Muncul Klaster Sekolah, DPRD Jateng: Hentikan Pembelajaran Tatap Muka!
loading...
A
A
A
SEMARANG - Pembelajaran tatap muka menuai hasil negatif setelah muncul sejumlah klaster baru penyebaran COVID-19 di sekolah . Dengan kejadian itu, pemerintah diminta menghentikan pembelajaran tatap muka di semua zona dan di semua sekolah kemudian memperkuat pembelajaran daring.
(Baca juga: Alhamdulillah, 5 Kelurahan di Surabaya Sudah Nol Kasus COVID-19 )
Anggota Komisi E DPRD Jateng, Yudi Indras Wiendarto mengungkapkan munculnya klaster baru COVID-19 di sekolah sesuai prediksi dan pihaknya telah mengingatkan. Alasannya, banyak masyarakat yang masih abai pada protokol kesehatan. Kebiasaan masyarakat itu diikuti anak-anak atau siswa.
"Dengan munculnya klaster baru penyebaran COVID-19 di sekolah , tak ada pilihan selain menghentikan pembelajaran tatap muka. Jangan sampai anak-anak menjadi korban," tegas Yudi, Kamis (13/8/2020).
Seperti diketahui, sejumlah klaster baru penyebaran COVID-19 di sekolah muncul di tanah air, seperti di Tulungagung (Jatim), Kalbar, Sumedang (Jabar) dan di Jateng ada di Kabupaten Tegal dan Pati.
Di Pati, sebanyak 35 santri di salah satu pesantren terkonfirmasi positif COVID-19 setelah dilakukan test swab. Di Kabupaten Tegal, satu siswa dinyatakan positif COVID-19 dan 29 orang disebut menjadi kontak eratnya di SD Bogares Kidul 02, Kecamatan Pangkah.
(Baca juga: 3 Kendaraan Besar Tabrakan, 2 Orang Tewas di Cipularang )
Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Jateng ini menyatakan jika pembelajaran tatap muka itu masih dilakukan, meski di zona hijau, tetap membahayakan kesehatan anak. Bahkan, lanjutnya, dengan minimnya kesadaran masyarakat dan pemerintah abai maka zona hijau justru bisa menjadi klaster baru penyebaran COVID-19.
Menurutnya, pembelajaran daring memang tak ideal dan tak seefektif saat tatap muka. Namun melihat kondisi pandemi seperti ini hal itu menjadi solusi terbaik. "Dengan catatan, ada terobosan dan inovasi kebijakan. Hal itu wajib, jika melihat proses pembelajaran daring di berbagai daerah di Jateng," kata Yudi yang juga Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jateng ini.
Sebelumnya, pihaknya telah mengusulkan masing-masing siswa memperoleh gadget dan gratis kuota internet. Setelah dikalkulasi, dana BOS mampu mencukupi kebutuhan anggaran. (Baca juga: 27 Pengawai PA Positif COVID-19, Ratusan Wanita Batal Jadi Janda )
"Artinya, mencukupi. Misalnya, jika sebelumnya seragam sekolah ditanggung pemerintah maka saat ini bisa saja dialihkan dulu untuk sarpras tadi (gadget). Program-program lain yang dirasa bisa dialihkan, seperti boardingschool dan pengadaan komputer bisa dialihkan dulu," pungkasnya.
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
(Baca juga: Alhamdulillah, 5 Kelurahan di Surabaya Sudah Nol Kasus COVID-19 )
Anggota Komisi E DPRD Jateng, Yudi Indras Wiendarto mengungkapkan munculnya klaster baru COVID-19 di sekolah sesuai prediksi dan pihaknya telah mengingatkan. Alasannya, banyak masyarakat yang masih abai pada protokol kesehatan. Kebiasaan masyarakat itu diikuti anak-anak atau siswa.
"Dengan munculnya klaster baru penyebaran COVID-19 di sekolah , tak ada pilihan selain menghentikan pembelajaran tatap muka. Jangan sampai anak-anak menjadi korban," tegas Yudi, Kamis (13/8/2020).
Seperti diketahui, sejumlah klaster baru penyebaran COVID-19 di sekolah muncul di tanah air, seperti di Tulungagung (Jatim), Kalbar, Sumedang (Jabar) dan di Jateng ada di Kabupaten Tegal dan Pati.
Di Pati, sebanyak 35 santri di salah satu pesantren terkonfirmasi positif COVID-19 setelah dilakukan test swab. Di Kabupaten Tegal, satu siswa dinyatakan positif COVID-19 dan 29 orang disebut menjadi kontak eratnya di SD Bogares Kidul 02, Kecamatan Pangkah.
(Baca juga: 3 Kendaraan Besar Tabrakan, 2 Orang Tewas di Cipularang )
Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Jateng ini menyatakan jika pembelajaran tatap muka itu masih dilakukan, meski di zona hijau, tetap membahayakan kesehatan anak. Bahkan, lanjutnya, dengan minimnya kesadaran masyarakat dan pemerintah abai maka zona hijau justru bisa menjadi klaster baru penyebaran COVID-19.
Menurutnya, pembelajaran daring memang tak ideal dan tak seefektif saat tatap muka. Namun melihat kondisi pandemi seperti ini hal itu menjadi solusi terbaik. "Dengan catatan, ada terobosan dan inovasi kebijakan. Hal itu wajib, jika melihat proses pembelajaran daring di berbagai daerah di Jateng," kata Yudi yang juga Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jateng ini.
Sebelumnya, pihaknya telah mengusulkan masing-masing siswa memperoleh gadget dan gratis kuota internet. Setelah dikalkulasi, dana BOS mampu mencukupi kebutuhan anggaran. (Baca juga: 27 Pengawai PA Positif COVID-19, Ratusan Wanita Batal Jadi Janda )
"Artinya, mencukupi. Misalnya, jika sebelumnya seragam sekolah ditanggung pemerintah maka saat ini bisa saja dialihkan dulu untuk sarpras tadi (gadget). Program-program lain yang dirasa bisa dialihkan, seperti boardingschool dan pengadaan komputer bisa dialihkan dulu," pungkasnya.
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
(eyt)