Bangun Koneksi Jalur Sumatera untuk Indonesia Maju
loading...
A
A
A
Dana tersebut akan dipakai untuk membangun ruas Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 km, ruas Simpang Indralaya-Muara Enim 119 km, dan Pekanbaru-Pangkalan 95 km.
Menurut dia, pendanaan ini akan memperkuat Global Bonds senilai Rp9 triliun yang sebelumnya telah didapat PT Hutama Karya. Struktur permodalan perseroan juga akan makin solid, dalam rangka mendukung Nawacita pemerintah.
Urat Nadi Ekonomi dan Pariwisata
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Jambi Budi Setiawan mengungkapkan, salah satu persoalan lambatnya pertumbuhan ekonomi Sumatera adalah infrastruktur jalan. Saat ini, arus barang antar daerah masih berbiaya tinggi, akibat membengkaknya ongkos distribusi.
Sedangkan ekonomi Sumatera lebih banyak ditopang hasil sumber daya alam (SDA). Seperti perkebunan, pertambangan, pertanian, dan sebagian hasil produk manufaktur. Barang ekonomi tersebut, mayoritas masih dikirim ke Pulau Jawa, sebagai pangsa pasar utama.
"Kami menghadapi tantangan besar pada proses distribusi barang. Pengiriman produk bisa memakan waktu berjam-jam. Misalnya dari Jambi ke Palembang bisa 16 jam, karena kondisi jalan hancur, macet, dan persoalan lainnya," ungkap Budi.
Lambatnya distribusi barang, ujar dia, berpengaruh terhadap lambatnya perputaran produk. Perputaran uang atau cash flow cenderung lambat. Tak heran, walaupun sumber daya alam melimpah, kontribusi 10 provinsi di Sumatera terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional hanya 22,21% pada tahun 2015.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi di sebagian provinsi di Sumatera pada 2019 di bawah 5%. Provinsi Jambi tercatat sebesar 4,40% (yoy), Provinsi Bengkulu 4,96%, Provinsi Riau 4,89%, dan Provinsi Aceh 4,15%.
Sedangkan provinsi yang mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 5%, di antaranya Provinsi Sumatera Barat 5,13% dan Provinsi Lampung 5,27%.
Menurut Budi, ketersediaan infrastruktur jalan yang memadai diyakini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi Sumatera yang memiliki populasi penduduk sekitar 55 juta jiwa ini.
Rencana pemerintah membangun Jalan Tol Trans Sumatera, adalah keputusan tepat. Mega proyek ini diharapkan bisa memutus kebuntuan akan solusi mahalnya biaya distribusi.
Menurut dia, pendanaan ini akan memperkuat Global Bonds senilai Rp9 triliun yang sebelumnya telah didapat PT Hutama Karya. Struktur permodalan perseroan juga akan makin solid, dalam rangka mendukung Nawacita pemerintah.
Urat Nadi Ekonomi dan Pariwisata
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Jambi Budi Setiawan mengungkapkan, salah satu persoalan lambatnya pertumbuhan ekonomi Sumatera adalah infrastruktur jalan. Saat ini, arus barang antar daerah masih berbiaya tinggi, akibat membengkaknya ongkos distribusi.
Sedangkan ekonomi Sumatera lebih banyak ditopang hasil sumber daya alam (SDA). Seperti perkebunan, pertambangan, pertanian, dan sebagian hasil produk manufaktur. Barang ekonomi tersebut, mayoritas masih dikirim ke Pulau Jawa, sebagai pangsa pasar utama.
"Kami menghadapi tantangan besar pada proses distribusi barang. Pengiriman produk bisa memakan waktu berjam-jam. Misalnya dari Jambi ke Palembang bisa 16 jam, karena kondisi jalan hancur, macet, dan persoalan lainnya," ungkap Budi.
Lambatnya distribusi barang, ujar dia, berpengaruh terhadap lambatnya perputaran produk. Perputaran uang atau cash flow cenderung lambat. Tak heran, walaupun sumber daya alam melimpah, kontribusi 10 provinsi di Sumatera terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional hanya 22,21% pada tahun 2015.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi di sebagian provinsi di Sumatera pada 2019 di bawah 5%. Provinsi Jambi tercatat sebesar 4,40% (yoy), Provinsi Bengkulu 4,96%, Provinsi Riau 4,89%, dan Provinsi Aceh 4,15%.
Sedangkan provinsi yang mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 5%, di antaranya Provinsi Sumatera Barat 5,13% dan Provinsi Lampung 5,27%.
Menurut Budi, ketersediaan infrastruktur jalan yang memadai diyakini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi Sumatera yang memiliki populasi penduduk sekitar 55 juta jiwa ini.
Rencana pemerintah membangun Jalan Tol Trans Sumatera, adalah keputusan tepat. Mega proyek ini diharapkan bisa memutus kebuntuan akan solusi mahalnya biaya distribusi.