Karamah Habib Sholeh Tanggul: Bisa Pindahkan Anus Anak Raja

Kamis, 04 April 2024 - 09:00 WIB
loading...
A A A
Beliau mempelajari Alquran dari seorang guru bernama Syaikh Said Ba Mudhij, di Wadi ‘Amd. Sedangkan ilmu fiqih dan tasawuf beliau pelajari dari ayahnya Al-Habib Muhsin bin Ahmad Al-Hamid.

Pada usia 26 tahun, bertepatan tahun 1921 Masehi, Al-Habib Sholeh meninggalkan Hadramaut dan hijrah ke Indonesia ditemani Syeikh Fadli Sholeh Salim bin Ahmad Al-Asykariy. Setibanya di Indonesia, beliau singgah di Jakarta beberapa hari.

Mendengar kedatangan Habib Sholeh, sepupu beliau Habib Muhsin bin Abdullah Al-Hamid, meminta Habib Sholeh untuk tinggal sementara di kediamannya di Kota Lumajang. Setelah menetap beberapa hari, beliau pindah ke Tanggul, Jember, Jawa Timur.

Sebelum memulai dakwahnya di Jember, Habib Sholeh pernah mengasingkan diri lebih dari tiga tahun. Beliau berkhalwat dengan membaca Alqur’an, bersalawat dan berdzikir. Guru besarnya Al-Imam Al-Qutub Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf.

Sesampainya di rumah Al-Habib Abubakar, Habib Sholeh mendapat mandat dan ijazah dengan memakaikan jubah imamah dan sorban hijau dari gurunya sebagai pertanda kewalian quthb (kutub) yang akan diembannya.

Setelah itu, Habib Sholeh mendapat isyarat untuk datang ke Makkah dan Madinah. Usai berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW, beliau kembali ke Indonesia untuk berdakwah.

Dakwah Habib Sholeh diawalinya dengan membangun musala di tempat kediamannya. Habib Sholeh mengisinya dengan salat berjamaah dan menghidupkan Quran antara magrib dan Isya. Beliau juga memberi tausiyah dan pengajian yang membahas seputar ilmu syariat dan ilmu fiqih.

Setiap selesai salat Ashar, beliau membacakan kitab An-Nashaihud Dinniyah, karangan Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, yang diuraikannya ke dalam bahasa keseharian masyarakat sekitar, yakni bahasa Madura.

Beberapa tahun kemudian, beliau mendapat hadiah sebidang tanah dari seorang Muhibbin (orang yang mencintai anak cucu keturunan Rasulullah SAW) yakni Haji Abdur Rasyid. Di atas tanah inilah beliau membangun masjid yang diberi nama Masjid Riyadus Shalihin.

Dakwah dan kegiatan keagamaan pun kian hidup setelah masjid ini berdiri. Selain berdakwah di masjid, Habib Sholeh dalam kesehariannya, selalu melapangkan orang susah. Membantu orang-orang yang dililit utang, membantu fakir dan anak yatim.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1259 seconds (0.1#10.140)