharian Korban Penembakan Polisi

Jum'at, 29 November 2024 - 10:59 WIB
loading...
Gamma Anak Baik Gak...
Teman dan guru almarhum Gamma Rizkynata Oktafandy (17), anggota Paskibra siswa SMKN 4 Semarang yang tewas ditembak polisi memberi kesaksian keseharian Gamma. Foto/Ist
A A A
SEMARANG - Teman dan Guru almarhum Gamma Rizkynata Oktafandy (17), anggota Paskibra siswa SMKN 4 Semarang yang tewas ditembak polisi memberi kesaksian bahwa Gamma kesehariannya anak baik dan nggak neko-neko (tidak nakal).

Gamma Anak Baik Gak Neko-Neko, Kesaksian Teman dan Guru tentang Keseharian Korban Penembakan Polisi


Sehingga mereka tak percaya jika Gamma yang merupakan anak yatim dikait-kaitkan dengan gangster dan tawuran dan tewas itembak polisi di Kota Semarang.



Gamma justru siswa berprestasi di sekolah. Di antaranya dengan kegiatan Paskibra. Bahkan, dia timnya meraih juara Lomba PBB di Porsimaptar Akademi Kepolisian (Akpol) pada Oktober 2024.



“Kami kenal waktu sama-sama di Paskibra sejak sekitar 5 bulan lalu. Dia Paskibra aktif, sering ngebuat lucu-lucuan, dia nggak nakal, baik orangnya,” ungkap Fajar Septian, salah satu sahabat Gamma saat ditemui di SMKN 4 Semarang, Selasa (26/11/2024) lalu.

Fajar pun tidak percaya jika almarhum ikut gangster dan tawuran seperti yang disampaikan Kepolisian saat terjadinya penembakan terhadap Gamma.

Gamma Anak Baik Gak Neko-Neko, Kesaksian Teman dan Guru tentang Keseharian Korban Penembakan Polisi


"Sejak kenal dia, saya nggak pernah lihat dia itu kreak, tawuran. Nggak pernah kayak dia nakal-nakal nggak pernah," tegasnya.



“Saya nggak percaya, dia nggak pernah ikut tawuran. Nggak percaya, saya malah teman dekatnya, saya sering lihat kesehariannya dia gimana, pas main-main sama dia terus,” lanjut Fajar.

Selama ini, kata Fajar, Gamma memang hobi modifikasi sepeda motor.

“Tapi bukan yang drag-dragan (kebut balap liar). Dia memang (jurusan) teknik mesin, saya otomotif,” lanjut dia.

Sontak, Fajar mengaku kaget saat mendengar sahabatnya Gamma tewas.

Dia terakhir kali bertemu dengan sahabatnya itu pada Sabtu (24/11/2024) siang hingga sore. Lalu pada Minggu sore, dia mendapat informasi sahabatnya itu meninggal dunia.

“Tiba-tiba aja diinfoin meninggal, nggak ada kronologinya,” tandasnya.

Kesaksian yang sama disampaikan Rasya dan Andini, almarhum Gamma.

"Gamma itu orangnya baik, ramah, dan tidak pernah terlibat masalah. Kami sangat kehilangan," kata Rasya, salah satu teman Gamma, kepada wartawan, Kamis (28/11/2024).

Sedangan Andini merasa tuduhan polisi saat kejadian Gamma ikut gangter dan tawuran tidak masuk akal.

Koordinator BK SMK 4 Semarang, Agung mengatakan, keseharian ketiga siswa baik selama di sekolah. Di luar sekolah pun, tidak ada catatan sama sekali.

"Sampai saat ini belum ada catatan sama sekali di BK," katanya.

Pihak Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pengemban Titipan Rakyat menyatakan akan melakukan pendampingan hukum untuk kasus ini.

"Kami menuntut polisi menangani kasus ini secara transparan dan jujur. Tidak ada alasan untuk menutupi fakta," kata Zaenal Petir, perwakilan LBH Pengemban Titipan Rakyat.

Sementara itu, keluarga korban dan komunitas sekolah berharap keadilan dapat ditegakkan, sehingga insiden serupa tidak terulang di masa depan.

Diketahui Gamma Rizkynata Oktafandy meninggal dunia pada Minggu (25/11/2024) dini hari akibat luka tembak dipinggulnya. Tembakan itu juga mengenai dua teman Gamma, Satria dan Adam. Satria mengalami luka tembak di bagian tangan, sedangkan Adam terserempet peluru.

Ditembak Tanpa Peringatan


Terungkap, pelaku penembakan Aipda Robig Zainudin (38) anggota Satuan Resnarkoba Polrestabes Semarang.

Polisi mengklaim, korban terlibat tawuran antar gangster di Kota Semarang, sempat melawan petugas sehingga diambil tindakan tegas (ditembak).

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto mengungkapkan, Aipda Robig Zainudin melepaskan dua tembakan tanpa tembakan peringatan sebelumnya.

Tembakan Aipda Robig Zainudin langsung diarahkan ke para korban.

“Tidak ada (tembakkan peringatan). Tembakan itu mengarah ke korban atau pelaku tawuran tersebut,” kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto di Mapolda Jateng, Kota Semarang, Kamis (28/11/2024) petang.

Saat ditanyakan apakah saat itu Aipda Robig mendapati ancaman serius atau melihat ada orang lain yang terancam nyawanya, Kombes Artanto belum bisa menjelaskan detail.

“Jadi kita menyebut tindakan yang bersangkutan itu excessive action atau tindakan berlebihan, di mana saat dia menggunakan alat kepolisian khusus seperti senjata api seharusnya sesuai prosedur,” kata Artanto.

“Jadi excessive action itu artinya sebenarnya dia tidak perlu melakukan tembakan itu terhadap orang yang tawuran, kreak tersebut. Itu nanti hasil penyelidikan yang menentukan,” tandasnya.

Selalu Pamit saat Pergi


Siman, kakek Gamma mengenang cucunya sebagai anak yang penurut, pendiam, dan tekun.

"Dia tidak nakal, selalu pamit kalau mau pergi. Dia anak yatim karena ibunya sudah meninggal," ungkap Siman saat ditemui SINDOnews di Sragen, Jawa Tengah, Selasa (26/11/2024).

Siman menuturkan bahwa Gamma dan ayahnya berencana mengunjungi Sragen pada Desember 2024 mendatang.

"Kami kaget ketika mendengar kabar cucu saya (Gamma) meninggal dunia," ujar Siman.

Keluarga berharap polisi dapat bertindak adil dan transparan dalam menangani kasus ini, serta memberikan hukuman setimpal kepada pelaku.

Mereka menginginkan keadilan bagi Gamma, yang mereka yakini tidak bersalah dalam insiden tersebut.

Keluarga memutuskan untuk mengadakan tahlilan selama tujuh hari sejak pemakaman pada Minggu malam.

"Kami berkumpul di rumah, berdoa bersama untuk almarhum. Semoga tenang di sisi-Nya," kata Siman.

Peristiwa ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan kerabat Gamma, yang dikenal sebagai siswa berprestasi dan panutan di sekolahnya.

Waka Kesiswaan SMK N 4 Semarang, Agus Riswantini, menyebut korban merupakan anak yang baik dan seorang anggota Paskibra yang baru saja menang lomba pasukan baris-berbaris di Akpol Semarang.

Riswantini juga mengungkapkan jika korban Gamma Rizkynata Oktafandy adalah anak yang baik dan berbakat. Dirinya juga membantah jika korban adalah siswa yang suka tawuran.

Pelaku Jalani Proses Kode Etik


Aipda Robig Zainudin anggota Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang menjalani proses kode etik yang dilakukan oleh Bidang Profesi dan Pengamanan ( Propam ) Polda Jawa Tengah (Jateng).

“Yang bersangkutan Aipda R ini dalam perkara penembakan tersebut diproses kode etik dan akan segera dilakukan sidang (internal profesi),” kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto di Mapolda Jateng, Kamis (28/11/2024) petang.

Proses kode etik ini sanksi terberatnya adalah pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH). Secara teknis, nantinya setelah berkas pemeriksaan internal diselesaikan Bid Propam Polda Jateng, akan diserahkan ke Ankum alias atasan hukumnya, yakni Kasat Narkoba Polrestabes Semarang maupun Kapolrestabes Semarang.

Selain proses internal profesi, Kabid Humas juga menyebut Aipda Robig juga diproses atas dugaan tindak pidana umum yang dilakukannya.

Ini juga sesuai dengan laporan korban ke Polda Jateng terkait dugaan pelanggaran Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan.

“Statusnya (Aipda R) masih terperiksa, namun yang bersangkutan sudah dalam proses penahanan atau penempatan khusus (patsus),” sambungnya.

Proses internal profesi maupun dugaan pidana umum berjalan beriringan. Namun, penjatuhan sanksinya, disebut Kombes Artanto, bisa berjalan bersamaan.

“Bisa berjalan pararel, saling menguatkan bisa,” tandasnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1282 seconds (0.1#10.140)