Menyayat Hati! Kisah Aan Diniyati Dorong Kursi Roda Suami Sejauh 10 Km ke RS untuk Cuci Darah sejak 2018
loading...
A
A
A
"Kalau dulu saya kerjaannya mbutik bawang merah. Ngga cukup buat beli kursi roda, jadi saya ngamen agar bisa tercukupi buat beli kursi roda," terang Aan.
Selama mengurus suami, wanita ini mengaku, perhatian terhadap anak berkurang. Selain harus mengurus keperluan sehari hari, dia juga perlu mencari nafkah untuk makan. Karena alasan itu, Aan menitipkan anaknya ke salah satu panti asuhan agar bisa tetap sekolah.
"Supaya bisa tetap sekolah, anak saya satu satunya saya titipkan ke panti asuhan. Alhamdulilah biaya sekolah ditanggung panti," ucapnya.
Sementara itu, Direktur RS Bhakti Asih, dr Khoziatun Azmi mengatakan, selama masa pengobatan semua biaya ditanggung oleh BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran (PBI). Sehingga, keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya apa pun.
"Alhamdulillah, selama cuci darah menggunakan BPJS Kesehatan PBI. Jadi, tidak bayar," ujar Azmi.
Selama mengurus suami, wanita ini mengaku, perhatian terhadap anak berkurang. Selain harus mengurus keperluan sehari hari, dia juga perlu mencari nafkah untuk makan. Karena alasan itu, Aan menitipkan anaknya ke salah satu panti asuhan agar bisa tetap sekolah.
"Supaya bisa tetap sekolah, anak saya satu satunya saya titipkan ke panti asuhan. Alhamdulilah biaya sekolah ditanggung panti," ucapnya.
Sementara itu, Direktur RS Bhakti Asih, dr Khoziatun Azmi mengatakan, selama masa pengobatan semua biaya ditanggung oleh BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran (PBI). Sehingga, keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya apa pun.
"Alhamdulillah, selama cuci darah menggunakan BPJS Kesehatan PBI. Jadi, tidak bayar," ujar Azmi.
(shf)