7 Fakta Bocah Korban Penyiksaan Ayah Kandung dan Ibu Tiri, Nomor 6 Dianiaya Secara Brutal

Jum'at, 13 Oktober 2023 - 10:30 WIB
loading...
A A A
M melihat ketika kepolisian usai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengambil beberapa barang bukti, dari ruangan yang diduga dijadikan tempat penyekapan D.

”Kemarin waktu polisi datang ke sini saya lihat itu memang kecil sekali ruangannya, ukurannya 1,5 x 1 meter, di dalam cuma ada meja blabak, kompor bekas, gelap kondisinya. Ya dia (korban) tidurnya sehari-hari itu di blabak itu,” beber M kembali.

4. Kondisi Korban D Mengerikan


D berhasil dievakuasi dari rumahnya, usai warga melaporkan kasus itu ke perangkat lingkungan setempat diteruskan ke kepolisian dan dinas terkait. Korban dievakuasi Senin malam (9/10/2023) dan dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Tubuhnya yang dahulu disebut M gemuk berubah drastis menjadi kurus, dengan beberapa luka di sekujur tubuhnya. Bahkan beberapa bekas luka bakar melepuh hingga telah berwarna putih terlihat di tangan.

”Di tangannya putih semua, mungkin yang dicelupkan ke panci berisi air mendidih itu, ada bekas luka bakar coklat, di kaki juga ada, luka lebam seluruh tubuh, kepalanya itu sudah parah,” kata M, ditemui di rumahnya pada Kamis (12/10/2023).

Saat korban berhasil keluar rumah ditolong oleh tetangga lain di sekitar rumahnya, kondisinya tidak bisa berbicara. Ia kemudian dibelikan makanan roti sisir dua buah dan susu, karena kondisinya yang miris, serta tidak bisa berbicara.

”Awalnya nggak bisa ngomong, tapi seteleh makan roti sisir dua, dan minum susu baru ngaku akhirnya disiksa semua. Waktu itu ibu-ibu itu sekitar situ (rumah korban) nangis semua, kaget, nggak nyangka, karena selama ini nggak pernah keluar (korban),” ungkap dia.

Sementara menurut polisi saat dievakuasi korban D tengah tertidur di ruangan bagian belakang rumah EN. D dalam kondisi lemas tak berdaya, dengan penuh luka di sekujur tubuhnya.

5. Catatan Negatif Tetangga ke Ayah Korban D


Kasus penyekapan dan penyiksaan D terungkap, keluarga JA dan EN memiliki sederet persoalan sosial dengan tetangga - tetangganya. Mereka disebut selama tinggal tiga tahun di lingkungan tersebut, baru mulai bersosialisasi dalam setahun terakhir itu pun sangat jarang.

”(Pak Joko) tinggal kurang lebih 3 tahun, kurang sosialisasi tertutup sekali. Suaminya Bu Eni ini baru mau kerja bakti sebelumnya nggak, sudah mau ternyata ada kejadiannya kayak gini,” ungkap M, tetangga korban.

M, perempuan tetangga korban juga menyebut Eni bahkan baru mau keluar rumah dan mengikuti kegiatan tahlil ketika neneknya meninggal. Jangan kan berinteraksi berbincang dengan warga, keluar rumah pun satu keluarga itu tak terlihat sama sekali.

”Semua tertutup, Bu Eni-nya juga tertutup, disuruh ngaji juga gak mau, baru mau ikut tahlilan sehabis mbahnya meninggal, dulu nggak, baru ada satu tahun. Kalau ada kerja bakti nggak ikut, ikut setelah ada ajakan, setelah mbahnya meninggal,” bebernya.

6. Korban D Dianiaya Secara Brutal


Keterangan warga dan pengakuan pelaku saat diinterogasi diketahui fakta miris. Pelaku utama adalah ayah kandungnya sendiri berinisial JA (36). Ia memasak air di panci, ketika air itu mendidih, tangan si anak dimasukkan ke panci tersebut, sehingga mengalami luka bakar.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1913 seconds (0.1#10.140)