Mengintip Bawomataluo, Desa Tradisional Nias Asal Lompat Batu yang Mendunia

Rabu, 02 Oktober 2024 - 12:58 WIB
loading...
Mengintip Bawomataluo,...
Bawomataluo atau Bukit Matahari merupakan sebuah desa tradisional yang terkenal hingga mendunia karena tradisinya. Foto/Jonirman Tafonao
A A A
NIAS SELATAN - Bawomataluo atau Bukit Matahari merupakan sebuah desa tradisional yang terkenal hingga mendunia karena tradisinya. Di sana ada lompat batu, rumah adat Nias 'Omo Sebua Nifolasara', dan kerajinan tangan warga setempat dengan mengandalkan pahat dalam seni ukirnya.

Selain itu, ada hal lain yang wajib diketahui di mana setiap kendaraan yang melintas di tengah-tengah desa ini dilarang menghidupkan mesin, baik warga setempat maupun orang luar yang masuk.



Sepeda motor harus didorong dan dituntun. Hal ini dilakukan untuk menghindari kebisingan mengingat di sana ada rumah adat besar, rumahnya sang raja pada zaman dahulu sehingga patut untuk dihargai.

Desa ini berada di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara dan letaknya di atas bukit dengan ketinggian 270 meter di atas permukaan laut.

Untuk menikmati keindahan dan kearifan lokalnya, setiap pengunjung terlebih dahulu melewati tangga dengan 86 anak tangga. Kemiringan tangganya 45 derajat.

Saat di tangga terakhir, terlihat ratusan rumah-rumah saling berhadapan dengan bentuk yang sama rumah adat. Di tengah-tengahnya berdiri kokoh batu setinggi kurang lebih 2 meter dengan lebar 1 meter untuk lompat batu.

Tak hanya itu, sebelum melangkah maju ke dalam, memposisikan badan menghadap ke belakang terlihat pemandangan yang cukup indah.

Tampak perumahan warga dengan lautan di bawahnya, hingga Pantai Sorake yang terkenal dengan ombaknya yang tinggi yang sering dijadikan sebagai ajang surfing dunia.

1. Omo Hada Sebua Nifolasara

Mengintip Bawomataluo, Desa Tradisional Nias Asal Lompat Batu yang Mendunia


Rumah adat besar Nias ini didirikan pada tahun 1865 dengan tidak menggunakan paku. Rumah ini merupakan rumah seorang raja pada masa dulu.

Di dalam rumah ini banyak ornamen hasil ukiran, mulai gambar kapal yang menurut sejarah gambar itu dibuat untuk menandakan bahwa VOC telah datang ke sana, ada juga gambar cicak dan sebagainya.

Selain itu, di sana juga ada topi sang raja yang disimpan dalam sebuah boks kaca.

Menurut sejarah, pada masa lalu saat dalam menyelesaikan sebuah masalah di wilayah setempat jika topi dibawa ke lokasi pembicaraan hal itu sudah menjadi simbol raja telah hadir.

"Saya ahli waris generasi kelima, keturunan raja. Rumah ini mulai didirikan pada tahun 1865, dalam setiap tahapannya disembelih babi. Dan rahangnya inilah yang dipajang," ucap Martinus Waarota Fau, keturunan kelima sang raja kepada iNews Media Group, Senin (2/10/2024).

2. Lompat Batu

Mengintip Bawomataluo, Desa Tradisional Nias Asal Lompat Batu yang Mendunia


Lompat batu tradisi Nias yang terkenal dan mendunia ini mempunyai sejarah tersendiri.Pada zaman dahulu, di Nias sering terjadi peperangan antar desa dan setiap desa mempunyai benteng masing-masing dengan pagar yang terbuat dari bambu runcing.

Sehingga, tokoh adat di sana membuat lompat batu sebagai latihan melompat. Bagi mereka yang bisa melompati batu tersebut maka dia dijadikan seorang prajurit yang siap bertempur melawan desa lain.

"Dulu sering ada peperangan, setiap desa dipagari dengan bambu runcing. Untuk bisa melewati pagar musuh, maka dibuatlah lompat batu sebagai latihan," ujar Martinus.

3. Ukiran seni dengan pahat

Mengintip Bawomataluo, Desa Tradisional Nias Asal Lompat Batu yang Mendunia


Sebagian mata pencaharian warga Desa Bawomataluo mengandalkan keahlian seni ukir. Ukiran kayu yang dibuat berbagai bentuk, mulai dari patung prajurit perang lengkap dengan tombak dan perisai, asbak dengan bentuk kura-kura, lompat batu sebagai gantungan kunci, dan lain-lain.

Salah seorang pengrajin ukir setempat, Taguikhou Wau mengatakan untuk membuat kerajinan tangan tersebut sangat memerlukan keahlian. Wajar saja jika nilai jualnya tidak murah.

"Tidak menentu, kadang-kadang dalam 1 minggu dapat empat juta. Dan kadang juga tidak dapat sama sekali, tergantung rezeki jika pengunjung mau membeli," katanya.



Desa Bawomataluo ini setiap harinya dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun luar daerah hingga turis. Beberapa dari mereka yang menginjakan kaki di desa ini merupakan sebuah impian terbesar.

"Ini sebuah impian terbesar saya untuk bisa datang ke Nias Selatan melihat langsung lompat batu. Saya sangat senang datang ke sini," kata Evan Gogani, salah satu pengunjung asal Sulawesi Tengah, Palu.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2060 seconds (0.1#10.140)