Hevenu Shalom Aleichem Panji Gumilang Dinilai Haram Oleh BMN Ma'had 'Aly
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun, Panji Gumilang menggunakan dan mempopulerkan salam Hevenu Shalom Aleichem. Ucapan salam Panji Gumilang tersebut, dinilai haram oleh Bahtsul Masail Nasional (BMN) Ma'had 'Aly IV.
Menurut Ketua Pelaksana BMN Ma'had 'Aly IV, Mirwan Fadlulloh, ucapan yang disampaikan Panji Gumilang saat peringatan 1 Muharram 1444 H adalah nyanyian rohani. Dapat disimpulkan, lafadz tersebut yaitu nafsul ibadah bagi non muslim.
"Salam dari Panji Gumilang yang Hevenu Shalom Aleichem, ternyata memang bahasa salah satu nyanyian dari agama Yahudi. Jadi menurut pandangan kaca mata syariat, salam ini tidak boleh digunakan oleh umat Islam, atau haram digunakan oleh umat Islam," kata Mirwan, Rabu (28/6/2023).
Mirwan menjelaskan, ucapan yang dipopulerkan Panji Gumilang tersebut, merupakan salah satu pembahasan dalam BMN Ma'had 'Aly IV. Mengingat salam tersebut tersebar luas di berbagai lini massa yang bisa diakses masyarakat.
Sebagai rakyat biasa, lanjut Mirwan, tindakan yang bisa dilakukannya adalah mengingkari apa yang diucapkan Panji Gumilang. Mengingat salam tersebut sudah menyalahi syariat.
"Kalau kita mampu bisa menasehatinya. Untuk kita para mahasiswa harus berani menyuarakan bahwa ini kegiatan yang tidak boleh, dianggap haram," ujarnya. Selain itu, langkah yang akan diambil BMN setelah ini adalah menyebarluaskan ke masyarakat bahwa salam itu tidak boleh dipakai.
Kemudian, Mirwan berharap, MUI bisa memperhatikan hasil dari BMN ini bahwa ucapan Panji Gumilang itu adalah haram. "Iya (membodohi), selain ucapan ini salah, artinya Panji Gumilang ini melegalkan salam tersebut. Ternyata salam ini tidak boleh dilakukan menurut kaca mata syariat. Juga menyesatkan," terang Presiden Mahasiswa Ma'had 'Aly Andalusia itu.
"Ini potensi menyesatkan orang awam," lanjutnya. Shalom Aleichem merupakan nyanyian tradisional, yang dinyanyikan pada hari Jumat malam pada awal Sabat, yaitu hari Sabat Yahudi. Dalam hal ini, kata-katanya dimaksudkan untuk menyambut para malaikat. Nyanyian itu dapat dinyanyikan sekurang-kurangnya dengan empat melodi, tetapi selalu dibawakan dengan sukacita yang besar.
Baca Juga
Menurut Ketua Pelaksana BMN Ma'had 'Aly IV, Mirwan Fadlulloh, ucapan yang disampaikan Panji Gumilang saat peringatan 1 Muharram 1444 H adalah nyanyian rohani. Dapat disimpulkan, lafadz tersebut yaitu nafsul ibadah bagi non muslim.
"Salam dari Panji Gumilang yang Hevenu Shalom Aleichem, ternyata memang bahasa salah satu nyanyian dari agama Yahudi. Jadi menurut pandangan kaca mata syariat, salam ini tidak boleh digunakan oleh umat Islam, atau haram digunakan oleh umat Islam," kata Mirwan, Rabu (28/6/2023).
Mirwan menjelaskan, ucapan yang dipopulerkan Panji Gumilang tersebut, merupakan salah satu pembahasan dalam BMN Ma'had 'Aly IV. Mengingat salam tersebut tersebar luas di berbagai lini massa yang bisa diakses masyarakat.
Sebagai rakyat biasa, lanjut Mirwan, tindakan yang bisa dilakukannya adalah mengingkari apa yang diucapkan Panji Gumilang. Mengingat salam tersebut sudah menyalahi syariat.
"Kalau kita mampu bisa menasehatinya. Untuk kita para mahasiswa harus berani menyuarakan bahwa ini kegiatan yang tidak boleh, dianggap haram," ujarnya. Selain itu, langkah yang akan diambil BMN setelah ini adalah menyebarluaskan ke masyarakat bahwa salam itu tidak boleh dipakai.
Kemudian, Mirwan berharap, MUI bisa memperhatikan hasil dari BMN ini bahwa ucapan Panji Gumilang itu adalah haram. "Iya (membodohi), selain ucapan ini salah, artinya Panji Gumilang ini melegalkan salam tersebut. Ternyata salam ini tidak boleh dilakukan menurut kaca mata syariat. Juga menyesatkan," terang Presiden Mahasiswa Ma'had 'Aly Andalusia itu.
"Ini potensi menyesatkan orang awam," lanjutnya. Shalom Aleichem merupakan nyanyian tradisional, yang dinyanyikan pada hari Jumat malam pada awal Sabat, yaitu hari Sabat Yahudi. Dalam hal ini, kata-katanya dimaksudkan untuk menyambut para malaikat. Nyanyian itu dapat dinyanyikan sekurang-kurangnya dengan empat melodi, tetapi selalu dibawakan dengan sukacita yang besar.
(eyt)