Kisah Pangeran Sambernyawa, Pendiri Mangkunegaran yang Sepak Terjangnya Ditakuti Belanda

Senin, 12 Juni 2023 - 10:13 WIB
loading...
A A A
Kekesalan yang memuncak membuat Raden Mas Said keluar dari keraton dan mengadakan perlawanan terhadap raja. Sang pangeran bersama para pengikutnya menghimpun kekuatan di daerah Selogiri, Wonogiri.

Konon saat itu Raden Mas Said memakai sebuah batu dalam menyusun strategi. Batu tersebut kini dikenal sebagai watu gilang sebagai awal tempat perjuangannya melawan ketidakadilan dan penjajahan.

Raden Mas Said yang terkenal dengan sebutan Pangeran Sambernyawa bersama pasukannya membuat kocar-kacir musuh. Pada 1741-1742, Pangeran Samber Nyawa memimpin perlawanan melawan penjajah Belanda. Selanjutnya bersama Pangeran Mangkubumi berperang melawan Mataram dan Belanda selama sembilan tahun, yakni 1743-1752.

Usai Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755, Pangeran Sambernyawa berjuang melawan pasukan Raja Pakubuwono III dan Hamengku Buwono I serta pasukan penjajah Belanda (VOC).

Kehebatan Pasukan Sambernyawa dan pasukannya dalam berperang tersohor hingga saat ini. Sekitar 250 kali pertempuran pernah dijalani dan tidak menderita kekalahan berarti.

Pangeran Sambernyawa dalam menyemangati pasukannya memiliki semboyan Tiji Tibeh (mati siji mati kabeh atau mukti siji mukti kabeh), yang artinya mati satu mati semua atau makmur satu makmur semua.

Dalam sejumlah literatur disebutkan, Pangeran Sambernyawa menggunakan semboyan Tiji Tibeh untuk membakar semangat pasukannya saat bertempur.

Dengan kedigdayaan inilah kemudian Raden Mas Said mendapat sebutan Pangeran Sambernyawa (penyambar nyawa) atau penebar maut bagi musuhnya dalam medan pertempuran.

Hingga akhirnya penjajah Belanda mengajak berunding di Salatiga pada 17 Maret 1757.

Perundingan yang melibatkan Paku Buwono III, Hamengkubuwono I dan penjajah Belanda itu disepakati Pangeran Sambernyawa mendapat kekuasan adipati mandiri dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro I. Kesepakatan itu tertuang dalam Perjanjian Salatiga. Wilayah Mangkunegaran meliputi sebagian Wonogiri, Karanganyar, dan Gunungkidul.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1833 seconds (0.1#10.24)