Peringatan Hardiknas, Haedar Nashir: Indonesia Kesulitan Capai Posisi Kecerdasan yang Diharapkan
loading...
A
A
A
Seperti misalnya, kata dia, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan Taman Siswa yang juga memiliki sejarah panjang dalam memberikan kontribusi yang signifikan bagi pendidikan nasional serta perjuangan kemerdekaan.
"Maka menjadi naif bila ada pikiran-pikiran dalam perumusan kebijakan pendidikan nasional memarjinalkan peran swasta kemasyarakatan-keagamaan, justru kebijakannya harus integratif dan proporsional," tegas Haedar.
Menurutnya, dalam persaingan antara pendidikan negeri dan swasta, terutama yang berbasis keagamaan dan masyarakat yang non-profit, haruslah dilihat sebagai potensi untuk membangun pendidikan Indonesia secara bersama-sama.
Haedar mengatakan jika mempertentangkan kedua sektor tersebut hanya akan menghambat upaya pembangunan pendidikan secara holistik. Dalam hal ini ia ingin menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Disamping aspek kebijakan dan struktur pendidikan, Haedar juga mengingatkan pentingnya membangun generasi Indonesia yang memiliki jiwa dan karakter yang kuat. Ia menekankan bahwa pendidikan nasional tidak boleh hanya menjadi pabrik yang menghasilkan robot-robot pekerja yang tidak memiliki jiwa dan akal budi.
"Membangun Indonesia melalui pendidikan haruslah meliputi jiwa dan raga," tegas Haedar.
"Maka menjadi naif bila ada pikiran-pikiran dalam perumusan kebijakan pendidikan nasional memarjinalkan peran swasta kemasyarakatan-keagamaan, justru kebijakannya harus integratif dan proporsional," tegas Haedar.
Menurutnya, dalam persaingan antara pendidikan negeri dan swasta, terutama yang berbasis keagamaan dan masyarakat yang non-profit, haruslah dilihat sebagai potensi untuk membangun pendidikan Indonesia secara bersama-sama.
Haedar mengatakan jika mempertentangkan kedua sektor tersebut hanya akan menghambat upaya pembangunan pendidikan secara holistik. Dalam hal ini ia ingin menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Disamping aspek kebijakan dan struktur pendidikan, Haedar juga mengingatkan pentingnya membangun generasi Indonesia yang memiliki jiwa dan karakter yang kuat. Ia menekankan bahwa pendidikan nasional tidak boleh hanya menjadi pabrik yang menghasilkan robot-robot pekerja yang tidak memiliki jiwa dan akal budi.
"Membangun Indonesia melalui pendidikan haruslah meliputi jiwa dan raga," tegas Haedar.
(shf)