Misteri Keberadaan Kerajaan Malayu usai Runtuhnya Sriwijaya di Pulau Sumatera
loading...
A
A
A
Nama Malayu sendiri kembali muncul berdasarkan referensi dari kitab Kakawin Pararaton dan Kakawin Negarakretagama di masa Kerajaan Majapahit.
Di dalam kedua sumber itu disebutkan, bahwa pada tahun 1275 Raja Singasari Kertanagara mengirimkan tentaranya ke Malayu. Pengiriman pasukan ini dikenal dengan sebutan Pamalayu.
Letak Malayu yang sangat strategis di pantai timur Sumatera dekat Selat Malaka, memegang peran penting dalam dunia pelayaran, dan perdagangan melalui Selat Malaka, yaitu antara India dan Cina dengan daerah-daerah di Indonesia bagian timur.
Bahkan di Ekspedisi Pamalayu ini Raja Kertanagara mengirimkan arca Buddha Amoghapasalokeswara serta 14 pengiringnya ke Malayu, sebagai hadiah. Hadiah ini merupakan bentuk persahabatan dan mestanya hubungan antara Singasari dan Malayu.
Keterangan mengenai hadiah dari Raja Kertanagara ini tertulis pada bagian lapik atau alas Arca Amoghapasalokeswara itu sendiri. Arca ini ditemukan kembali di daerah Sungai Langsat dekat Sijunjung, di daerah hulu Sungai Batanghari.
Setelah peristiwa ini, tidak diperoleh keterangan lainnya mengenai keadaan di Sumatera, baru kemudian pada masa pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani (1328-1350) diperoleh sedikit keterangan tentang daerah Malayu.
Rupa-rupanya Kerajaan Malayu ini muncul kembali sebagai pusat kekuasaan di Sumatera, sedangkan Sriwijaya setelah adanya ekspedisi Pamalayu dari Raja Kertanagara sudah tidak terdengar lagi beritanya.
Lihat Juga: Kisah Cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah, Gambaran Tentang Cinta yang Tak Memandang Harta
Di dalam kedua sumber itu disebutkan, bahwa pada tahun 1275 Raja Singasari Kertanagara mengirimkan tentaranya ke Malayu. Pengiriman pasukan ini dikenal dengan sebutan Pamalayu.
Letak Malayu yang sangat strategis di pantai timur Sumatera dekat Selat Malaka, memegang peran penting dalam dunia pelayaran, dan perdagangan melalui Selat Malaka, yaitu antara India dan Cina dengan daerah-daerah di Indonesia bagian timur.
Bahkan di Ekspedisi Pamalayu ini Raja Kertanagara mengirimkan arca Buddha Amoghapasalokeswara serta 14 pengiringnya ke Malayu, sebagai hadiah. Hadiah ini merupakan bentuk persahabatan dan mestanya hubungan antara Singasari dan Malayu.
Keterangan mengenai hadiah dari Raja Kertanagara ini tertulis pada bagian lapik atau alas Arca Amoghapasalokeswara itu sendiri. Arca ini ditemukan kembali di daerah Sungai Langsat dekat Sijunjung, di daerah hulu Sungai Batanghari.
Setelah peristiwa ini, tidak diperoleh keterangan lainnya mengenai keadaan di Sumatera, baru kemudian pada masa pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani (1328-1350) diperoleh sedikit keterangan tentang daerah Malayu.
Rupa-rupanya Kerajaan Malayu ini muncul kembali sebagai pusat kekuasaan di Sumatera, sedangkan Sriwijaya setelah adanya ekspedisi Pamalayu dari Raja Kertanagara sudah tidak terdengar lagi beritanya.
Lihat Juga: Kisah Cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah, Gambaran Tentang Cinta yang Tak Memandang Harta
(ams)