Terdampak Karhutla Sumsel, 5 Santri Ogan Ilir Dirawat di RS, 30 Siswa Mengungsi
loading...
A
A
A
OGAN ILIR - Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang tak jauh permukiman warga di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan menyebabkan warga dan santri Pesantren At-Tauhid di Desa Talang Pangeran Ilir, Kecamatan Pemulutan Barat terpaksa mengungsi.
Lima santri harus dilarikan ke rumah sakit lantaran sesak napas dan 30 santri harus diungsikan ketempat aman. ”Asap dari kebakaran memenuhi ponpes yang menyebabkan santri sesak napas,” kata SDM Ponpes At-Atauhid, Panca kepada wartawan, Kamis (14/9/2023).
Menurut dia, puluhan santrinya tersebut tak tahan akan asap tebal akibat Karhutla yang tak jauh dari lokasi mereka bermukim dan belajar. Sehingga bencana Karhutla tersebut sangat berdampak bagi aktivitas di pondok pesantren tersebut.
”Para santri ini sudah dievakuasi dibantu petugas pemadam kebakaran untuk diungsikan ketempat aman, sebagian santri juga sudah dijemput pihak keluarga,” ujarnya.
Sejauh ini, kata dia, terdata lima orang santri yang mengalami sesak napas dan harus menjalani perawaran di Rumah Sakit Ar Royan Ogan Ilir karena mengalami sesak nafas parah.
Hingga saat ini, para santri maupun warga terpaksa menggunakan masker untuk menghindari dampak asap.
Sebagian santri mengeluhkan batuk-batuk dan mata perih. Petugas yang turun langsung ke lokasi memberikan suplemen agar daya tahan tubuh mereka tetap terjaga. ”Sementara kegiatan di ponpes diliburkan hingga bencana Karhutla bisa dipadamkan,” ungkapnya.
Sementara semua pihak diminta waspada akan bahaya dari Karhutla ini karena sangat berdampak pada kesehatan. Penanganan Karthutla di Sumsel hingga kini masih dilakukan Pemprov Sumsel, TNI, Polri, dan tim relawan lainnya.
Lima santri harus dilarikan ke rumah sakit lantaran sesak napas dan 30 santri harus diungsikan ketempat aman. ”Asap dari kebakaran memenuhi ponpes yang menyebabkan santri sesak napas,” kata SDM Ponpes At-Atauhid, Panca kepada wartawan, Kamis (14/9/2023).
Menurut dia, puluhan santrinya tersebut tak tahan akan asap tebal akibat Karhutla yang tak jauh dari lokasi mereka bermukim dan belajar. Sehingga bencana Karhutla tersebut sangat berdampak bagi aktivitas di pondok pesantren tersebut.
”Para santri ini sudah dievakuasi dibantu petugas pemadam kebakaran untuk diungsikan ketempat aman, sebagian santri juga sudah dijemput pihak keluarga,” ujarnya.
Sejauh ini, kata dia, terdata lima orang santri yang mengalami sesak napas dan harus menjalani perawaran di Rumah Sakit Ar Royan Ogan Ilir karena mengalami sesak nafas parah.
Hingga saat ini, para santri maupun warga terpaksa menggunakan masker untuk menghindari dampak asap.
Sebagian santri mengeluhkan batuk-batuk dan mata perih. Petugas yang turun langsung ke lokasi memberikan suplemen agar daya tahan tubuh mereka tetap terjaga. ”Sementara kegiatan di ponpes diliburkan hingga bencana Karhutla bisa dipadamkan,” ungkapnya.
Sementara semua pihak diminta waspada akan bahaya dari Karhutla ini karena sangat berdampak pada kesehatan. Penanganan Karthutla di Sumsel hingga kini masih dilakukan Pemprov Sumsel, TNI, Polri, dan tim relawan lainnya.
(ams)