4 Fakta Pemberontakan Sadeng, Pergolakan di Awal Pemerintahan Ratu Tribhuwana Tunggadewi
loading...
A
A
A
PEMBERONTAKAN Sadeng merupakan salah satu pergolakan yang terjadi di Kerajaan Majapahit kala Raja Tribhuwana Tunggadewi berkuasa. Namun, pada akhirnya pemberontakan tersebut berhasil diatasi oleh Patih Gajah Mada.
Selain Sadeng, pemberontakan yang terjadi bersamaan kala itu adalah pemberontakan Keta.
Sadeng dan Keta merupakan nama wilayah taklukan Majapahit yang kini terletak di Kabupaten Situbondo dan Lumajang, Jawa Timur.
Pemberontakan dua wilayah ini menjadi pergolakan pertama yang harus dihadapi oleh Ratu Tribhuwana Tunggadewi yang merupakan ibu dari raja terbesar Majapahit, Hayam Wuruk.
Dalam meredam pemberontakan ini sang Ratu Tribhuwana Tunggadewi dibantu oleh Patih Gajah Mada.
Pemberontakan Sadeng dilatarbelakangi atas tewasnya Patih Nambi, yang merupakan patih pertama Kerajaan Majapahit pada tahun 1316.
Kala itu, Patih Nambi tewas dalam sebuah serangan yang disulut oleh pejabat licik yang bernama Mahapati. Peristiwa itu lantas menandai runtuhnya Lumajang yang berhubungan langsung dengan wilayah Sadeng.
Tewasnya Patih Nambi dan runtuhnya Lumajang ini lantas menyulut emosi Sadeng yang menganggap jika patih tersebut dianggap sebagai orang yang berjasa. Dari situlah wilayah itu merencanakan pemberontakan demi membalas dendam.
Selain Sadeng, pemberontakan yang terjadi bersamaan kala itu adalah pemberontakan Keta.
Sadeng dan Keta merupakan nama wilayah taklukan Majapahit yang kini terletak di Kabupaten Situbondo dan Lumajang, Jawa Timur.
Pemberontakan dua wilayah ini menjadi pergolakan pertama yang harus dihadapi oleh Ratu Tribhuwana Tunggadewi yang merupakan ibu dari raja terbesar Majapahit, Hayam Wuruk.
Dalam meredam pemberontakan ini sang Ratu Tribhuwana Tunggadewi dibantu oleh Patih Gajah Mada.
4 Fakta Pemberontakan Sadeng
- Penyebab Pemberontakan
Pemberontakan Sadeng dilatarbelakangi atas tewasnya Patih Nambi, yang merupakan patih pertama Kerajaan Majapahit pada tahun 1316.
Kala itu, Patih Nambi tewas dalam sebuah serangan yang disulut oleh pejabat licik yang bernama Mahapati. Peristiwa itu lantas menandai runtuhnya Lumajang yang berhubungan langsung dengan wilayah Sadeng.
Tewasnya Patih Nambi dan runtuhnya Lumajang ini lantas menyulut emosi Sadeng yang menganggap jika patih tersebut dianggap sebagai orang yang berjasa. Dari situlah wilayah itu merencanakan pemberontakan demi membalas dendam.