Kisah Cinta Bung Tomo dengan Jeng Lies, Jalin LDR di Tengah Pertempuran Surabaya

Selasa, 03 September 2024 - 13:17 WIB
loading...
Kisah Cinta Bung Tomo...
Kisah cinta Bung Tomo dengan Jeng Lies berlangsung di tengah medan laga pertempuran melawan penjajah di Surabaya. Foto/Ist
A A A
BUNG TOMO terkenal dengan pekikan suara menggelegar yang membakar keberanian para pejuang kemerdekaan untuk berperang melawan pasukan penjajah dalam pertempuran heroik pada 10 November 1945 di Surabaya.

Kisah Cinta Bung Tomo dengan Jeng Lies, Jalin LDR di Tengah Pertempuran Surabaya

Bung Tomo terkenal dengan pekikan suara menggelegar yang membakar keberanian para pejuang kemerdekaan dalam pertempuran heroik 10 November 1945 di Surabaya. Foto/Ist

Di tengah perjuangan, pahlawan nasional ini memiliki kisah cinta jarak jauh atau long distance relationship (LDR) dengan Sulistina atau Jeng Lies.



Bung Tomo dengan orasinya mampu membangkitkan semangat juang di sanubari setiap rakyat Indonesia. Di balik suaranya yang lantang, ternyata Bung Tomo adalah sosok romantis.

Kisah cinta Bung Tomo dengan Jeng Lies berlangsung di tengah medan laga pertempuran banyak dikisahkan pada buku " Bung Tomo Hidup dan Mati Pengobar Semangat Tempur 10 November" karya Abdul Waid.

Pada awalnya, pahlawan nasional ini mengenal perempuan cantik bernama Sulistiana tersebut pada masa-masa pergolakan revolusi Indonesia.

Pertemuan keduanya terjadi di Kota Surabaya, kebetulan Bung Tomo dan Sulistina sama-sama aktivis yang bergerak untuk menegakkan kepentingan, dan kesejahteraan orang banyak.



Akan tetapi yang membedakan adalah pergerakannya. Bung Tomo lebih mengarah kepada perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Sedangkan Sulistina lebih mengarah pada kepentingan sosial.

Saat itu Sulistina memiliki kesibukan sebagai anggota Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Malang.

Suatu hari Sulistina diberi tugas oleh kantornya ke Kota Surabaya. Di sanalah Sulistina pertama kali bertemu dengan Bung Tomo. Padahal sebelumnya Sulistina tidak banyak mendengar tentang sosok Bung Tomo.

Sejak mengenal Bung Tomo, Sulistina memanggilnya dengan sebutan Mas Tomo, Sulistina bisa membaca karakter Bung Tomo sebenarnya cukup keras, apalagi dalam menentang penjajah.

Sikap Bung Tomo tegas, lugas, keras, sangat tercermin dalam gaya kesehariannya.

Namun di balik sosok Bung Tomo yang keras, Sulistina justru menemukan sisi romantisme dalam diri Bung Tomo, yang barangkali tidak banyak dirasakan oleh orang lain.

Sisi romantisme itu mulai dirasakan ketika Bung Tomo berani mengutarakan perasaan cintanya kepada Sulistina.

Keberanian Bung Tomo cukup bulat dan tanpa minder, Bung Tomo menyatakan bahwa dirinya sangat mencintai Sulistina.

Bung Tomo menginginkan dirinya dengan Sulistina menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman. Dimana hubungan yang lebih mengarah pada masa depan jangka panjang sampai akhir hayat.

Mendengar ucapannya, Sulistina menyadari bahwa di balik sosoknya yang heroik dan keras, Bung Tomo hanyalah manusia biasa yang bisa jatuh cinta dan punya romantisme cinta yang indah untuk dirasakan. Tak berselang lama Bung Tomo setelah mengungkapkan cintanya kepada Sulistina, terjadilah hubungan sebagai pasangan kekasih antara keduanya.

Mereka berdua menjalin hubungan itu dengan penuh romantisme, sejak Januari 1936. Keduanya saling mencintai dan mengasihi satu sama lain, saling berbagi, mengisi, menasehati, dan mendoakan.

Sejak keduanya berpacaran, hari-hari Bung Tomo berbeda dengan hari sebelumnya.

Hatinya tidak diisi dengan semangat heroisme perjuangan membela bangsa dan negaranya dari cengkeraman penjajah. Tetapi juga diisi oleh kasih sayang dari seorang perempuan yang disebutnya sebagai roman perjuangan.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2476 seconds (0.1#10.140)