Kisah Asal-usul Baturraden, Cinta yang Tidak Mendapatkan Restu
loading...
A
A
A
BATURRADEN merupakan sebuah wilayah yang berada di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, tepatnya di sebelah utara Kota Purwokerto. Lokasi ini rupanya memiliki asal-usul yang cukup melegenda.
Baturraden bisa dibilang sebagai salah satu kawasan wisata yang ada di Banyumas. Banyak wisatawan lokal yang mengunjungi tempat ini untuk menikmati keindahan pemandangan yang disuguhkan.
Terlepas dari berbagai wisata yang ditawarkan, rupanya Baturraden memiliki asal-usul yang cukup menarik untuk disimak. Asal usul ini mengisahkan tentang kisah cinta yang tidak mendapat restu.
Dikisahkan jika pada zaman dahulu hidup seorang Adipati Kutaliman dengan istri, seorang puteri cantik, abdi dalem, seorang 'Batur Gamel' (pembantu rumah tangga yang mengurus kuda milik Adipati Kutaliman).
Batur Gamel adalah pemuda tampan yang selalu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Suatu hari, ketika dirinya sedang mencari rumput untuk memberi makan kuda tuannya, dia mendengar suara jeritan perempuan.
Mendengar suara itu, Batu Gamel lantas langsung berlari ke arah sumber suara. Dia lalu melihat ada sesosok wanita yang sednag berhadapan dengan seekor ular.
Batu Gamel lantas membunuh ular tersebut dengan sekejap mata dan menyelamatkan sang gadis. Batu Gamel baru menyadari jika gadis yang diselamatkannya adalah putri Adipati Kutaliman, putri majikannya.
Sejak saat itu mereka berdua mulai sering bertemu hingga membuat hubungan mereka semakin dekat. Semakin lama, putri Adipati menaruh hati pada Batur Gamel, begitu pula Batur Gamel yang jatuh hati atas kebaikan dan kecantikan putri.
Namun status mereka berbeda, hubungan cinta yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi semakin merekah dan melampaui batas. Hingga, putri Adipati hamil.
Hingga suatu hari sang putri dipanggil untuk menghadap orang tuanya. Adipati Kutaliman dan istrinya lantas meminta sang putri untuk segera menikah, mengingat telah banyak putra dari Adipati lain yang ingin meminang sang putri.
Mendengar itu sang putri langsung menangis dan tampak kebingungan. Ini lantas membuat Adipati Kutaliman dan istrinya bungung.
Semakin lama, keadaan semakin memburuk, usia kehamilan putri yang semakin membesar tidak mungkin lagi di sembunyikan.
Dari situlah Batur Gamel mulai memberanikan diri untuk menikahi sang putri sebagai rasa tanggung jawab. Mendengar itu, Adipati Kutaliman murka dan merasa kehormatan, nama baik, dan kewibawaannya telah dinodai putrinya sendiri.
Seketika, Adipati Kutaliman mengusir putri dan Batur Gamel keluar dari kadipaten. Mereka berdua akhirnya pergi dari Kadipaten menuju arah utara.
Hingga pada akhirnya sang putri melahirkan seorang putra yang tampan. Anak tersebut lantas diberi nama Kali Putra, dan mereka pun akhirnya memilih untuk tinggal di rumah sederhana di lereng gunung Slamet.
Wilayah itulah yang diberi nama Baturraden, yang dalam bahasa Jawa berarti "Batur" (pembantu yaitu Batur Gamel) dan Raden (gelar kebangsaan Jawa untuk menyebut anak bangsawan, yaitu putri Adipati).
Baturraden bisa dibilang sebagai salah satu kawasan wisata yang ada di Banyumas. Banyak wisatawan lokal yang mengunjungi tempat ini untuk menikmati keindahan pemandangan yang disuguhkan.
Terlepas dari berbagai wisata yang ditawarkan, rupanya Baturraden memiliki asal-usul yang cukup menarik untuk disimak. Asal usul ini mengisahkan tentang kisah cinta yang tidak mendapat restu.
Asal Usul Baturraden
Dikisahkan jika pada zaman dahulu hidup seorang Adipati Kutaliman dengan istri, seorang puteri cantik, abdi dalem, seorang 'Batur Gamel' (pembantu rumah tangga yang mengurus kuda milik Adipati Kutaliman).
Batur Gamel adalah pemuda tampan yang selalu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Suatu hari, ketika dirinya sedang mencari rumput untuk memberi makan kuda tuannya, dia mendengar suara jeritan perempuan.
Mendengar suara itu, Batu Gamel lantas langsung berlari ke arah sumber suara. Dia lalu melihat ada sesosok wanita yang sednag berhadapan dengan seekor ular.
Batu Gamel lantas membunuh ular tersebut dengan sekejap mata dan menyelamatkan sang gadis. Batu Gamel baru menyadari jika gadis yang diselamatkannya adalah putri Adipati Kutaliman, putri majikannya.
Sejak saat itu mereka berdua mulai sering bertemu hingga membuat hubungan mereka semakin dekat. Semakin lama, putri Adipati menaruh hati pada Batur Gamel, begitu pula Batur Gamel yang jatuh hati atas kebaikan dan kecantikan putri.
Namun status mereka berbeda, hubungan cinta yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi semakin merekah dan melampaui batas. Hingga, putri Adipati hamil.
Hingga suatu hari sang putri dipanggil untuk menghadap orang tuanya. Adipati Kutaliman dan istrinya lantas meminta sang putri untuk segera menikah, mengingat telah banyak putra dari Adipati lain yang ingin meminang sang putri.
Mendengar itu sang putri langsung menangis dan tampak kebingungan. Ini lantas membuat Adipati Kutaliman dan istrinya bungung.
Semakin lama, keadaan semakin memburuk, usia kehamilan putri yang semakin membesar tidak mungkin lagi di sembunyikan.
Dari situlah Batur Gamel mulai memberanikan diri untuk menikahi sang putri sebagai rasa tanggung jawab. Mendengar itu, Adipati Kutaliman murka dan merasa kehormatan, nama baik, dan kewibawaannya telah dinodai putrinya sendiri.
Seketika, Adipati Kutaliman mengusir putri dan Batur Gamel keluar dari kadipaten. Mereka berdua akhirnya pergi dari Kadipaten menuju arah utara.
Hingga pada akhirnya sang putri melahirkan seorang putra yang tampan. Anak tersebut lantas diberi nama Kali Putra, dan mereka pun akhirnya memilih untuk tinggal di rumah sederhana di lereng gunung Slamet.
Wilayah itulah yang diberi nama Baturraden, yang dalam bahasa Jawa berarti "Batur" (pembantu yaitu Batur Gamel) dan Raden (gelar kebangsaan Jawa untuk menyebut anak bangsawan, yaitu putri Adipati).
(shf)