Nasib Nahas Nambi, Mahapatih Majapahit yang Tewas setelah Kena Fitnah

Minggu, 05 November 2023 - 12:50 WIB
loading...
A A A
Nambi yang selama masa perjuangan telah memperlihatkan dedikasinya dipercaya Raden Wijaya untuk menjabat patih atau semacam perdana menteri. Nambi sebagai patih pertama di Majapahit diperkuat oleh prasasti Sukamerta (1296) yang memuat daftar nama para pejabat Majapahit.

Tercatat dalam prasasti itu beberapa nama, salah satunya Rakryan Patih Mpu Tambi. Namun pengangkatan Nambi sebagai patih tidak disukai Ranggalawe di Tuban, saudaranya sendiri. Ranggalawe menilai keputusan Raden Wijaya tidak tepat, sebab menurutnya, Nambi tidak terlalu hebat dalam berperang.

Dari ketiga sosok yang ikut merintis Majapahit yaitu Kebo Anabrang, Nambi dan Lembu Sora, menurut Ranggalawe, sosok Sora yang layak jadi patih karena hebat dalam urusan perang. Ketidakpuasan ini memicu apa yang dikenal dengan pemberontakan Ranggalawe pada 1295.

Untuk menghentikan gejolak di Tuban, Raden Wijaya menunjuk Nambi menumpas Ranggalawe. Dalam penyerangan itu, pasukan Majapahit yang dipimpin Nambi berhasil menghabisi Ranggalawe yang tewas di tangan Kebo Anabrang.

Tewasnya Ranggalawe membuat Arya Wiraraja marah besar, hingga membangun ibu kota berbenteng Kuto Renon atau Kota Marah. Jadi Kuto Renon adalah sebuah ibu kota berbenteng yang didirikan karena marah. Dampak lainnya dari tewasnya Ranggalawe itu, Nambi pun tidak diterima oleh Arya Wiraraja.

Mpu Nambi dalam pemerintahan Majapahit adalah salah seorang pendukung setia Wangsa Rajasa. Ini teruji saat ada pergolakan internal kerjaan. Nambi pula yang berperan menyingkirkan Tribuwana Tunggadewi sehingga suksesi kekuasaan ke Prabu Jayanagara, putra Raden Wijaya, berhasil. Namun, kesuksesan ini menjadi petaka bagi Nambi.

Dikisahkan, pada masa pemerintahan Prabu Jayanagara (1309-1328), Nambi masih menjabat sebagai patih. Jabatan patih ini ternyata diam-diam diincar juga oleh sosok licik bernama Mahapati. Dialah sosok yang selalu mengatur ketegangan hubungan Jayanagara dan Nambi.

Suatu hari tibalah waktunya bagi si licik kembali memainkan jurusnya untuk mencapai ambisi. Saat itu ada kabar bahwa ayah Nambi sakit keras. Nambi pun meminta restu Prabu Jayanegara untuk cuti pulang ke Lamajang (sekarang Lumajang), kampung ayahnya. Sesampainya di Lamajang, ayahnya ternyata sudah meninggal.

Melihat momen ini adalah peluang, Mahapati menyusul Nambi dengan modus melayat untuk menyampaikan ucapan duka cita dari Prabu Jayanegara. Lalu Mahapati menyarankan supaya Nambi memperpanjang cutinya dan Mahapati berjanji akan menyampaikannya kepada raja. Nambi yang tak menyadari itu jebakan, langsung menyetujui.

Namun, alih-alih menyampaikan ijin tambahan cuti bagi Nambi, Mahapati mengabarkan bahwa Nambi menolak untuk kembali ke istana. Bahkan, Nambi diceritakan sedang mempersiapkan pemberontakan. Mendengar kabar itu, Jayanagara marah dan menunjuk Mahapati memimpin pasukan menumpas Nambi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2709 seconds (0.1#10.140)