Panas! Begini Penampakan Ribuan Warga Pulau Rempang dan Galang saat Geruduk BP Batam
loading...
A
A
A
BATAM - Aksi demonstrasi menolak relokasi warga Pulau Rempang, dan Pulau Galang, di kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, berlangsung panas. Bahkan, Dandim 0316 Batam, Letkol Inf. Galih Brahmantyo sampai terluka usai terkena lemparan batu.
Demonstrasi tersebut digelar Aliansi Pemuda Melayu, untuk menolak rencana relokasi warga Pulau Rempang karena adanya investasi dari PT Makmur Elok Graha. Ribuan massa nyaris terlibat kericuhan, karena memaksa masuk ke dalam Kantor BP Batam.
Massa yang diadang di depan pintu masuk, nekat melemparkan batu dan boto air minum. Bahkan, pagar di depan Kantor BP Batam nyaris roboh karena didorong ribuan massa yang tetap memaksa masuk ke dalam kantor.
Perwakilan warga Melayu Rempang, Rusli mengaku kehadiran ribuan warga ini untuk menolak rencana BP Batam menggusur 16 titik kampung tua yang ada di Pulau Rempang, dan Pulau Galang, dengan luasan mencapai 17 ribu hektare.
Pertemuan antara perwakilan warga dengan Kepala BP Batam, yang juga merupakan Wali Kota Batam, Muhammad Rudi tidak menemukan kata sepakat. "Masyarakat meminta BP Batam tidak melakukan kegiatan apapun, hingga ada keputusan dari pemerintah pusat," tegasnya.
Kapolresta Barelang, Kombes Pol. Nugroho Tri Nuryanto mengakui situasi sempat memanas dan terjadi aksi pelemparan. Bahkan dia dan Dandim sempat terkena lemparan dari massa, namun situasi akhirnya bisa diredam dan warga kembali dengan tertib.
"Saya yakin masyarakat Kota Batam ini sangat cinta damai, dan tidak menginginkan adanya kerusuhan. Pastinya kami akan melakukan pengawalan secara sabar, dan tidak terpancing emosi, agar situasi tetap dapat kondusif," tuturnya.
Lihat Juga: Semangat Berbagi dan Kebersamaan Warnai Iduladha di Rempang dan Galang Bersama AGP dan MEG
Demonstrasi tersebut digelar Aliansi Pemuda Melayu, untuk menolak rencana relokasi warga Pulau Rempang karena adanya investasi dari PT Makmur Elok Graha. Ribuan massa nyaris terlibat kericuhan, karena memaksa masuk ke dalam Kantor BP Batam.
Massa yang diadang di depan pintu masuk, nekat melemparkan batu dan boto air minum. Bahkan, pagar di depan Kantor BP Batam nyaris roboh karena didorong ribuan massa yang tetap memaksa masuk ke dalam kantor.
Perwakilan warga Melayu Rempang, Rusli mengaku kehadiran ribuan warga ini untuk menolak rencana BP Batam menggusur 16 titik kampung tua yang ada di Pulau Rempang, dan Pulau Galang, dengan luasan mencapai 17 ribu hektare.
Pertemuan antara perwakilan warga dengan Kepala BP Batam, yang juga merupakan Wali Kota Batam, Muhammad Rudi tidak menemukan kata sepakat. "Masyarakat meminta BP Batam tidak melakukan kegiatan apapun, hingga ada keputusan dari pemerintah pusat," tegasnya.
Kapolresta Barelang, Kombes Pol. Nugroho Tri Nuryanto mengakui situasi sempat memanas dan terjadi aksi pelemparan. Bahkan dia dan Dandim sempat terkena lemparan dari massa, namun situasi akhirnya bisa diredam dan warga kembali dengan tertib.
"Saya yakin masyarakat Kota Batam ini sangat cinta damai, dan tidak menginginkan adanya kerusuhan. Pastinya kami akan melakukan pengawalan secara sabar, dan tidak terpancing emosi, agar situasi tetap dapat kondusif," tuturnya.
Lihat Juga: Semangat Berbagi dan Kebersamaan Warnai Iduladha di Rempang dan Galang Bersama AGP dan MEG
(eyt)