Kisah Berani Mati Letjen (Purn) Soegito, Jenderal Kopassus Ini Minta Anak Buah Habisi Nyawanya di Palagan Timur
loading...
A
A
A
Saat Sertu Pardi bertanya tentang kemungkinan Soegito terkena tembakan, perintahnya tetap sama, “Tidak peduli, tembak, habiskan saja.”
Meskipun situasi saat itu sangat menegangkan, Soegito selamat dari pertemuan tersebut. Setelah pertemuan, senjata-senjata yang diserahkan diperiksa, dan ditemukan satu senjata yang masih berisi peluru siap tembak.
Pada akhirnya, Soegito berhasil meyakinkan Mauk Muruk untuk mengajak kelompok bersenjata lainnya menyerahkan diri.
Beberapa tahun kemudian, Mauk Muruk pindah ke Lisabon, mungkin karena khawatir akan dibunuh oleh rekan-rekannya yang tidak menyerah, atau karena konflik dengan Xanana Gusmao. Keberanian Soegito juga diakui oleh Prabowo Subianto.
Saat itu baru saja lulus pendidikan Komando dan ditempatkan di Grup 1 Para Komando, di mana Soegito adalah komandannya.
Prabowo mengenang Soegito sebagai pemimpin yang selalu berada di garis depan bersama pasukannya, tanpa memandang pangkat atau jabatan.
“Pak Soegito selalu berpesan bahwa tentara harus siap mati dan menghadapi risiko yang sama di medan perang,” ujar Prabowo dalam bukunya “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto”. kenang Prabowo.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
Meskipun situasi saat itu sangat menegangkan, Soegito selamat dari pertemuan tersebut. Setelah pertemuan, senjata-senjata yang diserahkan diperiksa, dan ditemukan satu senjata yang masih berisi peluru siap tembak.
Pada akhirnya, Soegito berhasil meyakinkan Mauk Muruk untuk mengajak kelompok bersenjata lainnya menyerahkan diri.
Beberapa tahun kemudian, Mauk Muruk pindah ke Lisabon, mungkin karena khawatir akan dibunuh oleh rekan-rekannya yang tidak menyerah, atau karena konflik dengan Xanana Gusmao. Keberanian Soegito juga diakui oleh Prabowo Subianto.
Saat itu baru saja lulus pendidikan Komando dan ditempatkan di Grup 1 Para Komando, di mana Soegito adalah komandannya.
Prabowo mengenang Soegito sebagai pemimpin yang selalu berada di garis depan bersama pasukannya, tanpa memandang pangkat atau jabatan.
“Pak Soegito selalu berpesan bahwa tentara harus siap mati dan menghadapi risiko yang sama di medan perang,” ujar Prabowo dalam bukunya “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto”. kenang Prabowo.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
(ams)