Asal Usul Kerajaan Kutai, Benarkah Kutai Adalah Nama Asli Kerajaan Ini?
loading...
A
A
A
Nama Kutai yang disematkan sesungguhnya hanya pendekatan atau asumsi berdasarkan lokasi penemuan prasasti yupa di wilayah Kesultanan Kutai.
Tim Penyusun Sejarah Nasional Indonesia dalam buku Jilid 2 mengungkapkan, nama Kutai digunakan oleh para peneliti sejak zaman Belanda untuk menamakan kerajaan Dinasti Mulawarman berdasarkan lokasi penemuan prasasti yupa di wilayah Kutai
Sejarawan dan ilmuwan sastra Melayu, Constantinus Alting Mees, lebih dulu menegaskan perihal nama Kutai yang bukan kepunyaan Dinasti Mulawarman. Dalam disertasi-nya, Mees menyatakan bahwa koloni Hindu di Muara Kaman itu tidak pernah dinamakan Kutai.
Nama Kutai baru dikenal sejak Aji Batara Agung Dewa Sakti mendirikan kerajaan di muara Sungai Mahakam pada penghujung abad ke-13.
Literasi mengenai Kerajaan Martapura masih minim. Padahal, di tanah Kutai terdapat naskah klasik beraksara Arab Melayu yang bisa diteliti sebagai sumber historiografi tradisional.
Naskah itu bernama Surat Silsilah Raja dalam Negeri Kutai Kertanegara, yang selesai ditulis oleh Khatib Muhammad Thahir pada 30 Rabiul Awal 1265 Hijriah atau 24 Februari 1849.
Kitab yang sering disebut “Salasilah Kutai” ini disimpan di Perpustakaan Negeri Berlin, Jerman.
Kitab Salasilah Kutai merupakan sumber historiografi untuk sebuah kerajaan yang berdiri di Jaitan Layar pada tahun 1300 Masehi.
Kerajaan ini bernama Kutai Kertanegara. Lokasinya di hilir Sungai Mahakam, yang kini dikenal dengan nama Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kukar.
Pada perkembangan tiga abad berikutnya, Kutai Kertanegara menyerang Muara Kaman dan menganeksasi wilayah Dinasti Mulawarman.
Tim Penyusun Sejarah Nasional Indonesia dalam buku Jilid 2 mengungkapkan, nama Kutai digunakan oleh para peneliti sejak zaman Belanda untuk menamakan kerajaan Dinasti Mulawarman berdasarkan lokasi penemuan prasasti yupa di wilayah Kutai
Sejarawan dan ilmuwan sastra Melayu, Constantinus Alting Mees, lebih dulu menegaskan perihal nama Kutai yang bukan kepunyaan Dinasti Mulawarman. Dalam disertasi-nya, Mees menyatakan bahwa koloni Hindu di Muara Kaman itu tidak pernah dinamakan Kutai.
Nama Kutai baru dikenal sejak Aji Batara Agung Dewa Sakti mendirikan kerajaan di muara Sungai Mahakam pada penghujung abad ke-13.
Literasi mengenai Kerajaan Martapura masih minim. Padahal, di tanah Kutai terdapat naskah klasik beraksara Arab Melayu yang bisa diteliti sebagai sumber historiografi tradisional.
Naskah itu bernama Surat Silsilah Raja dalam Negeri Kutai Kertanegara, yang selesai ditulis oleh Khatib Muhammad Thahir pada 30 Rabiul Awal 1265 Hijriah atau 24 Februari 1849.
Kitab yang sering disebut “Salasilah Kutai” ini disimpan di Perpustakaan Negeri Berlin, Jerman.
Kitab Salasilah Kutai merupakan sumber historiografi untuk sebuah kerajaan yang berdiri di Jaitan Layar pada tahun 1300 Masehi.
Kerajaan ini bernama Kutai Kertanegara. Lokasinya di hilir Sungai Mahakam, yang kini dikenal dengan nama Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kukar.
Pada perkembangan tiga abad berikutnya, Kutai Kertanegara menyerang Muara Kaman dan menganeksasi wilayah Dinasti Mulawarman.