Kisah Cinta Bung Tomo dengan Jeng Lies, Jalin LDR di Tengah Pertempuran Surabaya
loading...
A
A
A
Saat itu Sulistina memiliki kesibukan sebagai anggota Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Malang.
Suatu hari Sulistina diberi tugas oleh kantornya ke Kota Surabaya. Di sanalah Sulistina pertama kali bertemu dengan Bung Tomo. Padahal sebelumnya Sulistina tidak banyak mendengar tentang sosok Bung Tomo.
Sejak mengenal Bung Tomo, Sulistina memanggilnya dengan sebutan Mas Tomo, Sulistina bisa membaca karakter Bung Tomo sebenarnya cukup keras, apalagi dalam menentang penjajah.
Sikap Bung Tomo tegas, lugas, keras, sangat tercermin dalam gaya kesehariannya.
Namun di balik sosok Bung Tomo yang keras, Sulistina justru menemukan sisi romantisme dalam diri Bung Tomo, yang barangkali tidak banyak dirasakan oleh orang lain.
Sisi romantisme itu mulai dirasakan ketika Bung Tomo berani mengutarakan perasaan cintanya kepada Sulistina.
Keberanian Bung Tomo cukup bulat dan tanpa minder, Bung Tomo menyatakan bahwa dirinya sangat mencintai Sulistina.
Bung Tomo menginginkan dirinya dengan Sulistina menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman. Dimana hubungan yang lebih mengarah pada masa depan jangka panjang sampai akhir hayat.
Mendengar ucapannya, Sulistina menyadari bahwa di balik sosoknya yang heroik dan keras, Bung Tomo hanyalah manusia biasa yang bisa jatuh cinta dan punya romantisme cinta yang indah untuk dirasakan. Tak berselang lama Bung Tomo setelah mengungkapkan cintanya kepada Sulistina, terjadilah hubungan sebagai pasangan kekasih antara keduanya.
Mereka berdua menjalin hubungan itu dengan penuh romantisme, sejak Januari 1936. Keduanya saling mencintai dan mengasihi satu sama lain, saling berbagi, mengisi, menasehati, dan mendoakan.
Suatu hari Sulistina diberi tugas oleh kantornya ke Kota Surabaya. Di sanalah Sulistina pertama kali bertemu dengan Bung Tomo. Padahal sebelumnya Sulistina tidak banyak mendengar tentang sosok Bung Tomo.
Sejak mengenal Bung Tomo, Sulistina memanggilnya dengan sebutan Mas Tomo, Sulistina bisa membaca karakter Bung Tomo sebenarnya cukup keras, apalagi dalam menentang penjajah.
Sikap Bung Tomo tegas, lugas, keras, sangat tercermin dalam gaya kesehariannya.
Namun di balik sosok Bung Tomo yang keras, Sulistina justru menemukan sisi romantisme dalam diri Bung Tomo, yang barangkali tidak banyak dirasakan oleh orang lain.
Sisi romantisme itu mulai dirasakan ketika Bung Tomo berani mengutarakan perasaan cintanya kepada Sulistina.
Keberanian Bung Tomo cukup bulat dan tanpa minder, Bung Tomo menyatakan bahwa dirinya sangat mencintai Sulistina.
Bung Tomo menginginkan dirinya dengan Sulistina menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman. Dimana hubungan yang lebih mengarah pada masa depan jangka panjang sampai akhir hayat.
Mendengar ucapannya, Sulistina menyadari bahwa di balik sosoknya yang heroik dan keras, Bung Tomo hanyalah manusia biasa yang bisa jatuh cinta dan punya romantisme cinta yang indah untuk dirasakan. Tak berselang lama Bung Tomo setelah mengungkapkan cintanya kepada Sulistina, terjadilah hubungan sebagai pasangan kekasih antara keduanya.
Mereka berdua menjalin hubungan itu dengan penuh romantisme, sejak Januari 1936. Keduanya saling mencintai dan mengasihi satu sama lain, saling berbagi, mengisi, menasehati, dan mendoakan.