Kisah Siti Manggopoh, Sosok Wanita Legendaris Berjuluk Singa Betina dari Minang

Senin, 12 Juni 2023 - 05:02 WIB
loading...
A A A
Menggunakan taktik perang gerilya dan taktik umpan untuk melakukan perlawanan, membuat pasukan Siti Manggopoh dengan mudah menakhlukkan pasukan Belanda. Tak kuasa menghadapi kekalahan, serdadu Belanda melakukan balasan secara membabibuta, dengan melakukan penangkapan massal terhadap warga Manggopoh.



Blokade total dilakukan serdadu Belanda, untuk menumpas perlawanan Siti Manggopoh bersama pasukannya. Bahkan, akibat blokade total tersebut, Nagari Manggopoh berubah menjadi daerah terisolir karena seluruh jalan ditutup barikade serdadu Belanda.

Perang yang dipicu oleh penarikan pajak secara semena-mena ini, terjadi pada tahun 1908. Dilansir dari kesbangpol.sumbarprov.go.id, perang Manggopoh bukanlah perlawanan lokal anak Nagari Manggopoh semata, namun merupakan bentuk perlawanan rakyat Sumatera Barat, terhadap penjajahan Belanda.

Siti Manggopoh, perempuan Minang yang begitu pemberani dan gagah berani mengangkat sejata melawan penjajah Belanda. Dia seperti singa betina dari Minang, yang tak mengenal rasa takut untuk membebaskan rakyat dari cengkeraman penjajah.

Siti Manggopoh wafat pada 20 Agustus 1965 di Gasan Gadang, Padang Pariaman. Proses pemakaman Siti Manggopoh dilaksanakan secara kenegaraan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, Lolong, Padang.

Pemerintah mengakui jasa-jasa Siti Manggopoh dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, dan menetapkannya sebagai Perintis Kemerdekaan sejak 1964. Penetapan ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Sosial Nomor Pol: 1379/64/P.K. Lembaran Negara nomor 19/1964, tanggal 17 Januari 1964.



Salah satu peninggalan dan jejak perang Manggopoh, yang hingga kini masih berdiri kokoh adalah Masjid Siti Manggopoh. Di masjid ini, sering digunakan sebagai tempat rapat dan menyusun strategi melawan penjajah Belanda.

Dalam laman kebudayaan.kemdikbud.go.id disebutkan, digunakannya masjid tersebut sembagai tempat mengatur strategi perang melawan Belanda, diketahui dari keterangan takmir Masjid Gadang Manggopoh, Abrur Muthalib. Masjid kuno itu, dibangun sekitar tahun 1842, atas Prakarsa Syech Abdul Muthalib atau dikenal dengan sebutan Ungku Batu Bidai.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1603 seconds (0.1#10.140)