Cinta Inggit Garnasih Antarkan Indonesia ke Gerbang Kemerdekaan

Minggu, 09 Agustus 2020 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Besarnya penghargaan masyarakat kepada Inggit Garnasih tak lepas dari cinta, kesetiaan, dan pengorbanannya mendampingi Soekarno yang mendapat panggilan sayang Ngkus itu, mengarungi masa-masa sulit perjuangan selama 20 tahun.

Memang, Inggit tak memanggul senjata atau ikut pergerakan perempuan yang menelurkan ide-ide perjuangan. Cinta dan kesetian Inggit di masa-masa sulit, menjadi penguat tekad Soekarno mewujudkan Indonesia merdeka.

Betapa tidak, Inggit sempat membiayai kuliah Bung Karno saat menimba ilmu di Technische Hoge School, sekarang Institut Teknologi Bandung (ITB) dan aktivitas politiknya di Perserikatan Indonesia yang lalu berubah menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI).

Inggit juga menyokong semangat dan materi saat Soekarno dijebloskan ke Lapas Sukamiskin dan Banceuy, Bandung. Sumbangsih Inggit pun mengalir saat suaminya itu menyusun pembelaan atau pleidoi di Landraad Bandung.

Pleidoi yang dibacakan Soekarno dipersidangan dengan judul “Indonesia Menggoegat” pada 1930 menjadi tinta emas sejarah perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan melalui cara diplomasi dan intelektual.

Tak berhenti di situ, Inggit setia mendampingi saat Soekarno diasingkan ke Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 1935 dan Bengkulu pada 1938. Saat di Bengkulu inilah awal mula keretakan rumah tangga Inggit dan Soekarno. Soekarno jatuh hati kepada Fatmawati dan berniat memperistrinya.

Cinta Inggit Garnasih Antarkan Indonesia ke Gerbang Kemerdekaan

Seokarno dan Inggit Garnasih saat diasingkanke Bengkulu. Foto/Sampoer Merah

Meskipun resmi bercerai pada 1943 atau dua tahun sebelum Indonesia merdeka, Inggit tetap menyimpan perasaan cinta kepada Soekarno. Begitu juga Soekarno, masih menyimpan rasa cinta yang sama kepada Inggit. "Aku kembali ke Bandung dan kepada cintaku yang sesungguhnya," tulis Soekarno.

Hingga akhir hayatnya, Inggit tak pernah melepas cintanya kepada Bung Karno. Di usianya yang telah sangat senja 85 tahun, Inggit datang melayat saat Sang Proklamator wafat pada 21 Juni 1970. Air mata membasahi pipi Inggit.

Cinta Inggit Garnasih Antarkan Indonesia ke Gerbang Kemerdekaan

Inggit Garnasih (tengah) dipeluk Soekarmini, kakak kandung Soekarno. Foto/Cindy Adams dalam buku SoekarnoMy Friend
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1350 seconds (0.1#10.140)