Kisah Sultan Yogya Bakar Warisan Hamengkubuwono III Bikin Murka Pangeran Diponegoro

Senin, 11 Desember 2023 - 06:05 WIB
loading...
Kisah Sultan Yogya Bakar Warisan Hamengkubuwono III Bikin Murka Pangeran Diponegoro
Kraton Yogyakarta cikal bakal keberadaan pemukiman di wilayah Yogyakarta yang mulai dihuni pada tahun 1756. Foto/Istimewa
A A A
Kegagalan perlawanan Pangeran Diposono membuat Pangeran Diponegoro kecewa. Momen kekecewaan Pangeran Diponegoro kian memuncak seusai adanya dokumen rahasia yang diberikan ke Sultan Hamengkubuwono IV ternyata dibakar.

Dokumen itu sebenarnya ditulis ayah Pangeran Diponegoro, Sultan Hamengkubuwono III, yang mengakui hak kesulungannya atas tahta Yogya. Masalah ini konon sempat menjadi bahan perdebatan antara Pangeran Diponegoro dengan ibu tirinya

Saat itu membicarakan soal penunjukan pejabat polisi baru. Sang Sultan Yogya keempat itu konon pernah datang ke Tegalrejo, rumah Pangeran Diponegoro di ujung tahun 1822 untuk meminta dokumen penting itu.



Dokumen itu juga berisikan semua perjanjian politik sejak masa Inggris dengan Keraton Yogyakarta. Dengan berat hati Pangeran Diponegoro menyerahkan dokumen yang tersimpan dalam arsip pribadinya sambil betul-betul menekankan agar dokumen itu dijaga dengan baik.

Hal itu sebagaimana dikutip dari “Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro: 1785 – 1855”. Namun, menurut berbagai cerita sekembalinya sang raja muda ke keraton, ia justru langsung membakar dokumen itu untuk menghilangkan jejak bukti-bukti yang dapat mengancam tahtanya.



Pangeran Diponegoro tidak menyadari hal ini sampai sembilan bulan setelah kematian Sultan Hamengku Buwono IV pada Desember 1822. Saat itu Pangeran Diponegoro menulis surat kepada Ratu Ibu yang pada Juli 1820 bergelar Ratu Ageng.

Hal itu untuk menanyakan perihal dokumen itu sebagai pedoman rujukan bagi para Wali yang baru ditunjuk untuk Sultan Hamengku Buwono V yang masih balita. Di mana Diponegoro adalah juga salah seorang walinya. Reaksi Pangeran dikabarkan sangat marah.

Hal inilah yang kemudian mempercepat penolakannya untuk terus melakukan tugas - tugasnya dengan baik sebagai wali dan bermuara pada putusnya hubungan secara total dengan keraton. Sultan Keempat telah melakukan tindakan mengakibatkan terjadinya bencana di masa depan.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0978 seconds (0.1#10.140)