4 Fakta Pemberontakan Sadeng, Pergolakan di Awal Pemerintahan Ratu Tribhuwana Tunggadewi

Jum'at, 05 Juli 2024 - 14:27 WIB
loading...
4 Fakta Pemberontakan...
Raja Majapahit Tribhuwana Tunggadewi saat berkuasa terjadi pemberontakan Sadeng dan Keta. Foto/Ilustrasi/AI Nusantara
A A A
PEMBERONTAKAN Sadeng merupakan salah satu pergolakan yang terjadi di Kerajaan Majapahit kala Raja Tribhuwana Tunggadewi berkuasa. Namun, pada akhirnya pemberontakan tersebut berhasil diatasi oleh Patih Gajah Mada.

Selain Sadeng, pemberontakan yang terjadi bersamaan kala itu adalah pemberontakan Keta.



Sadeng dan Keta merupakan nama wilayah taklukan Majapahit yang kini terletak di Kabupaten Situbondo dan Lumajang, Jawa Timur.

Pemberontakan dua wilayah ini menjadi pergolakan pertama yang harus dihadapi oleh Ratu Tribhuwana Tunggadewi yang merupakan ibu dari raja terbesar Majapahit, Hayam Wuruk.

Dalam meredam pemberontakan ini sang Ratu Tribhuwana Tunggadewi dibantu oleh Patih Gajah Mada.

4 Fakta Pemberontakan Sadeng

- Penyebab Pemberontakan


Pemberontakan Sadeng dilatarbelakangi atas tewasnya Patih Nambi, yang merupakan patih pertama Kerajaan Majapahit pada tahun 1316.

Kala itu, Patih Nambi tewas dalam sebuah serangan yang disulut oleh pejabat licik yang bernama Mahapati. Peristiwa itu lantas menandai runtuhnya Lumajang yang berhubungan langsung dengan wilayah Sadeng.



Tewasnya Patih Nambi dan runtuhnya Lumajang ini lantas menyulut emosi Sadeng yang menganggap jika patih tersebut dianggap sebagai orang yang berjasa. Dari situlah wilayah itu merencanakan pemberontakan demi membalas dendam.

- Terjadi Tepat Setelah Tribhuwana Tunggadewi Naik Tahta

Setelah Tribhuwana Tunggadewi naik tahta, dirinya mengadakan perkumpulan yang harus dihadiri oleh perwakilan daerah taklukan Majapahit. Dari situ, sang Ratu Tribhuwana Tunggadewi menyadari jika wakil Sadeng dan Keta tidak hadir.



Ratu Tribhuwana Tunggadewi kemudian mengutus mata-mata untuk memastikan. Sadeng dan Keta terbukti bersiap untuk melakukan pemberontakan dengan menyiapkan pasukan.

- Strategi Diplomasi Digagalkan Panglima Sendiri

Atas saran Mahapatih Arya Tadah dan Patih Gajah Mada, Ratu Tribhuwana Tunggadewi berusaha memadamkan pemberontakan dengan cara diplomasi. Sayangnya upaya ini harus digagalkan oleh Ra Kembar, Panglima Tinggi Majapahit yang terlebih dahulu mengepung Sadeng.

Ra Kembar menganggap jika Sandeng merupakan wilayah yang pantas untuk dihancurkan karena telah memberontak. Dari sini, Sandeng lantas langsung memberikan perlawanan pada pasukan Majapahit.

- Peran Gajah Mada

Merasa kecolongan atas tingkah Ra Kembar, Gajah Mada lantas langsung memerintahkan semua pasukan Majapahit datang ke Sadeng.

Hingga akhirnya, Ratu Tribhuwanatunggadewi turun gelanggang menumpas pemberontakan. Berhasil, tapi itu dicatat atas nama Ratu Tribhuwanatunggadewi. Bukan atas kerja Gajah Mada, Arya Tadah maupun Ra Kembar.

Setelah pemberontakan ini, Gajah Mada diangkat Amangkubumi menggantikan Arya Tadah. Sedangkan Ra Kembar diangkat menjadi koordinator kekuatan bersenjata pemukul musuh.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2275 seconds (0.1#10.140)