Viral Pengantin Perempuan di Subang Diberi Mahar Emas Palsu, Penghulu: Pernikahan Sah
loading...
A
A
A
BANDUNG - Warganet dihebohkan oleh unggahan di TikTok tentang kasus pengantin perempuan di Subang mahar 10 gram emas palsu . Namun berdasarkan hukum negara dan agama, pernikahan SDF (26) dengan MADP pada 30 Mei 2021 silam itu tetap sah.
Fakta itu terungkap setelah Dedi Mulyadi yang saat pernikahan SDF dan MADP menjadi saksi nikah, berdiskusi terkait kasus tersebut dengan mantan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Pasawahan Mahmudin sekaligus penghulu yang menikahkan pasangan tersebut. Diskusi juga dihadiri SDF yang didampingi pengacaranya Aa Ojat Sudrajat.
Mahmudin mengatakan, pernikahan pasangan tersebut tetap sah karena secara administrasi dan rukun nikah terpenuhi. “Pernikahan tetap sah karena sudah disahkan oleh kedua orang saksi yang hadir, yakni, Islam, baligh dan berakal,” kata Mahmudin, Jumat (19/4/2024).
Menurut Mahmudin, sebagai penghulu atau petugas pencatat pernikahan, tidak ada kewajiban untuk mengecek mahar yang diberikan mempelai pria. Justru yang seharusnya memastikan adalah saksi dan keluarga pengantin perempuan.
Terkait permasalahan yang terjadi, ujar Mahmudin, dalam Kompilasi Hukum Islam dinyatakan, jika ada salah satu yang merasa dibohongi bisa mengajukan pembatalan pernikahan. Tapi pembatalan pernikahan akan berpengaruh kepada status anak.
“Saran KUA mah Allah itu sangat membenci perceraian maka bagusnya dilanjutkan, memang bagusnya pernikahan dilanjut kalau memang masih saling mencintai. Namun, kalau pernikahannya sudah tidak cocok ada hak untuk gugatan ke pengadilan agama,” ujar Mahmudin.
Sementara itu Dedi Mulyadi berharap ke depan tidak ada lagi kasus pemberian mahar emas palsu. Meskipun gugatan yang diajukan tidak sepenuhnya didasari oleh mahar emas palsu, namun kasus pernikahan SDF bisa menjadi pelajaran bagi semua masyarakat untuk lebih hati-hati.
“Mudah-mudahan tidak ada lagi kejadian seperti ini dan jadi pelajaran semuanya untuk mengecek mahar yang diberikan,” kata Dedi Mulyadi.
Fakta itu terungkap setelah Dedi Mulyadi yang saat pernikahan SDF dan MADP menjadi saksi nikah, berdiskusi terkait kasus tersebut dengan mantan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Pasawahan Mahmudin sekaligus penghulu yang menikahkan pasangan tersebut. Diskusi juga dihadiri SDF yang didampingi pengacaranya Aa Ojat Sudrajat.
Mahmudin mengatakan, pernikahan pasangan tersebut tetap sah karena secara administrasi dan rukun nikah terpenuhi. “Pernikahan tetap sah karena sudah disahkan oleh kedua orang saksi yang hadir, yakni, Islam, baligh dan berakal,” kata Mahmudin, Jumat (19/4/2024).
Menurut Mahmudin, sebagai penghulu atau petugas pencatat pernikahan, tidak ada kewajiban untuk mengecek mahar yang diberikan mempelai pria. Justru yang seharusnya memastikan adalah saksi dan keluarga pengantin perempuan.
Terkait permasalahan yang terjadi, ujar Mahmudin, dalam Kompilasi Hukum Islam dinyatakan, jika ada salah satu yang merasa dibohongi bisa mengajukan pembatalan pernikahan. Tapi pembatalan pernikahan akan berpengaruh kepada status anak.
“Saran KUA mah Allah itu sangat membenci perceraian maka bagusnya dilanjutkan, memang bagusnya pernikahan dilanjut kalau memang masih saling mencintai. Namun, kalau pernikahannya sudah tidak cocok ada hak untuk gugatan ke pengadilan agama,” ujar Mahmudin.
Sementara itu Dedi Mulyadi berharap ke depan tidak ada lagi kasus pemberian mahar emas palsu. Meskipun gugatan yang diajukan tidak sepenuhnya didasari oleh mahar emas palsu, namun kasus pernikahan SDF bisa menjadi pelajaran bagi semua masyarakat untuk lebih hati-hati.
“Mudah-mudahan tidak ada lagi kejadian seperti ini dan jadi pelajaran semuanya untuk mengecek mahar yang diberikan,” kata Dedi Mulyadi.
Baca Juga