Kisah Orasi Bung Tomo Bakar Spirit Pejuang hingga Prajurit Khusus TKR Bantu Lawan Sekutu
loading...
A
A
A
Padahal, pada saat itu cuaca Surabaya cukup panas menyengat badan.
Namun, panasnya cuaca tidak menjadi masalah bagi ribuan orang Surabaya untuk tetap berdiri di lapangan hingga Bung Tomo menyelesaikan orasinya.
Bung Tomo berorasi selama kurang lebih satu jam. Selama itu pula, suasana berjalan aman terkendali tanpa gangguan sedikit pun.
Selesai menyimak pidato Bung Tomo, ribuan massa pun meninggalkan Lapangan Benteng, Surabaya dengan sangat tertib.
Tampaknya yang terhinosis oleh orasi Bung Tomo pada tanggal 10 November 1945 itu bukan hanya ribuan orang di Surabaya.
Bukan hanya kalangan sipil, tetapi juga kalangan aparatur negara yang juga bergerak cepat setelah mendengar orasi Bung Tomo.
Itu terlihat ketika seruan Bung Tomo disambut oleh Markas Tertinggi TKR Yogyakarta.
Kemudian, mereka mengirimkan Mayor Suwardi bersama dengan 23 orang calon kadet M.A sebagai artileris ke Surabaya. Semua terpengaruh oleh orasi Bung Tomo.
Orang yang semula enggan untuk berjuang dan berperang, justru menjadi semangat berperang karena menyimak orasi Bung Tomo. Orasinya menjelma menjadi komando yang sangat ampuh bagi gerakan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Lihat Juga: Kisah Cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah, Gambaran Tentang Cinta yang Tak Memandang Harta
Namun, panasnya cuaca tidak menjadi masalah bagi ribuan orang Surabaya untuk tetap berdiri di lapangan hingga Bung Tomo menyelesaikan orasinya.
Bung Tomo berorasi selama kurang lebih satu jam. Selama itu pula, suasana berjalan aman terkendali tanpa gangguan sedikit pun.
Selesai menyimak pidato Bung Tomo, ribuan massa pun meninggalkan Lapangan Benteng, Surabaya dengan sangat tertib.
Tampaknya yang terhinosis oleh orasi Bung Tomo pada tanggal 10 November 1945 itu bukan hanya ribuan orang di Surabaya.
Bukan hanya kalangan sipil, tetapi juga kalangan aparatur negara yang juga bergerak cepat setelah mendengar orasi Bung Tomo.
Itu terlihat ketika seruan Bung Tomo disambut oleh Markas Tertinggi TKR Yogyakarta.
Kemudian, mereka mengirimkan Mayor Suwardi bersama dengan 23 orang calon kadet M.A sebagai artileris ke Surabaya. Semua terpengaruh oleh orasi Bung Tomo.
Orang yang semula enggan untuk berjuang dan berperang, justru menjadi semangat berperang karena menyimak orasi Bung Tomo. Orasinya menjelma menjadi komando yang sangat ampuh bagi gerakan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Lihat Juga: Kisah Cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah, Gambaran Tentang Cinta yang Tak Memandang Harta
(shf)