Kisah Asal-usul Baturraden, Cinta yang Tidak Mendapatkan Restu
loading...
A
A
A
Hingga suatu hari sang putri dipanggil untuk menghadap orang tuanya. Adipati Kutaliman dan istrinya lantas meminta sang putri untuk segera menikah, mengingat telah banyak putra dari Adipati lain yang ingin meminang sang putri.
Mendengar itu sang putri langsung menangis dan tampak kebingungan. Ini lantas membuat Adipati Kutaliman dan istrinya bungung.
Semakin lama, keadaan semakin memburuk, usia kehamilan putri yang semakin membesar tidak mungkin lagi di sembunyikan.
Dari situlah Batur Gamel mulai memberanikan diri untuk menikahi sang putri sebagai rasa tanggung jawab. Mendengar itu, Adipati Kutaliman murka dan merasa kehormatan, nama baik, dan kewibawaannya telah dinodai putrinya sendiri.
Seketika, Adipati Kutaliman mengusir putri dan Batur Gamel keluar dari kadipaten. Mereka berdua akhirnya pergi dari Kadipaten menuju arah utara.
Hingga pada akhirnya sang putri melahirkan seorang putra yang tampan. Anak tersebut lantas diberi nama Kali Putra, dan mereka pun akhirnya memilih untuk tinggal di rumah sederhana di lereng gunung Slamet.
Wilayah itulah yang diberi nama Baturraden, yang dalam bahasa Jawa berarti "Batur" (pembantu yaitu Batur Gamel) dan Raden (gelar kebangsaan Jawa untuk menyebut anak bangsawan, yaitu putri Adipati).
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
Mendengar itu sang putri langsung menangis dan tampak kebingungan. Ini lantas membuat Adipati Kutaliman dan istrinya bungung.
Semakin lama, keadaan semakin memburuk, usia kehamilan putri yang semakin membesar tidak mungkin lagi di sembunyikan.
Dari situlah Batur Gamel mulai memberanikan diri untuk menikahi sang putri sebagai rasa tanggung jawab. Mendengar itu, Adipati Kutaliman murka dan merasa kehormatan, nama baik, dan kewibawaannya telah dinodai putrinya sendiri.
Seketika, Adipati Kutaliman mengusir putri dan Batur Gamel keluar dari kadipaten. Mereka berdua akhirnya pergi dari Kadipaten menuju arah utara.
Hingga pada akhirnya sang putri melahirkan seorang putra yang tampan. Anak tersebut lantas diberi nama Kali Putra, dan mereka pun akhirnya memilih untuk tinggal di rumah sederhana di lereng gunung Slamet.
Wilayah itulah yang diberi nama Baturraden, yang dalam bahasa Jawa berarti "Batur" (pembantu yaitu Batur Gamel) dan Raden (gelar kebangsaan Jawa untuk menyebut anak bangsawan, yaitu putri Adipati).
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
(shf)