Sejarah Hayam Wuruk, Raja Masyhur Majapahit yang Lahir saat Gunung Kelud Meletus
loading...
A
A
A
Keberhasilan Hayam Wuruk ini tidak lepas dari bantuan Mahapatih Gajah Mada. Saat era pemerintahannya, wilayah dan pengaruh Majapahit semakin luas.
Tak hanya itu, Majapahit juga memiliki sumber daya alam melimpah dan ekonomi bagus. Kondisi ini berkat kebijakan-kebijakan pemerintah yang berjalan dengan optimal.
Misal, Hayam Wuruk yang ingin meningkatkan produksi pertanian melakukan perbaikan dan pemeliharaan tanggul sepanjang sungai untuk mencegah banjir. Lalu, ia turut pula memperbaiki jalan, jembatan hingga infrastruktur lain guna memperlancar lalu lintas perdagangan.
Hayam Wuruk memiliki istri yang berkedudukan sebagai padukasori (permaisuri) hingga selir. Adapun nama permaisurinya adalah Sri Sudewi yang merupakan putri dari Wijayarajasa Bhre Wengker.
Melalui hubungannya dengan Sri Sudewi, Hayam Wuruk punya putri bernama Kusumawardhani atau Bhre Lasem Sang Ahayu. Nantinya, ia menikah dengan Gagak Sali, putra dari Bhre Pajang.
Saat Gajah Mada mundur dari jabatannya dan menghilang, Hayam Wuruk mengangkat Gajah Enggon sebagai patih. Ia lalu wafat pada 1389 M di usia 55 tahun.
Setelah kehilangan Gajah Mada dan Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran. Pada akhirnya, kerajaan pun terus terdesak dan berakhir dengan keruntuhan.
Demikian ulasan mengenai sejarah Hayam Wuruk, raja masyhur Majapahit yang lahir saat gunung meletus.
Tak hanya itu, Majapahit juga memiliki sumber daya alam melimpah dan ekonomi bagus. Kondisi ini berkat kebijakan-kebijakan pemerintah yang berjalan dengan optimal.
Misal, Hayam Wuruk yang ingin meningkatkan produksi pertanian melakukan perbaikan dan pemeliharaan tanggul sepanjang sungai untuk mencegah banjir. Lalu, ia turut pula memperbaiki jalan, jembatan hingga infrastruktur lain guna memperlancar lalu lintas perdagangan.
Keturunan Hayam Wuruk
Hayam Wuruk memiliki istri yang berkedudukan sebagai padukasori (permaisuri) hingga selir. Adapun nama permaisurinya adalah Sri Sudewi yang merupakan putri dari Wijayarajasa Bhre Wengker.
Melalui hubungannya dengan Sri Sudewi, Hayam Wuruk punya putri bernama Kusumawardhani atau Bhre Lasem Sang Ahayu. Nantinya, ia menikah dengan Gagak Sali, putra dari Bhre Pajang.
Akhir Hayat Hayam Wuruk
Saat Gajah Mada mundur dari jabatannya dan menghilang, Hayam Wuruk mengangkat Gajah Enggon sebagai patih. Ia lalu wafat pada 1389 M di usia 55 tahun.
Setelah kehilangan Gajah Mada dan Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran. Pada akhirnya, kerajaan pun terus terdesak dan berakhir dengan keruntuhan.
Demikian ulasan mengenai sejarah Hayam Wuruk, raja masyhur Majapahit yang lahir saat gunung meletus.
(shf)