Kisah Heroik 19 Santri di Kediri, Sabetan Pedangnya Bikin Ribuan Orang PKI Kalang Kabut
loading...
A
A
A
Akibat teror, jumlah santri di Pondok Pesantren Ploso, yang semula 600 orang menyusut tinggal 22 orang. Sementara meski kalah jauh dari sisi jumlah, para santri yang ditugaskan menghadang orang-orang PKI tidak merasa gentar.
Sebelum berangkat ke medan tempur, 19 santri yang dipimpin Kiai Ghozali Burdah lebih dahulu digembleng. Pertempuran tidak seimbang antara 19 santri Pondok Pesantren Ploso, melawan ribuan orang PKI itu pun meletus.
Sebanyak 19 santri bersenjatakan pedang. Sedangkan ribuan orang-orang PKI bersenjata panah dan bom molotov. Ajaib. Tidak satupun brondongan panah dan bom molotov yang sanggup mencederai para santri.
Sebaliknya, delapan orang anggota PKI tewas dalam pertempuran. Menghadapi sabetan pedang 19 santri, ribuan orang PKI sontak memilih mundur, dengan sebagian lainnya kocar-kacir lari menyelamatkan diri.
Begitu juga saat bertempur di kaki Gunung Wilis, 19 santri Pondok Pesantren Ploso juga berhasil membuat ribuan orang-orang PKI berhamburan menyelamatkan diri. Sebanyak 11 orang PKI tewas, dan mereka yang luka-luka tidak terhitung jumlahnya.
Melihat pemandangan itu Komandan Koramil Mojo, Letnan Sunaryo yang berdiri di belakang santri hanya bisa geleng-geleng kepala, nyaris tidak percaya. Setelah peristiwa itu, orang-orang PKI di Kediri tidak berani lagi menyerang pesantren. "Kiai Ghozali (Ghozali Burdah) berkesimpulan, bahwa senjata paling ampuh dalam menghadapi musuh adalah keberanian".
Lihat Juga: Kisah Malam Takbiran di Timor Timur, Bukan Diiringi Suara Bedug Melainkan Desingan Peluru
Sebelum berangkat ke medan tempur, 19 santri yang dipimpin Kiai Ghozali Burdah lebih dahulu digembleng. Pertempuran tidak seimbang antara 19 santri Pondok Pesantren Ploso, melawan ribuan orang PKI itu pun meletus.
Sebanyak 19 santri bersenjatakan pedang. Sedangkan ribuan orang-orang PKI bersenjata panah dan bom molotov. Ajaib. Tidak satupun brondongan panah dan bom molotov yang sanggup mencederai para santri.
Baca Juga
Sebaliknya, delapan orang anggota PKI tewas dalam pertempuran. Menghadapi sabetan pedang 19 santri, ribuan orang PKI sontak memilih mundur, dengan sebagian lainnya kocar-kacir lari menyelamatkan diri.
Begitu juga saat bertempur di kaki Gunung Wilis, 19 santri Pondok Pesantren Ploso juga berhasil membuat ribuan orang-orang PKI berhamburan menyelamatkan diri. Sebanyak 11 orang PKI tewas, dan mereka yang luka-luka tidak terhitung jumlahnya.
Melihat pemandangan itu Komandan Koramil Mojo, Letnan Sunaryo yang berdiri di belakang santri hanya bisa geleng-geleng kepala, nyaris tidak percaya. Setelah peristiwa itu, orang-orang PKI di Kediri tidak berani lagi menyerang pesantren. "Kiai Ghozali (Ghozali Burdah) berkesimpulan, bahwa senjata paling ampuh dalam menghadapi musuh adalah keberanian".
Lihat Juga: Kisah Malam Takbiran di Timor Timur, Bukan Diiringi Suara Bedug Melainkan Desingan Peluru
(eyt)